Chapter VI

541 75 15
                                    

"Aku sudah pernah membuatmu terjatuh, aku tak sanggup untuk melakukannya lagi. Jadi, ijinkan aku meraih jemarimu untuk membuatmu kembali bangkit seperti sedia kala."

Xiao Zhan dan Yibo berdiri di balkon hotel. Keduanya memilih untuk menikmati keheningan untuk beberapa saat setelah berada di dalam kamar tadi.

“Tujuanku mengajakmu kemari untuk mendengarkan suaraku. Menurutmu, setelah kau mendengarnya tadi, apakah suaraku bisa menarik banyak atensi di konser nanti?”

“Bagus, aku yakin banyak yang datang ke konsermu.” Xiao Zhan tersenyum. “Maaf jika aku pernah menghina atau meragukan kemampuanmu.”

“Tidak masalah, aku yakin kau tidak berniat melakukannya. Oh ya, apa design yang kupesan sudah jadi?”

“Sudah, soft file-nya ada di ponselku,” jawab Xiao Zhan. Pemuda manis itu mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku jaket yang ia kenakan. Ia membuka aplikasi galeri dan memperlihatkan sebuah gambar pada Yibo.

Gambar itu adalah gambar puluhan tangan yang mencoba meraih sebuah bintang yang terang di sebuah puncak tangga. Lambang hati bertebaran di bagian atas serta cahaya yang seakan menerangi. Yibo terpesona akan hasil karya Xiao Zhan.

“Sangat luar biasa,” ucap Yibo. “Apa arti dari gambar yang kaubuat? Apakah sesuai dengan makna yang kuceritakan padamu?”

Xiao Zhan mengangguk. “Ya, tentu saja. Bintang ini diibaratkan dirimu. Hati yang bertebaran adalah rasa cinta yang kau berikan untuk para fansmu. Tangan-tangan di bawah ini diibaratkan orang-orang yang membenci dan berniat menjatuhkanmu di puncak kesuksesan. Namun, bintang yang bersinar tidak akan meredup begitu saja, ‘kan? Ini juga ibaratkan puncak penyesalan, hati yang bertebaran di atas adalah wujud dari rasa cinta dan keinginan untuk memperbaiki  semuanya terhadap orang-orang di bawah sana.”

“Kausangat hebat, Xiao Zhan.”

Xiao Zhan tersenyum. “Aku hanya bisa melakukan ini untukmu. Aku mengerjakannya secara cepat karena aku takut konsermu akan segera tiba. Oh ya, Yibo, bagaimana dengan pelakunya? Kausudah mendapatkan informasi?"

Yibo terlihat berpikir sejenak, ia lalu menggelengkan kepalanya. "Belum."

Xiao Zhan mengangguk seraya menghela napas. "Baiklah, tak apa."

“Aku akan berusaha mencarinya lebih giat lagi," ucap Yibo.

"Terima kasih," Xiao Zhan berkata.

"Xiao Zhan, aku akan mengadakannya sebentar lagi, malam ini pun aku akan melakukan latihan di sana. Kau bersedia ikut denganku?” ajak Yibo.

Xiao Zhan berpikir untuk beberapa saat. Tak lama kemudian, ia memberikan jawaban, “Kurasa aku tidak bisa, bagaimana jika saat konser berlangsung? Aku akan datang ke sana untuk menonton?”

“Benarkah?” Yibo terlihat antusias.

Xiao Zhan mengangguk. “Ya, aku akan datang asalkan kau memberikanku tiket gratis.”

Yibo tertawa. “Jangankan tiket, hatiku ini bahkan bisa kuberikan untukmu.”

Xiao Zhan mengernyit. “Kaupikir aku ini manusia macam apa yang menginginkan hati seseorang?”

“Xiao Zhan, jangan berpura-pura, kaujelas tahu apa yang kumaksud.”

Xiao Zhan mendadak tegang, ia meneguk salivanya susah payah. Di sisinya, Yibo menatap dengan lekat. “Aku menyukaimu, ini sebuah ketulusan, jadi tolong jangan ragukan aku.”

“Kita baru saja bertemu, Yibo.”

“Aku sudah pernah mengatakannya pada kakekmu, mencintaimu tidak perlu banyak waktu. Aku bisa mencintaimu dengan cepat.”

Your Last SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang