Part 5

17 2 0
                                    

"Lo...." Mata Queen langsung melotot saat menyadari jika yang ditabraknya adalah orang yang sama dengan orang yang waktu itu mendengar percakapan dan memergoki mereka saat dibelakang sekolah.

"Hai..., kita ketemu lagi Zaqueena," ujar cowok itu sambil tersenyum penuh arti.

"Dihh, awas lo. Gue mau lewat," ketus Queen

"Eitss, tunggu dulu, urusan kita belum selesai." Queen menatap malas ke arah cowok didepannya.

"Gue gak ada urusan sama, lo," ujar Queen penuh penekanan.

"Gak ada urusan?! lo pikir setelah lo nyulik dan nyiksa kakak gue, lo bisa lolos dengan mudah, hah?!"

"Terus lo mau apa?!" tanya Queen sambil melirik kesekitar mereka yang mulai ramai.

"Gue mau, lo jadi pacar gue." Queen langsung menatap cowok didepannya dengan tatapan tak percaya.

"Dasar cowok gila!" maki Queen kesal.

"Gila dari mananya? lo kan nanya mau gue apa, ya gue jawablah!" Jawab cowok itu dengan santai.

"Anak ANGKAT kayak lo mana pantas bersanding sama gue," ujar Queen menekan kata "Angkat"

"Sombong banget lo! meskipun gue anak angkat, gue gak pernah tuh kekurangan kasih sayang, apa yang gue mau pasti terpenuhi," ujar cowok itu menyindir Queen.

"Percuma semua terpenuhi, kalau pada kenyataannya itu semua milik orang lain yang sewaktu-waktu bisa hilang," balas Queen sambil tersenyum mengejek.

"Lo...." geram cowok itu.

"Alvino Putra Garendra itukan nama Lo sekarang?! gila sih... dari Ahmad Aziz anak seorang pe-mu-lu-ng jadi Alvino Putra Garendra anak seorang pengusaha sukses," ejek Queen dengan wajah songong nya

"Bangsat! gimana bisa lo mengetahui nama asli gue?!"

"Apa sih yang gue gak tau," ujar Queen bertambah sombong. "Sekarang udah sadar kan, anak pemulung kayak lo mana pantes bersanding sama gue." Queen tersenyum meremehkan.

Sebenarnya Queen tidak tega mengucapkan kalimat semenyakitkan itu, tapi mau bagaimana lagi cowok didepannya ini begitu menyebalkan.

"PLAKK." Cowok yang diketahui bernama Alvino itu menampar pipi kiri Queen.

"Jangan pernah lo ngehina ayah kandung gue!" ujar Alvino sambil menunjuk wajah Queen.

"Buggg." Alvino langsung terdorong ke belakang saat tonjokan Alvaro mengenai wajahnya.

"Berani-beraninya lo nampar Queen!" Alvaro menatap tajam ke arah Alvino.

"Hiks... hiks..., gue emang sempet bertengkar sama Alvina tapi bukan berarti gue yang nyulik Alvina," ujar Queen mulai berakting, ia mulai mengeluarkan air mata.

Alvino menatap tajam ke arah Queen yang dibalas cewek itu dengan tatapan mengejek.

"Heh, lo kalau mau nuduh orang dipikir dulu, gak mungkin cewek kayak Queen mau ngelakuin hal unfaedah kayak gitu, punya otak buat mikir," maki Alvaro.

"Hahaha..., harusnya kata itu buat lo, cowok bodoh!" balas Alvino membuat Alvaro mengetatkan rahangnya.

Alvaro menarik tangan Queen pergi dari kerumunan itu, namun sebelum itu dia berbisik kepada Alvino, "Lo yang bodoh karna udah mengusik seorang ratu!"

Alvino menatap kepergian Alvaro dan Queen dengan penuh arti.

🎭

Alvaro mengehentikan langkahnya ketika mereka sampai di depan kelas Queen.

"Sekarang masuk kelas, jangan buat masalah lagi! apapun yang orang bilang jangan didengerin, oke!" ujar Alvaro kepada Queen layaknya seorang ibu yang menasehati anaknya. "Satu lagi, pulang nanti bareng gue, tunggu dikelas, biar yang gue jemput," ujar Alvaro lagi.

"Iya-iya. Udah sana pergi!" usir Queen membuat Alvaro menjitak kepalanya.

"Awww, sakit."

"Lagian, bukannya ngomong baik-baik malah ngusir. Udah ah, gue pergi dulu, bye." Alvaro berlalu pergi tanpa mempedulikan tatapan kesal Queen.

"Ecieeee, ekhem, ekhem," goda Anin sambil memicingkan mata.

"Apaan," sewot Queen.

"Tau deh yang punya gebetan, ke kelas aja harus dianter." Queen menatap kesal ke arah Anin kemudian berlalu masuk.

"Woytt, kok gue ditinggal," seru Anin.

"Ya elah, Nin, tinggal jalan aja, susah amat idup Lo," cela salah satu siswi yang bernama Amanda.

"Dih, serah gue dong," sinis Anin sambil berjalan menghampiri Queen.

"Lama banget, ngapain aja?" tanya Qilla penasaran.

"Debat," jawab Queen singkat.

"Debat? debatin apaan lo, bedua?" tanya Anin sambil duduk dikursi sebelah Qilla.

"Gue debatnya bukan sama Alvaro tapi sama Alvino."

"Alvino, siapa?" tanya Anin dengan kening berkerut.

"Adiknya Alvina," jawab Queen dengan malas.

"Whatttt, orangnya yang mana sih?" Anin menggaruk tengkuknya.

"Hadehhh, yang mergokin kita dibelakang sekolah." jawab Qilla sedikit berbisik agar tidak ada orang yang mendengar ucapannya.

"Terus, dia ngapain, Lo?" tanya Anin yang ditujukan untuk Queen namun sang empu tidak menjawab.

"Queennn," rengek Anin membuat Queen menatap kesal kearahnya.

"Lo tuh bisa diem gak sih! bentar aja, gue tuh lagi pusing," jawab Queen membuat Anin langsung terdiam.

Queen kembali menelungkup kan kepalanya kemeja tak lama kemudian dia tertidur.

🎭

Queen bergegas mencuci tangannya dan bermaksud untuk segera menyusul ke dua sahabatnya yang sudah lebih dulu kekantin.

Saat Queen melewati ruang musik, ia tak sengaja mendengar namanya disebut.

Queen menghentikan langkahnya sejenak lalu  mendekat ke salah satu jendela yang tirainya terbuka.

Queen mengintip kedalam, terlihat seorang cowok yang membelakanginya sedang berbicara dengan seorang cewek.

"Kenapa lo pengen banget nyelakain dia?" tanya cowok itu.

"Karna, gara-gara dia gue harus kehilangan posisi sebagai cewek tercantik disekolah," jawab cewek itu membuat Queen menaikkan alisnya.

"Lo yakin? dia bukan cewek sembarangan, loh," tanya cowok itu lagi, sepertinya dia sedikit ragu dengan rencana sicewek.

"Yakinlah! lo kerjain aja tugas yang udah gue kasih, soal bayaran, lo tenang aja," ucap sicewek dengan nada sombong.

"Okay, tapi kalau terjadi sesuatu, gue gak ikutan!" ujar sicowok, mengingatkan.

"Iya, lo tenang aja." ujar sicewek sambil menepuk bahu sicowok.

Tak lama kemudian, kedua orang itu pergi dari sana. Queen segera menelpon seseorang.

"Halo"

"Hmmm"

"Kirim rekaman cctv diruang musik jam istirahat pertama, gpl, ya"

"Hmmm"

"Ham, Hem, ham Hem, sariawan Lo"

"Gue tutup"

Queen segera menyimpan ponselnya kembali, kemudian meneruskan langkahnya menuju kantin.

🎭🎭🎭

Hai, hai, haiiiiiiiiii.

Aing dah update, Jan lupa voment, yakk.
Jangan lupa mampir ke cerita MASCHERA : GISEL karya SulisHapsariDelima


MASCHERA : QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang