Part 7

8 2 0
                                    

Queen tersenyum ke arah Alvaro yang menunggunya di atas motor.

"Pagi Alva," sapa Queen dengan senyum semakin lebar.

"Hmm, cepetan naik! lumutan gue nungguin lo," balas Alvaro dengan wajah kesal, bayangkan saja dia sudah menunggu Queen dari jam setengah 6 namun cewek itu belum bangun dan sekarang sudah jam setengah 7, jadi dia menunggu satu jam.

"Hehehe, maaf. Badan gue tuh sakit semua gara-gara latihan kemarin, jadilah males bangun, lagian gue gak nyuruh lo jemput, kok," jawab Queen jujur.

"Huffttt, buruan naik! ntar telat, gue yang disalahin," sungut Alvaro.

Queen segera menuruti perintah Alvaro, tak lama kemudian Alvaro segera menjalankan motornya.

🎭

Queen melangkahkan kakinya menuju kantin bersama Anin sedangkan Qilla sedang ada urusan sehingga tidak ikut.

Queen mengedarkan pandangannya, tak lama kemudian Queen langsung berjalan ke arah meja yang ditempati Alvaro bersama kedua temannya yang seingat Queen bernama Bara dan Cleo.

"Alva." Queen langsung duduk di sebelah Alvaro dan Anin di sebelah Bara.

"Lah, yang satunya mana?" tanya Bara.

"Ada urusan," jawab Anin singkat.

"Alva, kaki gue tuh sakit banget karna latihan kemarin, jalan ke sini aja gue sambil nahan sakit." Alvaro memicingkan matanya, ia sudah menyadari jika Queen bersikap menye-menye pasti ada maunya.

"Jadi... tolong pesenin makanan dong, terserah apa aja pasti gue makan," ujar Queen dengan wajah memelas.

Alvaro menatap malas ke arah Queen namun tak urung dia tetap berdiri dan melangkah menuju stand bakso, makanan favorit Queen.

"Alah, cewek mah ngomongnya aja terserah nanti pas udah dipesenin, ih kok ini, aku gak mau aku tuh lagi diet, pesen yang lain kek, dan bla bla bla...," sindir Bara membuat Queen langsung mendelik ke arahnya.

"Suka-suka ceweklah, lagian cewek itu sebenernya gak ribet kok, tinggal beliin makan ke sukaan dia, pasti dimakan. Cuma emang terkadang cowoknya yang ribet, mikirin mau beli apa ini atau itu, ujung-ujungnya asal-asalan, pas ceweknya nolak buat makan makanan yang udah dibeli, eh di bilang ribet, padahal kan yang ribet tuh cowok!" Jelas Queen panjang kali lebar, ketiga orang dimeja itu hanya bisa melongo.

"Gue setuju banget sama lo, Queen," ujar Anin.

"Yaiyalah, bambank, lo kan cewek!" Queen menoyor kepala Anin, membuat si empu mencebik kesal.

Tak lama kemudian Alvaro kembali.

"Udah?" tanya Queen yang hanya dibalas anggukan kepala.

"Gue di pesenin juga kan, Ro?" tanya Anin, Alvaro spontan menatap Anin.

"Enggak, gue cuma mesen buat gue sama Queen," jawab Alvaro enteng.

"Artinya kita juga gak, Ro?" tanya Bara dengan ekspresi tidak percaya.

"Ya enggaklah, lo kira gue babu lo!"

"Oh, berarti lo babu nya Queen ya, kan lo mesenin dia," ucap Cleo yang sedaritadi hanya diam.

"Nah, bener tuh," saut Bara dengan sumringah.

"Alva bukan babu, tapi calon imam gue, azekkk," ujar Queen geli sendiri.

"Jiahhhh," sorak Anin dan Bara serempak.

"Cieee, barengan. Jangan-jangan nanti hidupnya juga bareng," balas Queen dengan senyum mengejek.

"Dihh apaan sih, gue mah ogah sama nih orang," sanggah Anin sambil menunjuk Bara.

"Dih, lo pikir gue mau sama lo, nggak ya," balas Bara tak terima.

"Gu--." ucapan Anin terpotong karena kehadiran mang Ucup, tukang bakso.

"Den, nih pesenannya." Mang Ucup meletakkan dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh.

"Makasih mang Ucup," ujar Alvaro sambil menarik salah satu mangkuk.

"Sama-sama Den, yang lain gak mau mesen?" tanya mang Ucup saat melihat ada lima orang dimeja itu namun yang memesan hanya dua.

"Mau lah, mang," jawab Bara spontan.

"Terus kenapa gak mesen?"

"Niatnya mau minta pesenin lewat Alvaro, tapi ternyata nih orang cuma mesenin buat  dia sama pacarnya," jawab Anin menunjuk Alvaro.

"Mba Queen maksudnya? kalau mba Queen mah gak usah heran, dia dari nama aja udah jadi Ratu," balas mang Ucup yang diberi jempol oleh Queen.

"Setuju mang," ujar Queen.

"Ya udah mamang balik dulu, kalian pesen bakso semua kan? minumnya apa?"

"Es teh aja, mang," jawab Anin mewakili.

"Oke." Setelah itu mang Ucup berlalu pergi.

🎭

Queen menatap malas ke arah pak Andi, guru Matematika. Memang sih guru satu ini berbeda dari guru matematika kebanyakan, jika biasanya guru matematika adalah wanita gendut yang killer, pak Andi ini justru kebalikannya, ia adalah salah satu guru tertampan di SMA ini dan orangnya juga sangat Asyik diajak bercanda, sehingga banyak yang mengidolakan nya. Banyak siswa yang tidak membolos hanya demi melihat guru satu ini.

Namun tidak dengan Queen, bukan berarti karena dia tampan Queen akan dengan sukarela mengikuti pelajarannya, tidak sama sekali. Queen justru sangat membenci matematika, apalagi jadwal pembelajarannya berada diakhir, uhh, Menyebalkan. Jam-jam seperti ini adalah waktunya mengantuk, tapi karna pelajaran matematika otak kita dipaksa untuk berpikir dan Queen sangat membenci itu.

"Zaqueena, apa kamu bisa mengerjakan soal nomor 5?" tanya Pak Andi membuat Queen kelabakan, dari tadi dirinya hanya melamun dan mencoret-coret kertas.

"Qilla, gimana dong, gue gak tau," bisik Queen kepada Qilla yang duduk sebangku dengannya.

"Nih, perhatiin baik-baik!" Qilla menggeser bukunya kedepan Queen, dengan cepat Queen menghapal angka-angka yang dibuku itu.

Setelah beberapa detik Queen berdiri lalu berjalan kedepan, ia segera mengambil spidol yang disodorkan pak Andi kemudian dengan cepat ia menjawab soal nomor 5, setelah selesai Queen mengembalikan spidol itu lalu pamit kembali ke mejanya.

"Huhh, untung aja," gumam Queen. Kali ini dia sangat mensyukuri otak cerdas nan pintarnya.

"Hampir aja lo," ujar Anin saat Queen melewati mejanya yang berada di depan meja Queen.

"Jantung masih aman?" ejek Qilla saat Queen mendudukkan tubuhnya.

"Aman lah, gak ada sejarahnya seorang Zaqueena dag-dig-dug cuma karna disuruh jawab soal," balas Queen sombong.

"Yayaya," jawab Qilla malas.

"Ekhem!" tegur pak Andi yang ditujukan kepada Queen dan Qilla.

"Mohon diam! jangan karna bisa menjawab satu soal sudah merasa pintar," sindir pak Andi membuat Queen menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Sabar Queen, masih disekolah," ujar Qilla berusaha menenangkan emosi Queen.

Tiba-tiba Queen tersenyum devil dengan pandangan lurus ke arah pak Andi yang sedang menjelaskan.

🎭🎭🎭

Yuhuuuu, akhirnya setelah sekian lama gak update.

Jangan lupa vote and coment ya, biar up nya cepet.

Sampai jumpa di part selanjutnya dan jangan lupa mampir ke cerita MASCHERA : GISEL karya SulisHapsariDelima



MASCHERA : QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang