Chapter 10 : Hantu

1 0 0
                                    

Lorong lorong redup, bayang bayang dari jendela dan aroma musim gugur berjalan disisinya. Diluar, terlihat daun daun berwarna kuning, oranye dan merah berguguran ketanah. Pemuda itu menyadari jika warna mereka sama, dirinya menghela nafas, kemudian menghirup dalam dalam aroma musim gugur. Merasa lega karena dirinya dia bisa bisa terkena masalah karena perbuatannya tadi. Angin dingin perlahan lahan berhembus seperti menyuruhnya melupakan seluruh percakapan yang didengarnya olehnya sebelumnya, sebenarnya tanpa hembusan angin itupun dia pun akan melupakan seluruh ingatannya tentang hari ini, karena dia tahu, tidak baik mengetahui sesuatu terlalu banyak.

"Dingin," Gumamnya

Charlet menoleh sekilas ke arahnya, kemudian meminta sesuatu dari gadis pelayan di sisinya, lalu pelayan itu pergi keluar dan dengan cepat kembali lagi dengan membawa tumpukna kain di tangannya.

"Kamu bisa memakai pakaian hangat ini nanti. Aku akan turun sekarang, jika kamu mencari ku. Turun dari tangga pergilah ke koridor kiri dan kamu akan menemukan ruangan yang lebih mencolok dari yang lain, " Kata Charlet serambi memakai mantelnya.
Sambil berjalan, Charlet meragukan gadis itu mendengar perkataannya. Ada satu hal lagi yang dia ragu, dia yakin dia merasakan aura penuh keceriaan dibalik kegelapan yang melingkupi diri gadis itu.
Segera setelah setelah semua orang pergi, Nivedia segera menganti bajunya dengan yang baju yang lebih hangat, lalu memakai mantel biru usang miliknya, atau lebih tepatnya bekas milik Alfie, mantel itu diberikan bersamaan dengan pakaian hangat tadi. Sejenak dia bertanya tanya kenapa orang itu dapat mendengar gumamannya. Dia memikirkan beberapa beberapa alasan, seperti dia bisa membaca pikiran, atau mungkin dia dapat mendengar seluruh suara di dunia, atau mungkin juga ada makhluk yang memberitahunya. Tapi kemudian dia menemukan alasan yang lebih masuk akal, bahwa orang itu hanya memiliki pendengaran yang lebih tajam dari manusia kebanyakan.
Charlet menghempaskan dirinya
di sofa kamarnya, perasaannya jadi tak enak setelah menceritakan itu semua, dia berfikir seharusnya dia tetap menemani gadis itu dan menjadi orang baik yang diharapkan gadis itu, walaupun dia sendiri tidak tahu orang baik seperti apa yang gadis itu harapkan. Charlet mau saja segera memejamkan matanya, tapi otaknya menolak menuruti perintahnya, membuatnya beranjak bangun menuju meja bukannya ke ranjangnya. Dia mencoba untuk menulis sesuatu tapi yang dilakukannya hanya Memutar-mutar pena. Pikirannya sendiri melayang layang entah sedang memikirkan apa, dia sendiri juga merasa aneh, tidak biasanya dia melakukan hal tanpa tujuan seperti ini.
Waktu terus berlalu, dia masih belum juga tidur, padahal tidak melakukan apa apa juga. Waktu secara konsisten terus bertambah, ini sudah tengah malam, Charlet tetap belum tertidur ataupun berpindah tempat, kini dia meletakkan penanya, tangannya bersedekap diatas meja, kepalanya memandang keatas, entah sedang memikirkan apa. Sebuah suara menyadarkannya, dia tidak terlalu mempercayai hantu, dia juga yakin ini bukan hantu atau makhluk semacamnya. Saat hendak membuka pintu, suara itu menghentikan gerakannya.

"Hei..."
"Kau itu orang baik.... Sekaligus orang yang jahat."
"Kau baik karena menyelamatkanku, tapi kau jahat karena hanya menyelamatkanku."

Kemudian sedikit terdengar isakan kecil, lalu tak terdengar apapun lagi.

"Aahhh."

Dia merasa lega itu bukanlah hantu.

_____

Auzzhn - 22.08.21

Nivedia : Lost Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang