Chapter 8 • Lo Patut Dijaga •

1 0 0
                                    

"Hei Keinna, baru pulang?"

"Eh iya kak, kakak..?" Sapaku ragu.

"Oh ya ini kak Andrew Barian, wali kita di asrama Keinn." Jelas Bhisma.

"Eh hai Kak Drew, salam kenal."

"Salam kenal juga Keinn, baik baik ya di sini." Sambil mengacak rambutku.

"Ya kak." Jawabku dengan senyuman termanisku.

"Ini kakak-kakak pada mau pergi ya." Tanyaku.

"Iya, Keinn mau ikut, cuman ngambil barang bentar kok!" Jelas Kak Drew.

"Eh... nggak kok kak, Keinna masih ada kerjaan lain, hehe."

"Oh ya sudah, kakak duluan ya."

"Ya kak hati-hati di jalan."

Aku menuju kamar yang baru sehari aku tempati. Rasanya badanku lelah dan perutku pun lapar. Sebenarnya aku masih memiliki banyak pertanyaan. Aina juga, kenapa kamu malah terlihat menjauh dan tidak memberi penjelasan dulu padaku.

"Hello room sebenarnya kamu punya siapa si, aku capek, pegel-pegel dan laper, tau gak." Monolog ku.

Aku mengistirahatkan tubuhku sejenak di atas kasur yang terbilang empuk ini, sudah lama aku tidak tidur senyaman ini. Tinggal bersama bibi dan Aqila putrinya, kadang membuat ku sedikit tertekan dan sedih.

Aku tak sengaja melihat ada sosok yang sangat tak kusuka, siapa lagi kalau bukan...

"Eh loo ngapain di kamar gue?" Hardikku.

"Lo mau macem-macem ya di dalam kamar gue, gue aduin ke Kak Drew Lo baru tau rasa." Sambungku.

"Eh tunggu, kok lo bisa masuk sini si, Lo masuk dari mana?" Cercahku.

"Woii, cowok ketus, dingin..." Teriaku yang tak terima karena hanya dianggap angin lalu, siapa lagi kalau bukan Elang.

Di lain sisi.
Elang baru saja keluar dari kamar Keinna dengan sedikit menarik ujung bibirnya, Elang tersenyum, tapi senyum yang hanya dapat diketahui oleh Elang seorang. Elang mendengar keluhan Keinna, dari mulai capek sampai lapar.

Elang baru saja selesai memberi pembatas di rak buku milik Keinna. Rak itu adalah akses Elang bisa masuk ke kamar Keinna, tanpa ada orang lain yang tau.

Elang sengaja memberi pembatas di rak, agar Elang bisa membuka rak itu kapan saja.

Rak buku milik Keinna memang sengaja didesain hanya dapat dibuka dari arah kamar Keinna. Jadi Elang berinisiatif untuk memberi batas agar rak dapat dibuka dari kamar Elang.

Karena pesan dari Kak Drew, Elang segera membersihkan diri. Bergegas akan mengajak Keinna untuk segera makan siang.

Keinna tersadar akan lamunannya, kenapa Elang bisa berdiri di depan rak Keinna. Keinna merasa ada yang aneh di rak bukunya.

"Ini kan rak buku gue, kok agak miring ya, kayaknya kemarin biasa aja deh?" Monologku.

Aku mengesampingkan lelahku. Aku terkejut, rakku bisa di dorong masuk. Aku berjalan menyusuri rak itu. Ini seperti pintu masuk ke sebuah tempat.

Karena rasa penasaranku, aku masuk ke dalam. Terlihat sebuah kamar yang didominasi warna gelap, hitam dan abu-abu. Kamar yang maskulin, baunya juga khas, dan tak asing bagiku.

Cklek...

Bunyi suara pintu yang tak lain dari arah kamar mandi.

"Ahhhhh...." Teriakku.

Oh astaga roti sobek, ah lupakan, kenapa dia ada di sini, dengan handuk yang hanya menutupi bagian bawah.

I'm Getting Good at Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang