Chapter I

953 115 13
                                    

"Hidup ini terasa hampa, jauh sebelum aku merasa bahagia hanya dengan melihatmu menggemakan satu tawa."


London lima tahun lalu, di malam yang dingin awal musim gugur. Mobil sedan yang dikendarai Tuan Xiao berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Keluarga Xiao baru saja pergi menghadiri acara pembukaan toko bunga mereka tadi siang, makan bersama, dan menonton film hingga petang.

Mereka tersenyum lebar menikmati kebersamaan yang tiada tara. Tuan Xiao bercerita panjang tentang masa mudanya dengan sang istri, Xiao Zhan yang berada di kursi penumpang tersenyum mendengarkan indahnya cerita cinta kedua orang tuanya.

Tawa mereka mendadak lenyap ketika tanpa mereka duga, sebuah mobil putih melaju tanpa bisa dikendalikan. Mobil itu menabrak mereka dari belakang, mendorong mobil yang keluarga Xiao tumpangi hingga ke tengah perempatan jalan raya.

Di tengah keterkejutan yang belum reda, mereka harus menerima nasib yang kurang baik, lampu hijau menyala dengan cepat, mobil-mobil mulai melaju dan menabrak mobil yang mereka tumpangi. Sedan hitam itu terseret dan terguling di aspal berkali-kali, tabrakan beruntun terjadi, dan kedua orang tua Xiao Zhan dinyatakan meninggal di tempat kejadian.

Xiao Zhan masih ingat dengan jelas ketika asap mulai keluar dari bagian mesin mobil. Ia yang masih dalam keadaan setengah sadar mencoba untuk segera keluar dari sana untuk menyelamatkan diri, tetapi tubuhnya terasa remuk dan tak bisa digerakkan. Pemuda manis itu melemas, darah terus keluar dari kepalanya tanpa henti, kedua kakinya terasa sakit hingga tidak bisa bergerak sama sekali.

Tak lama setelah itu, tangan kekar membuka pintu mobil yang sudah terbalik, meraih lengannya, dan membawa tubuhnya ke luar. Xiao Zhan tak pernah bisa melihat siapa yang menolongnya saat itu, matanya tertutup seiring dengan kesadarannya yang nyaris terenggut. Suara ledakan keras membuat telinganya sakit, mobil itu terbakar bersama dengan orang tuanya yang masih berada di dalam sana.

Xiao Zhan berusaha keras untuk melihat, tetapi dekapan hangat menyertainya, seseorang yang tadi membawanya keluar dari dalam mobil tidak membiarkannya melihat kejadian mengerikan itu, ia mencoba untuk menenangkannya, mengusap punggungnya, dan berucap, “Everything will be okay, don’t worry. I’m here and you can sleep well!”

Xiao Zhan masih bisa mendengarnya secara samar, suara itu terdengar merdu. Pemuda manis itu mulai terkulai dan kesadarannya tersenggut sempurna bertepatan dengan suara ambulan yang datang menjemputnya.


ᴥᴥᴥ


London lima tahun lalu adalah saksi yang mana seorang pemuda asal Chongqing, Cina harus menerima satu duka yang tak pernah siap untuk ia terima. Xiao Zhan, pemuda manis dengan rambut hitam, alis dan rahang tegas, hidung mancung, dan bibir tipis itu harus dipaksa melepaskan kedua orang tuanya pergi untuk selama-lamanya.

Ia terbangun di St Thomas Hospital sendirian. Di sebuah ruang rawat, ia terguncang ketika mendengar kabar jika kedua orang tuanya dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan mobil yang mereka alami.

Pemuda manis itu bergegas turun dari atas pembaringan, tak peduli dengan luka di sekujur tubuhnya, tak peduli dengan kepala yang sakit karena benturan keras yang ia alami, Xiao Zhan tetap bersikeras untuk melihat dan memastikan sendiri jika dua orang yang perawat maksud bukanlah orang tuanya.

Langkah pemuda manis itu terseok-seok, ia bahkan harus menopang diri pada dinding ketika berjalan menuju kamar jenazah. Beberapa pasang mata menatapnya iba, beberapa lainnya bertanya-tanya mengapa seorang pasien yang masih terlihat lemah justru dibiarkan kabur begitu saja.

Xiao Zhan memaksa, tak peduli jika perawat melarangnya, ia hanya tidak bisa menerima kabar duka itu, ia hanya tidak bisa kehilangan kedua orang tuanya tanpa ia duga. Jadi, pemuda itu memutuskan untuk terus berjalan, tak peduli bagaimanapun kondisinya saat itu.

Your Last SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang