"Rasa yang baru tumbuh dalam hati ini bernamakan cinta. Apakah itu benar?"
Xiao Zhan dan Wang Yibo berjalan santai menuju toko bunga tempat di mana pemuda manis itu bekerja. Keduanya menikmati guguran daun dari pepohonan sisi jalan yang mana daunnya berwarna oranye.
Xiao Zhan sesekali berhenti hanya untuk menangkap daun yang gugur, menatapnya dengan lekat, dan tersenyum. Aksi itu jelas mengundang tanya di kepala Yibo hingga sang pemuda tampan memberanikan diri untuk buka suara.
"Kenapa kau menangkap guguran daunnya?" Yibo menatap Xiao Zhan yang berjalan di sisinya sambil memainkan daun di tangan kanan.
"Memangnya kenapa? Daun ini bukan milikmu, 'kan? Kenapa repot sekali?"
Yibo tertawa. "Memang bukan milikku, tapi aku heran kenapa menangkap daun yang berguguran seolah itu sangat menarik dan menyenangkan bagimu."
Xiao Zhan mendengkus. "Setidaknya memang jauh lebih menyenangkan dibandingkan berjalan dan diikuti pria aneh seperti dirimu!"
"Kau bertingkah seakan aku adalah satu-satunya orang yang tidak kau inginkan di dunia ini," lirih Yibo.
"Ucapanmu terlalu dramatis, Tuan Wang. Tolong, jangan membuatku muak."
Yibo hanya cemberut, Xiao Zhan memang sulit untuk ia ajak bicara secara baik-baik. Padahal, ia selalu berharap untuk lebih akrab dengan pemuda manis itu.
"Konsep apa yang kau inginkan untuk lagumu nanti? Oh tidak, maksudku ... berisi tentang apa lagu itu?" Xiao Zhan tiba-tiba bertanya.
"Tentang seorang pria yang menyesali perbuatannya, ia mencoba untuk memperbaiki keadaan, tetapi sayangnya ia tidak punya banyak waktu untuk menebus semua itu. Ia terlambat memberikan yang terbaik pada seseorang yang ia cintai."
Xiao Zhan berhenti melangkah, ia menatap Yibo yang turut berhenti di dekatnya. Pemuda manis itu mengamati Yibo dengan saksama. "Apa itu ... tentangmu sendiri?"
Yibo tertawa mendengar ucapan Xiao Zhan. "Kenapa kau berpikir begitu? Apa aku terlihat menyedihkan sampai kau berpikir jika orang yang kujelaskan tadi adalah aku?"
Xiao Zhan menggelengkan kepalanya. "Tidak juga, tapi biasanya para musisi menciptakan lagu berdasarkan apa yang mereka alami. Itu akan membuat mereka menghayati lagu dengan baik nantinya. Apa kau pengecualian?"
Yibo diam untuk beberapa saat, ia menghela napas panjang, dan berucap kemudian, "Hanya beberapa, sisanya imajinasiku sendiri. Sama halnya dengan penulis, sebagian dari mereka menulis sebuah karya berdasarkan kehidupan nyata mereka sendiri atau apa yang mereka alami. Namun, sebagian lagi, menulis berdasarkan imajinasi mereka sendiri."
Xiao Zhan mengangguk paham. "Betul juga, kalau begitu ... aku percaya bahwa mungkin itu memang sekadar imajinasi yang kau tuangkan lewat sebuah lagu. Baik, aku akan membuat desain spesial itu untukmu."
Yibo mengembangkan senyuman. "Xiao Zhan memang baik hati, aku suka! Terima kasih."
Xiao Zhan mendengkus. "Tidak perlu berterima kasih, bukankah tadi kita baru saja membuat perjanjian? Ikuti saja kesepakatan kita, jangan berpikir ke mana-mana!"
"Iya ... aku mengerti!"
Xiao Zhan kembali melangkahkan kakinya, ia menatap daun berwarna oranye kemerahan yang ada di tangan kanannya. "Apa kautahu, Yibo? Orang London percaya bahwa menangkap daun yang berguguran akan membuatmu mendapatkan keberuntungan di bulan depan nanti. Kepercayaan itulah yang membuatku selalu senang ketika menangkap daun-daun di musim gugur. Aku selalu berharap aku bisa mendapatkan keberuntungan di bulan selanjutnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Last Song
FanfictionXiao Zhan adalah seorang pemuda yang bekerja di sebuah toko bunga di kota London. Suatu hari, ia dipertemukan dengan seorang musisi bernama Wang Yibo yang berlibur dan berniat mengadakan sebuah konser. Xiao Zhan pikir, Wang Yibo hadir hanya untuk me...