TENTANG RINDU

28 29 100
                                    

Kadang keceriaan itu kita dapat dari luar rumah , bukan dari dalam keluarga yang hanya mementingkan dirinya masing-masing
Aron~




"Baik anak anak hari ini ada jadwal ujian harian mata pelajaran matematika , materi tentang Phitaghoras, silahkan siapkan kertas selembar " pinta Bu Dian.

"Yahhhhhhh"

"TIADAKAN UJIAN HARIAN"

"Bu Dian yang baik, nanti Marshel beliin coklat ya?ya?ya?"

"UJIAN adalah musuhku, Hazel adalah masa depanku"

Hazel geli mendengarnya (^^)

"Gaada Komplen cepat siapkan kertas selembar, SEKARANG!!!!"

"Maaf saya terlambat Bu" ucapnya sembari mengatur nafas ,

"Sudah berapa kali saya ulangi , disiplin " tegas Bu Dian

"Besok saya janji tidak akan terlambat lagi Bu" ucapnya omong kosong belaka.

"Silahkan duduk , jika kamu ulangi lagi saya tidak akan segan-segan melaporkan kamu ke kepala sekolah"

Jlebbb

Pak Murdoko adalah ayah Aron Bagaskara , pak Murdoko yang terkenal kedisiplinannya, tapi mengapa anaknya berbeda ?, Itulah yang masih jadi misterius . Kedisiplinan bukanlah anugrah , kedisiplinan tumbuh karena kemauan kita sendiri . Aron selalu takut jika perbuatan buruknya dilaporkan ke ayahnya , Aron selalu memohon kepada Bu guru agar menghukumnya saja jangan melaporkan dirinya ke ayahnya .

Hazel yang melihat itu menundukkan kepala , mengerjakan soal ujian yang diberikan kepadanya , tapi pikirannya tidak bisa konsentrasi , Hazel mengisi sembari melihat kekanan kiri seperti banyak yang mengawasi, atau itu hanya ilusi belaka.

Dari belakang Aron  memperhatikan gerak gerik Hazel, Aron  sedang berfikir bagaimana gadis ceroboh itu bisa mengusiknya bahkan dia masuk kelas yang sama, seperti takdir tapi itu tak mungkin...ahh sudahlah.

"Bu, saya izin ke toilet" ujar Aron sambil mengangkat tangannya. Lalu pergi tanpa menunggu izin dari Bu Dian.

"Belum diizinin udah nyelonong aja" kata bu Dian.

"Saya juga izin ke luar Bu" kata Alen sambil menyusul kepergian Aron.

"Cepet gak pake lama, ini lagi ujian" pinta Bu Dian pada Alen.

"Saya juga Bu" kata Vion sambil pergi meninggalkan tempat duduknya.

"Saya juga Bu"

"Saya juga Bu"

"Saya juga"

"Saya"

"Juga"

"Siapa Lagi yang mau keluar sekarang" tanya Bu Dian dengan nada geramnya.

Tanpa aba-aba semua laki laki keluar dari ruangan kelas karena leader mereka pergi meninggalkannya, ada juga yang beralasan karena malasnya ujian harian, sungguh solidaritas yang luar biasa :v

Hffffffffffff

"Maaf hari ini tidak bisa diadakan ujian harian , kamu saya kasih nilai tambahan karena tidak ikut keluar , sekian" Ujar bu Dian sebelum mengakhiri jam kelasnya. Ia berlari menuju ruangan guru sambil mengisakaan tangisnya. Stay strong teacher :(

Sekarang Hazel sedang berada di kelas seorang diri. Dengan cepat ia menghubungi ayahnya karena sudah salah mendaftarkan sekolah aneh ini.

Panggilan tidak dapat dihubungi, ia merasa kesal pada ayahnya, meskipun sepenuhnya bukan salah ayah, tapi ia merasa tidak nyaman bersekolah disini, belajar mengajar terganggu karena solidaritas murid yang amat dahsyat, Hazel  yakin gurunya pasti langsung kena mental.


_BatasMakrom_

Malam ini aku tidur sendiri dirumah bibiku , papah dan siwanita itu tinggal di rumah barunya yang Minggu lalu baru saja dibeli .

Gue tidak akan pernah memanggil dia dengan sebutan IBU , tidak akan . Meskipun tidak sopan , gue tidak peduli itu .

Bulan dan bintang yang menemani malam ku , hanya sunyi , sepi tidak ada gairah hidupku . Gue terlalu haus perhatian , kasih sayang , hingga gue lupa bagaimana gue harus bersikap.

Gue hanya mendapatkan keceriaan di luar rumah  . Tidak ditengah keluarga yang hanya mementingkan dirinya masing-masing.

Sederhananya malam ini , gue rindu rumah yang dimana disana ada gue , papah dan ibu. Terlalu banyak Kepahitan yang menjadi skenario dalam drama kehidupan ini . Mungkin kamu tidak akan pernah paham bagaimana rasanya sepi dalam hangatnya rasa rindu .

Bagiku pengalamanku tidak cukup asing . Dari kecil aku dibentuk oleh rasa takut , ada satu pertanyaan yang selalu aku ingat ketika aku lagi sendiri .

"Untuk apa aku dilahirkan , kalau pada akhirnya aku ditinggalkan".

Tumbuh menjadi seorang kekurangan kasih sayang membuatku menjadi seorang pendiam , aku sering tidak bisa mengontrol emosiku , aku selalu melampiaskan semua itu kepada orang-orang yang mengusik kehidupanku .

Apa gue kini adalah seorang pisikopat? , Tidak gue bukan pisikopat , gue hanya kehilangan emosiku , kehilangan segalanya .

_BatasMahrom_

Mampir yuk Ig: wiwijaya_wjy

AronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang