I

38 14 3
                                    




"PRANGGGGG" piring terjatuh dari meja makan. "Aduh maah maap aku buru-buru nihh!" sebut Samudra yang sedang panik karena akan masuk ke sekolah barunya, Louta International School, sekolah yang penuh dengan anak-anak yang kaya raya yang juga penuh dengan prestasi yang selalu meningkat tahun per tahun.

Samudra pun bertanya tanya dengan mamahnya, mengapa ia bisa masuk ke sekolah elite itu padahal notabenenya, status keluarga Samudra bukanlah keluarga yang berkecukupan.  Pakailah kesempatan ini sebaik-baiknya ya nak, dan jangan pernah lengah belajar."

Dengan pesan mama yang dikatakan pagi ini, Samu sebenarnya juga masih bingung karena mamanya tidak pernah menjawabnya dengan jawaban asli dan malah diselipkan nasihat-nasihat rohani. "Ini emak rasa ustadzah yee" ucapnya dalam benaknya.

Ia pun lari ke motornya yang dibelikan pamannya. Dengan sekencang angin pun ia melaju, tak sadarkan diri ternyata sudah terlewat dua blok setelah patokan alamat, makanya ia pun kesusahan mencari sekolahnya, "Ini apes ape gimana si gue masa sekolah segede ini kelewatan yak"

"Noh bang elu mundur ampe ketemu pos satpam nanti ada banyak motor dah tuh itu sekolahnyee" jawab Pak Mali, setelah mencari alamat sekolahnya yang benar ke penjual gorengan, ia pun memarkirkan motornya diluar sekolah karena ternyata ia sudah telat dua puluh menit .

Samudra pun dengan malas memungut tasnya dari motornya dan pergi ke barisan anak -anak telat.

Samudra dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang