Burung hantu itu masih tetap setia bertengger di tempatnya, dia juga masih tetap mencuil roti menjadi potongan potongan kecil sebelum dimakan. Mata burung hantu itu berkilat terkena sinar dari bulan, membuatnya menjadi sedikit lebih menakutkan dari seharusnya. Dia tau burung hantu itu masih bertengger di jendela kamar, dipandanginya burung hantu itu lekat lekat. Kemudian dia menyingkapkan selimutnya dan beranjak menghampiri jendela, tangannya meraih sepotong roti yang tersisa, membelahnya menjadi 2 bagian, dan mengulurkan tangannya melewati terali jendela agar bisa memberikan setengah potongan roti tadi ke si burung hantu.
"aku menyukaimu, jadi ambil, makan ini dan pulanglah," katanya sembari menampilkan seulas senyum tipis.
Burung hantu itu seakan mengerti kalimatnya barusan, cepat cepat burung hantu itu meyambar roti yang ada di tangan gadis itu, dan cepat cepat menghilang di balik gelapnya pepohonan.
***
"nah, Nivedia jadi-"
"dari mana kau tahu namaku."
"eh?"
Charlet terkejut kalimatnya dipotong begitu saja, selain karena tidak ada yang pernah menyela setiap perkataannya, menurutnya hal seperti itu tidak sopan untuk dilakukan.
"dari mana kau tahu namaku," tanya gadis itu sekali lagi.
Lelaki itu tak langsung menjawab, dia menimbang nimbang lebih baik menjelaskanya atau langsung mengutarakan pendapatnya—kurasa dia tak akan bisa melakukan apa yang diinginkannya sebelum mejawab pertanyaan gadis itu.
"yah, aku pernah mendengar nama itu kira kira setahun, bukan, setengah tahun yang lalu. Tentu akan kucerikan bagaimana itu terjadi."
<<>>
"bagaimana kalian sudah menemukan identitas anak itu?."
Charlet menghentikan langkahnya, ia mendengar suara ayahnya dari sebuah pintu yang tertutup rapat tapi tanpa seorangpun penjaga di depannya.
"aneh, hal semacam ini tidak biasanya terjadi," katanya dalam hati.
Dia ingin terus melangkahkan kakinya menyusuri koridor istana yang sepi, tapi suara suara itu mencegah kakinya untuk melangkah. Mungkin bagi orang lain mereka hanya mendengar suara samar atau malah tidak mendengar apapun, tapi bagi lelaki itu suara suara tadi cukup jelas untuk didengar. Pendengarannya yang sedikit berada diatas rata rata, membuatnya dapat mendengar semua percakapan dibalik tembok istana, bahkan percakapan yang seharusnya tak ia dengar.
"sudah yang mulia, seperti yang dikatakan sebelumnya, gadis itu masih hidup. Diketahui namanya adalah Nivedia, diasuh oleh pasangan Pharlap. Kediaman Pharlap sendiri berada di bagian selatan desa Austurd, di tepi hutan Myodas..."
Charlet mendengarkan setiap kata dengan seksama, dia tak sadar tubuhnya sudah berdiri tinggal beberapa langkah lagi dari pintu, dia sendiri padahal juga tahu menguping itu tidak baik—apalagi menguping pembicaraan raja.
"ini tidak seperti rencana yang seharusnya."
"tuan Oosten, bukankah istana akan melakukan kunjungan ke Austurd?"
"benar yang mulia, yang mulia akan melakukan kunjungan ke Austurd seminggu dari sekarang."
"panglima Hemlock, kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?"
Oosten adalah penasihat kerajaaan sekaligus tangan kanan raja Edennour, yang mengetahui semua rencana rencana raja dan informasi yang seharusnya tak diketahui oleh masyarakat. Sementara itu Panglima Hemlock adalah panglima perang kerajaan Edennour, yang juga menjadi pemimpin pasukan khusus yang di rumorkan terkenal dengan kelihaian mereka dalam menghabisi target dalam misi mereka. Kemudian setelah itu Charlet mendengar suara ibunya, tapi dia tak bisa menangkap apa yang dikatakan oleh ibunya, bukan karena saat itu ratu sedang berbisik, tapi karena memang ratu adalah wanita yang bersuara kecil mirip seperti berbisik.
Lelaki itu berusaha memahami apa yang barusan didengarnya, beberapa pertanyaan muncul di benaknya tapi ia ragu akan jawabanya. Kenapa tidak ada penjaga di ruangan ini? Kenapa ibunya ikut serta dalam pembicaraan ini? Kenapa sampai harus melibatkan pasukan khusus? Dan yang lebih penting, siapa itu gadis bernama Nivedia dan kenapa dia harus di buru oleh pasukan khusus?
____
auzzhn - 22.07.21
note : setelah 1 bulanan hiatus balek juga :D (lebih deng)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nivedia : Lost Princess
ФэнтезиKau hanya harus berlari, melewati peluru peluru yang berterbangan, menerjang angin dan para binatang buas. Menarilah dibawah hujan, memandang langit menerima tetes hujan membasahi bumi. Lalu kau harus menjadi peri yang bersembunyi diantara pohon poh...