Chapter 4 : Hujan

7 3 4
                                    

Langit berubah menjadi mendung, awan hitam berarak menyelimuti matahari. Para tupai bersembunyi di sarang mereka sambil menunggu hujan turun, sementara ia masih berdiri ditempat menodongkan senapan.

"akhirnya aku menemukanmu. Putri. "

Dia hanya bisa meneguk ludah
"kukira aku sudah lepas dari mereka, ternyata aku salah, dasar bodoh."

Itu kesalahnya sendiri, dia seharusnya tetap waspada. Saat pemburu baru saja kehilangan satu satunya buruan besar, tidak mungkin pemburu itu akan melewatkannya begitu saja, ia pasti memasang lebih banyak jebakan untuk buruannya itu.

Saat dia akan menembak, tiba tiba, tubuhnya telempar kesamping. Peluru tadi menyasar entah kemana. Dia sendiri sudah menghatam sebuah batu, kepalanya berdarah, bajunya basah separuh. Orang yang tadi melemparnya menghampirinya, lalu menarik rambutnya, memperlihatkan muka penuh luka bercampur darah dan tanah. Orang itu tentu senang melihatnya, ia memanggil rekannya. Mereka tertawa melihat keadaan gadis itu. Sementara dia sendiri tak tahu apa yang terjadi, ia tak mendengar atau merasakan apapun, pandangannya hanya gelap.

"pasti bos akan sangat senang"
"sudah pasti! Dari semua, hanya kita yang dapat berhasil menangkapnya."

Dia yang setengah sadar, memperhatikan semuanya dengan tatapan kosong.

"kukira ini sudah berakhir."

Kedua tangannya terikat ke tubuhnya yang diseret oleh salah satu orang itu. Ia tahu rupa orang yang menyeretnya, bermuka masam dengan rambut coklat kusam yang tampak tak pernah dirawat. Sementara ia menebak orang yang satunya lagi lebih tua dari si muka masam, karena rambut dan cambangnya sudah beruban dan memutih.

"akhirnya kita menemuak anak ini, hutan pinus itu benar benar membantunya, benarkan putri yang hilang?"
"hei! Berdirilah menurutmu kami tidak lelah menyeretmu sepanjang jalan?"
mereka tertawa terbahak bahak, bos mereka sudah pasti senang akan hal ini, persis seperti yang mereka katakan di awal.

Langit semakin menghitam, satu satu tetes hujan turun dari awan, sesekali suara katak terdenger oleh telinganya. Hujan yang turun semakin deras. Dua orang yang membawanya memakai tudung jubah yang dipakainya, lalu melanjutkan berjalan. Ia berusaha bangun, meski setiap bangun ia langsung terseret lagi.

Ia memandang langit, mereka meneriakinya untuk bangun. Tapi dia hanya menghiraukannya, kembali menatap langit mendung dengan tatapnya yang kosong. Hujan membasahi wajah dan tubuhnya, rambutnya yang tergerai, acak acakan dan basah, tubuhnya penuh luka dan lebam.

"apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

Mereka akhirnya tiba disebuah gudang jerami tua, bentuknya reyotnya diselimuti tanaman rambat, dia yakin sekarang mereka sedang berada di peternakan yang ditinggal oleh pemiliknya. Orang yang menyeretnya melemparnya ke sembarang arah, mendengar gadis itu mengaduh kesakitan orang itu berkata,
"itu balasanmu karena telah membunuh rekan rekan kami." mukanya menjadi semakin masam saat mengatakan itu, Si muka masam — julukannya pada orang yang menyeretnya — mendekatinya yang sedang berusaha berdiri. Si muka masam langsung menendang perutnya, membuatnya langsung terjatuh dan merintih kesakitan. Saat orang itu akan menginjak kepalanya Si tua-lagi lagi julukanya untuk salah satu orang itu-mencegahnya
"hei, hei, tenang dulu kawan. Kita tidak boleh membunuhnya disini, kita sekarang harus mengabari bos jika anak ini sudah tertangkap." Si muka masam mendengus, lalu mengikuti Si tua keluar gudang.

Mereka menutup pintu gudang dan menguncinya, suara percakapan mereka masih terdengar beberapa saat. Dia meraba kepalanya yang terasa sakit, ia baru menyadari kepalanya terluka, beberapa kali ia merintih kesakitan.
"kenapa orang orang itu tidak langsung membunuhku, malah menyikasaku."
Amarah membara dalam hatinya, siapa pula yang suka disiksa sebelum mati?. Ia berdiri dengan kaki gemetar. Ia mengambil belatinya dari sarungnya yang tergantung di pinggangnya, satu satunya senjatanya yang tersisa, dan kurasa orang orang itu juga tak menyadarinya.

Auzzhn - 14.04.21

Nivedia : Lost Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang