Part 1

37 9 2
                                    

Langkah kaki Queen mengarah ke sebuah ruangan dimana seorang cowok sedang menunggunya. Cowok dengan nama lengkap Alvaro Sebastian Danendra, yang menjadi sahabatnya selama beberapa tahun terakhir.

"Pagi Alva," sapa Queen dengan ceria.

"Queen, please ya, nama panggilan gue itu Alvaro atau Varo, bukan Alva," protes Alvaro.

"Serah gue dong, lagian gue manggil Lo kek gitu, ada alasannya," balas Queen acuh.

"Emang apa alasannya?" tanya Alvaro, dia jadi penasaran sebenarnya apa alasan Queen memanggilnya dengan nama itu.

"Jadi, nama Alva itu mirip sama Alpha, cuma beda hurufnya aja. Nah, Alpha itukan seorang raja di dunia Werewolf, dia akan selalu melindungi rakyat packnya terutama matenya atau Luna, karna nama Alva mirip sama Alpha, jadi gue  berharap kalau Alva bakal bersikap sama kayak Alpha. Selalu melindungi Queen," jelas Queen panjang lebar.

"O," balas Alvaro sangat-sangat singkat.

"Alva..., gue udah jelasin panjang kali lebar dan respon lo cuma "O". Nyebelin banget sih, Lo," ujar Queen kesal.

"Emang harusnya gimana? Harusnya gue teriak-teriak gak jelas, terus ke masjid bikin pengumuman kalau lo nganggep gue sebagai Alpha, terus pulangnya guling-guling dijalan sambil teriak-teriak gak jelas lagi, iya gitu?" Queen menatap Alvaro yang masih nyerocos.

"Maaf, bisakah anda berhenti bicara, karna selama anda nyerocos, didepan saya ada air mancur dadakan," ujar Queen penuh penekanan.

"Hehehe, maaf," jawab Alvaro, nyengir kuda.

"Hadehh. Udah ah, ayo berangkat." Queen segera menarik tangan Alvaro, keluar. "Bi Ina, Queen berangkat, ya," teriak Queen dengan suara menggelegar, membuat Alvaro repleks menutup telinga.

"Gila, suara lo gede bat anjirr, telinga gue sakit, nih," ujar Alvaro sambil memperlihatkan telinganya yang menurut Queen biasa saja, tidak memerah.

"Bodo amat, yang sakit telinga lo bukan telinga gue," balas Queen sambil memeletkan lidah, mengejek.

"Astaghfirullah, punya temen gini amat, ya Allah," gerutu Alvaro.

🎭

Semua orang langsung menolehkan kepala kearah Alvaro dan Queen. Maklum, mereka berdua adalah couple goals nya SMA Bina Tunas Bangsa. Banyak orang menyangka kalau mereka berpacaran, padahal aslinya mereka itu cuma sahabatan. Hubungan mereka itu kayak nama Alvaro " Sebastian " sebatas teman tanpa kepastian.

Alvaro memarkirkan motornya diparkiran khusus siswa. Setelah itu mereka berdua menuju kelas masing-masing. Jika kalian berpikir kalau Alvaro akan mengantarkan Queen ke kelasnya, maka kalian salah, karna Queen bukan cewek manja yang apa-apa harus minta tolong atau kemana-mana harus ditemenin.

Saat memasuki kelasnya, Queen langsung disambut oleh suara toa milik Anindya, sahabatnya.

"Anin pliss ya, suara lo tuh ngalahin toa masjid pas lagi ngumumumin orang meninggal, tau nggak," sarkas Queen membuat Anin  mencibikkan bibirnya, kesal.

"Queen lo tau nggak sih, omongan lo itu lebih tajem daripada omongan tetangga gue pas lagi nyinyirin hidup orang," balas Anin gak mau kalah.

"Artinya tetangga lo kurang legend. Tetangga gue noh, gue pulang agak malem aja, langsung pidato sehari semalam," ujar Queen menggebu-gebu.

"Tetangga gue emang gak legend tapi pro, bayangin, gue muntah karna masuk angin, besoknya, satu kompleks langsung ngegosip kalau gue hamil, pro gak tuh,"

"Kurang pro, di kompleks perumahan Lo yang biasa ngegosip itu ibu-ibu kan, di kompleks perumahan gue, yang suka ngegosip itu bapak-bapak, terus yang ngegosip bukan cuma bapak kompleks aja, bapak dari kompleks sebelah juga ikut nimbrung, ter--,"

MASCHERA : QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang