"Anjir! Muka lo biasa aja kali," cibir Kevin, karena melihat wajah Fano yang terkejut.
"Kata siapa?" tanya Fano.
"Tuh!" Kevin menunjuk cardigan rajut yang tergeletak di sofa. "Cardigan punya Jihan 'kan?" lanjutnya.
Fano gelagapan, apa yang harus dikatakan kepada Kevin sekarang. Tidak mungkin dia memberi tahu bahwa mereka sudah berstatus suami istri sekarang. Ah, lebih tepatnya ini bukan waktu yang tepat untuk memberi tahu.
"Kadang Jihan ke sini main, temenin Tante," ucap Arum yang sudah berjalan menuruni tangga.
"Oh, ketinggalan gitu?" tanya Kevin.
"Heeum."
"Buru mandi anjir! Kalah cicing bae,"¹ dumel Kevin.
"Iya bentar elah marah-marah mulu lo! PMS?!" ucap Fano, lalu dia berjalan menaiki tangga.
"Ngapain lo?!" Fano berbalik menatap Kevin, yang sedang berjalan mengikuti Fano menaiki tangga.
"Ngikut lo ke kamar lah," ujar Kevin.
"Gak ada! Lo gak boleh masuk kamar gue!" ujar Fano.
Kevin hanya memutar bola matanya malas, lalu dia berlari menaiki tangga. Fano buru-buru mengejarnya.
"Tunggu di bawah aja!" ucap Fano memegang tangan Kevin yang sudah memegang kenop pintu kamar.
"Kenapa sih? Biasanya fine-fine aja," cerocos Kevin.
"Lo gak boleh masuk kamar gue, ada cewek," ujar Fano.
"Bilangin Mamah lu nih!"
Brak!
Fano menutup pintu kamar, lalu menguncinya.
"Fano, sialan lu!" sungut Kevin.
Fano menghela nafasnya, lalu dia berbalik. Saat berbalik Jihan sedang menatapnya, tersirat raut kekhawatiran di wajahnya.
'Segitu takutnya An kalo ada yang tau kita udah suami istri?' Fano membatin.
Tanpa berbicara, Fano langsung berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
~♡♡♡~
Selagi Fano pergi bermain futsal. Jihan dan Arum membersihkan rumah, padahal Arum sudah melarang Jihan, namun Jihan tetap kekeh ingin membantu.
Akhirnya Arum mengiyakannya. Namun Jihan di tugaskan pekerjaan yang ringan-ringan saja.
Kini jam sudah memasuki jam makan siang. Arum juga Jihan sedang ada di dapur, berniat untuk masak untuk makan siang.
"Trus habis ini apa Mah?" tanya Jihan.
"Nah kalo sudah wangi, masukin wortelnya di tambah air secukupnya!" titah Arum.
"Segini Mah?" tanya Arum yang sedang menuangkan air ke wajan.
"Dikit lagi ...." Arum memberi tahu, Jihan menuangkan lagi air.
"Sudah cukup."
Jihan sedang membantu Arum memasak, lebih tepatnya sambil belajar.
Menu makan siang kali ini ada cumi pedas manis, capcay, tumis jamur tiram, dan tempe tahu goreng.
Capcay, masakan terakhir yang sedang Jihan masak. Setelah selesai Jihan menata meja makan.
"An mandi dulu sana!" titah Arum.
"Ya udah, An ke kamar ya Mah," ucap Jihan.
Arum mengangguk tersenyum.
Setelah sampai di kamar, Jihan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex, My Husband
Ficção AdolescenteAdakalanya cinta membuat sakit kan? Entah itu orangnya atau perasaannya. Mencintai atau dicintai itu adalah sebuah anugrah, Cinta juga tidak bisa dipisahkan dari takdir. Takdir... takdir yang membuat malam kelam itu dilalui oleh Jihan, bagaimana mun...