Epilog

1.1K 102 25
                                    

Gerimis masih berhamburan dari langit kota London. Seorang pemuda manis baru saja terjun dari atas jembatan dan terombang-ambing di dalam Sungai Thames. Ia berharap ia bisa menutup dan mengembuskan napas untuk terakhir kalinya setelah kehilangan seseorang yang cukup berarti.

Lima tahun sudah, ia berjuang untuk meraih bahagia, lima tahun sudah ia berjuang untuk menerima kepergian sang musisi---yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Lima tahun sudah, musim gugur datang, musim dingin terus menyapa. Ketika musim gugur tiba, Xiao Zhan mengurung diri di dalam kamar, tak ingin beranjak ke luar karena ingatannya akan melayang pada kebersamaannya dan Yibo.

Ketika musim dingin tiba, hujan dan rasa dingin akan membuatkan rindu tak bertepi yang sulit untuk ia obati. Ia selalu ingat rangkulan dan pelukan Yibo hingga ia kembali terpuruk.

Xiao Zhan pikir, Yibo akan menyerahkan diri ke polisi, tetapi ia salah. Ketika pemuda manis itu ke kamar hotel Yibo, ia menemukan secarik surat yang ditujukan untuknya.

Teruntuk seseorang yang kusakiti, Xiao Zhan. Aku pernah bermimpi untuk terus melihat senyuman dan mendengar tawamu. Namun, bisikan-bisikan kecil menyapa telingaku, aku tak mampu berdiri lebih lama untuk menjagamu.

Seandainya aku bisa memutar waktu, aku ingin merengkuhmu lebih lama, mencintaimu dengan baik, dan tak membiarkanmu jatuh karena luka yang kuciptakan. Seandainya aku bisa bertahan lebih lama, aku ingin merajut asa dan kenangan bersamamu hingga masa depan.

I will go to somewhere I belong to. I will take your pain and give you a new happiness. I will tell you parents, you'll be happier without me---someone who hurts you worse.

Katakan pada kakekmu, aku tidak bisa membiarkan diri ini berlutut di dalam ruangan dingin dan sepi itu. Aku ingin pergi ke tempat di mana ayahmu, ibumu, dan juga ibuku berada. Itu lebih baik.

Katakan juga pada Cheng Xiao, aku sangat senang dipertemukan dengannya, yang mendengarkan isi hatiku, juga ada untukku.

Katakan pada hatimu juga bahwa kauakan selalu bahagia.

___Wang Yibo___

☘☘☘


Xiao Zhan mengingat semuanya, mengingat isi surat itu, juga tubuh Yibo yang kaku dan membiru. Ia ingat bagaimana sakitnya ketika ia menyaksikan pemakaman pemuda itu.

Xiao Zhan ingin sekali pergi dari dunia yang sepi, berharap ia bisa bertemu Yibo. Namun, dua lengan menarik tubuhnya hingga ia kembali membuka kedua mata.

Seorang gadis berambut panjanglah yang melakukannya. Gadis itu bahkan bergerak susah payah untuk membawa Xiao Zhan ke permukaan sungai. Beberapa orang bahkan turut berenang dan membantu ketika melihat Xiao Zhan melakukan aksi bunuh diri, diikuti seorang gadis yang berupaya menolongnya.

Xiao Zhan melemas, tubuh kurus pemuda itu tak lagi bertenaga ketika beberapa orang membawanya ke luar sungai. Ia dibaringkan di permukaan yang rata dan padat, jemarinya mati rasa, sedangkan dadanya sesak hingga ia terbatuk berulang kali.

"Xiao Zhan?"

Xiao Zhan masih kesulitan mengatur napasnya yang tersengal, juga pandangannya yang silau karena cahaya. Pemuda manis itu mengedarkan pandang, menatap beberapa orang yang berkumpul menyaksikannya, juga suara sirine sebuah mobil ambulan yang terdengar semakin mendekat. Sontak, pemuda itu kembali gemetar, kilasan balik saat kecelakaan beberapa tahun lalu berhasil menyergapnya.

Suara sirine ambulan membuatnya menutup telinga, tetapi urung ketika seorang gadis di dekatnya mendekap pemuda manis itu dengan hati-hati, mengusap punggungnya tanpa bersuara.

Your Last SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang