Chapter 5 • Pertemuan Pertama •

13 2 1
                                    

Hari sudah menjelang malam, hampir pukul 19.00 aku masih setia mencari tempat Aina. Awalnya aku merasa ada yang tak beres, tapi aku harus bagaimana, aku tak enak merepotkan Sita dan Fany, terlebih kita baru saja bertemu dan berteman.

"Ada apa, kenapa sejak tadi aku berjalan, tak ada satupun orang yang mau menanyai akan keperluaku, bahkan menyapa ku pun tidak. Sebenarnya tepat apa ini?" Ucapku.

Aku mengikuti arah pandangku, sebenernya masih banyak gedung yang belum aku jejaki, lihat saja diujung jalan sana aku melihat ada sebuah pemakaman, tapi entah itu pemakaman umum atau khusus, karena jika dilihat itu pemakamam yang bagus, terlihat mahal dan mungkin hanya orang-orang yang penting saja, yang dimakamkan di sana. Sampai aku kalut akan pikiranku sendiri entah ke mana.

Aku tiba-tiba dihampiri oleh seorang cowok dengan motor sport berwarna merah. Setelah dia membuka helm, aku sedikit terpana, ganteng satu kata yang terlintas dibenak ku, bau maskulin khas cowok mulai menyeruak di sekitar ku.

"Oh Tuhan... nikmat manakah yang kau dustakan, gantengnya.." Kataku dalam hati.

"Hai..." Sapanya.

"Ngapain kamu di sini??" Aku entah berfikir apa yang jelas aku tidak bisa bersuara.

"Hai...." Sapanya lagi, dengan menepuk bahu ku pelan, berusaha membuyarkan lamunanku. Aku tersentak.

"Eh iy-aa.." Jawabku gugub, aku cepat-cepat membenahi botol dan posisi dudukku yang sedikit cengo.

"Iya.. kenapa ya.." Tanyaku asal.

"Kok malah bales nanya sih?"

"Aku Bhisma Satyamukti, panggil aja Bhisma.. kamu sendiri?"

"Oh ya aku Keinna Andriana, salam kenal.."

"Kok kamu bisa ada di sini? Ada perlukah atau kamu anak baru di sini?" Tanya Bhisma.

"Oh ya aku hampir lupa, aku mau nyari asrama temenku, aku berencana untuk numpang beberapa hari dulu di sana, tapi dari tadi gak ketemu, hehe." Jawabku dengan cengir kuda.

"Ooo Maba ya.."

"Iya Kak.."

"Panggil aku Bhisma aja." Pintanya, yang hanya ku balas anggukan kepala.

"Btw ini asrama lho, kemungkinan kalau untuk tumpang menumpang kayaknya kurang dibolehin deh sama pihak asrama." Terang Bhisma.

"Eh gitu yaaa..." Aku sedikit terkejut, mendengar kata-kata Bhisma barusan.

"Kenapa..?" Tanyanya.

"Soalnya aku di kasih alamat ini, kata temenku ini asramanya, dan aku boleh menumpang di tempatnya sebentar.." Jelasku.

"Ini kan asrama gue, oh berarti dia Keinna, yang aku di suruh nyari sama Kak Drew. Kebetulan sekali, cantik." Gumam Bhisma.

"Ayo aku antar, kebetulan ini kamarnya depan kamarku kok,"

"Apaa...." Aku syok bukan main, kok bisa sih kamar cowok berhadapan sama kamar cewek, di asrama lagi.

"Jangan syok dulu, tar kamu juga tau sendiri, yuk naik..." Ajak Bhisma.

Setelah melaju sekitar 10 menit, akhirnya aku dan Bhisma sampai di asrama. Bangunan asramanya lebih bagus dari asrama yang sempat aku lihat, lebih eksklusif, megah, yang pasti tempat parkirnya penuh dengan mobil-mobil dan motor sport.

"Serius ini tempatnya..?" Tanyaku masih ragu.

"Iya ini, yuk yang lain pasti dah pada nunggu."

"Ha, pada nunggu, siapa?"

"Ayo." Ajak Bisma dengan menarik tanganku.

"Eh kok kosong, masih pada di dalam semua kali yaa." Monolog Bhisma.

Aku takjub dengan bangunan ini, bergaya klasik tapi elegan dan mewah.

Ruangan tengah seperti dikhususkan untuk tempat santai. Terlihat ada 5 pintu besar, yang masing-masing menghadap ruang santai dan juga seperti sudah berpemilik, mungkin itu kamar-kamar penghuni asrama.

Bhisma kemudian mengajak ku untuk berhenti di depan salah satu kamar.

"Kalau dari namamu sih, kamarmu yang ini Keinn.." Terang Bhisma.

"Haa kenapa namaku, nama temanku kan bukan ini, dia namanya Aina." Cercahku.

"Iya.. I know, but this is your room Keinna, sesuai sama alamat yang kamu bawa juga kan."

"Oh ya kamu belum dapat kuncinya kan, kamu tunggu dulu di sofa tengah, aku mau ke wali kita."

"Wali..." Lagi-lagi tanyaku heran.

"Iyaa, duduk aja dulu, bentar kok.." Perintah Bhisma.

Aku berjalan mengamati ruangan yang terdiri dari 5 kamar ini, sambil menunggu Bhisma dan waliku.

Nggak tanggung-tanggung, kamar yang berjejer-jejer pun terlihat bukan kamar biasa, melainkan kamar mewah, seperti apart-apart eklusif di kota besar.

Aku tak tahan untuk menjatuhkan pantatku dan menyenderkan bahuku di sofa empuk itu.

Mm.. sangat nyaman, rasanya aku ingin segera tidur aja. Berhubung Bhisma masih pergi, boleh dong aku nyuri waktu bentar buat tidur.


💚💚💚

I'm Getting Good at Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang