Saat akan pergi dari cafe, Keinna sudah memiliki firasat buruk. Kak Ernes dan yang lainnya juga masih setia mengikuti laju motor Elang.
Elang terus mengingatkan Keinna untuk tetap berpegangan.
Di sisi lain.
Elang sudah menyadari keberadaan akan musuhnya. Ia terlihat waspada.Elang dan yang lainnya, mencoba untuk memutar arah, karena ia membawa Keinn. Elang mencoba menahan diri, agar tak gegabah sejak keluar dari cafe. Alhasil ini adalah salah satu jebakan dari mereka, untuk mengiring Elang ke tempat eksekusi.
"Seinget gue tadi gak lewat jalan ini deh El.." Teriaku, dengan mendekat ke telinga Elang. Sontak saja itu membuat Elang menegok ke arahku, tapi hanya sebentar.
Setelah belokan, Elang menghentikan laju motornya. Diikuti dengan Kak Ernes dan yang lainnya. Tak jauh dari kami berhenti, sekitar 10 meter, jalan sudah diblok oleh rombongan pemotor lain.
Jelas, Elang kalah jumlah. Sekitar 20 orang menghadangnya, siap untuk baku hantam. Namun, Elang juga belum tentu kalah.
Elang yang sudah menguasai bela diri, takewondo, dan tinju sejak kecil, tak pernah takut akan seberapa banyak musuhnya. Begitupun, dengan yang lainnya, yang sudah biasa menghadapi musuh-musuh Geng Eagle.
"Lang.. rencana lo..? Ucap Kak Ernes yang masih mengantung. Melirik ke arahku sekilas, dan kembali menatap lurus ke depan.
"Kita kalah jumlah lang, Zireck terlalu banyak." Sambung Fano.
"Lo takut.." Tantang Elang sambil membuka helm full facenya. Dan hanya dijawab dengan gelengan kepala kelima temannya.
Elang meraih tanganku, dan mengengamnya dengan erat. Seolah meyakinkan dirinya. Aku juga tak berani angkat bicara. Di saat genting ini, aku tak ingin menambah masalah untuk Elang.
"El.." Teriaku, yang melihat mereka turun dari motor dan akan berlari ke arah kami.
Aku turun dari motor, diikuti Elang dan yang lainnya.
"Lang.." Tanya Fano, yang hanya dijawab anggukan kepala.
"Elang lo mau biar.." Ucapku panik terpotong.
"Sttt.. lo gak boleh panik dan takut, gue- akan -ngelin-dungin lo." Jawab Elang penuh penekanan.
"Tapi El.."
"Keinn, kalo lo takut, hubungin Dave atau Kevin. Bilang "Sagara one point." Kata Elang tegas, yang sudah melepas gengaman tanganku. Aku mengangguk paham dan segera menelepon Kak Dave.
Elang sudah maju bersama Kak Fano, Kak Ernes, Kak Kenan, dan Kak Abiya. Aku masih berdiri di dekat motor bersama Kak Tito.
Kak Tito juga membantu Elang melumpuhkan lawannya, yang mencoba mendekat ke arahku.
Tut.. tut..
"Hallo Keinn, ada apa?" Sambung Kak Dave.
"Sagara one point." Ucapku singkat tanpa menjawab sapaan Kak Dave.
"Keinn lo di sana, ok, hati-hati Keinn, jangan jauh-jauh dari yang lainnya." Panik Kak Dave, yang langsung mematikan panggilan telponku.
Kulihat Kak Tito berhasil menumbangkan dua orang. Tapi tak lama datanglah lawan satu lagi. Baku hantam menjadi tidak terbendung.
Kak Tito semakin keras memukul lawannya. Terlihat dari sudut bibir lawan yang sudah mengeluarkan darah. Aku masih harus waspada, untuk menjaga diriku sendiri. Aku tak ingin bergantung pada Kak Tito. Aku syok, ketika melihat salah satu lawan Kak Tito yang tumbang akan bangkit lagi, tapi kali ini tidak dengan tangan kosong. Dia sudah mengeluarkan pisau lipatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Getting Good at Meet You
Teen FictionKEINNA ANDRIANA Saat ini Keinna berusia 19 tahun. Tepat tiga tahun yang lalu, kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan. Keinna kini menjalani kehidupannya penuh dengan perjuangan. Rumah, usaha, dan aset lain milik kedua orang tuanya tel...