"Akhhh, sakit anjing!" teriak seorang cewek saat sebuah cutter menggores pahanya.
"Apa? gue gak denger, nih," ujar cewek dihadapannya dengan nada mengejek, lalu kembali menggoreskan cutter yang ada ditangannya.
"Queen, please! gue tau gue salah, tolong berhenti, gue janji gak akan ganggu lo lagi, please jangan dilanjutin, ini sakit banget," mohon cewek itu dengan wajah penuh air mata.
"Tapi gue belum puas, gimana dong?" jawab Queen dengan wajah menyebalkan. "Ya udah, karna gue belum puas jadi kita tambahin dikit, oke," ujar Queen lagi, sedikit berbaik hati.
"Gila lo! gue udah sakit banget dan lo masih belum puas, dasar psikopat," maki cewek itu.
"Gak bersyukur banget sih jadi orang," sergah Anin yang kesal melihat tingkah cewek di depannya.
"Udah gak papa, guys, Alvina... karna gue itu tipe cewek yang baik hati dan tidak sombong, jadi hukuman lo, gue ringankan," ujar Queen membuat Anin dan Qilla melongo tak percaya, "Baik hati dan tidak sombong? anda sedang bercanda ya," batin mereka berdua.
"Serius, Queen? makasih, gue janji abis ini, gak bakal pernah ganggu hidup, lo," ujar cewek itu, yang tak lain adalah Alvina.
"Iya, gue serius. Lo bedua, boleh ngasih dia satu luka, bebas mau dimana aja dan mau pake apa aja." Mata Alvina langsung melotot mendengar ucapan Queen.
"Yeayy, ini dia yang ditunggu-tunggu," sorak Anin. Dia segera meraih sebuah gunting dan menghampiri Alvina yang diikat dikursi, "Sebenernya, gue mau ngehancurin muka lo yang songong itu, tapi gak jadi, karna kata Queen wajah itu aset berharga buat cewek, apalagi masih single kayak lo, jadi, gue mau main dibahu aja," ujar Anin sambil tersenyum devil.
Anin langsung menggunting baju bagian belakang Alvina, lalu meletakkan ujung gunting itu dikulit Alvina, rasa dingin langsung menjalar ke tubuh Alvina.
"Srett." Anin menekan gunting itu kemudian menariknya tiba-tiba. Cairan merah langsung mengalir deras membuat Alvina berteriak kesakitan.
"Sakit sekali, everybody," ejek Queen.
"Gila, puas banget gue, makasih Alvina," ujar Anin tersenyum lebar.
"Psikopat lo semua!" caci Alvina sambil menahan sakit dipahanya dan sekarang bertambah dibahu.
"Emang, baru tau lo," balas Qilla dengan nada datar.
"Udah Qill, gak usah basa-basi, langsung sikat aja!" ujar Anin membuat Alvina mendelik ke arahnya.
"Anjing banget sih, lo," cerca Alvina.
"Ututu, atu tatut," ujar Anin dengan senyum mengejek.
"Hahaha, udah dong, Nin, kasian tau," ucap Queen membuat Anin langsung diam.
"Oke, giliran gue." Qilla mengambil cutter yang tadi digunakan oleh Queen. Alvina langsung menatap takut ke arah Qilla. Alvina berontak berusaha menghindari cekalan Qilla. Namun, dengan cepat Anin dan Queen langsung memegang tangan Alvina dan menahan kursi itu agar tidak jatuh.
Qilla mengelus bahu Alvina, jika tadi Anin dibahu sebelah kiri, sekarang Qilla dibahu sebelah kanan.
Qilla membuat huruf Q dibahu Alvina membuat cewek itu berteriak kesakitan. Setelah Qilla selesai, Alvina langsung terkulai lemas, dengan bagian belakang tubuhnya dipenuhi darah.
"Oke, perfect," ujar Queen dengan tersenyum puas. "Lo bedua boleh pulang, nih cewek biar gue yang urus," ujar Queen lagi, Anin dan Qilla langsung mengangguk dan berlalu pergi.
"Duluan ya, bye," pamit Anin sebelum benar-benar pergi dari tempat itu.
"Ck," desis Queen saat melihat Alvina yang sepertinya pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCHERA : QUEEN
Teen FictionDia Queen, cewek dengan segudang rahasia Dia Queen, mostwanted girl SMA Bina Tunas Bangsa Dia Queen, cewek Antagonis namun juga Protagonis Dia Queen, cewek pendendam dan Posesif. Cerita ini tentang cewek bernama Queen, cewek nerd yang selalu dibully...