Jihan menuruni tangga, pagi ini dia akan ke kampus, ada mata kuliah.
Baru saja Jihan menuruni tangga, dia melihat ada Fano di ruang tengah. Dia sedang berbaring di sofa dengan selimutnya.
Setelah pertengkaran kemarin di parkiran rumah sakit, Fano tidak pulang, entah ke mana dia pergi. Bahkan sampai larut malam dia tidak kembali.
"Sudah siap An," ucap Arum menyapa Jihan.
Jihan menarik bibirnya tersenyum, lalu dia menghampiri Arum.
"Fano pulang jam satu waktu malem, dia gak mau ganggu tidur kamu katanya makannya dia tidur disini," jelas Arum menatap Fano yang masih terlelap.
Jihan hanya diam. Lalu setelahnya dia sarapan. Setelah sarapan dia pamit akan ke kampus.
Jihan menaiki taksi untuk sampai di kampus, padahal Arum akan membangunkan Fano supaya mengantarkan Jihan, namun Jihan menolaknya.
"Hai!" seorang lelaki mengacak pucuk kepala Jihan yang sedang menyusuri jalan untuk sampai ke kelasnya.
"Kak Zidan," ucap Jihan.
"Ada kuliah pagi?" tanya Zidan, yang di beri anggukkan kepala oleh Jihan.
"Pulang jam berapa?" tanya Zidan.
"Eum, hari ini sampai jam satu."
"Okey, boleh 'kan aku minta tolong, anterin aku beli hadiah buat Bunda, Bunda aku besok ulang tahun," jelasnya.
Jihan seperti menimbang-nimbang, akhirnya dia mengangguk setuju.
"Okey, jam satu ya!"
"Iya Kak."
"Ya udah sana ke kelas, semangat Han!"
"Makasih Kak," ucap Jihan. Zidan mengelus pucuk kepala Jihan lagi.
~♡♡♡~
Sesuai rencana, setelah dari kampus Jihan dan Zidan langsung menuju ke salah satu pusat perbelanjaan di kota Bandung.
Zidan sudah mengantongi sebuah hadiah untuk Bundanya.
Sebuah kalung mas putih."Sudah persiapkan kuenya?" tanya Jihan.
"Sudah."
"Okey, trus kita kemana lagi?" tanya Jihan.
"Udah kayanya."
Jihan menganggukkan kepalanya.
"Kita makan dulu?" ajak Zidan.
"Ayo!"
Jihan dan Zidan berjalan menuju salah satu restoran.
~♡♡♡~
Fano baru saja selesai ke studio foto tempatnya bekerja. Dia sedang perjalanan akan pulang.
Ada seorang penjual permen lolipop di pinggir taman.
Fano langsung memberhentikan mobilnya. Lalu dia turun dari mobil.Melihat permen lolipop, dia teringat dengan Jihan yang sangat suka dengan lolipop.
"Mang beli semuanya ya!" ucap Fano kepada penjual lolipop.
"Beneran? Aduh iya siap saya bungkusin!"
Setelah memberikan satu lembar uang seratus ribuan, Fano menaiki mobilnya kembali.
Baru saja Fano akan menstater mobilnya, tapi matanya menatap seorang perempuan yang sangat dia kenal.
Jihan.
Ya, perempuan itu sedang berjalan beriringan dengan Zidan.
Lalu mereka duduk di bangku taman.Jihan terlihat senang bersama dengan Zidan. Jihan memakan es krim begitu juga dengan Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex, My Husband
Novela JuvenilAdakalanya cinta membuat sakit kan? Entah itu orangnya atau perasaannya. Mencintai atau dicintai itu adalah sebuah anugrah, Cinta juga tidak bisa dipisahkan dari takdir. Takdir... takdir yang membuat malam kelam itu dilalui oleh Jihan, bagaimana mun...