Chapter 8 : Burung Hantu

3 1 0
                                    

Angin bertiup kedalam kamar, dia melayangkan pandang keluar jendela, waktu masih belum terlalu malam, tapi kamar itu sudah menunjukkan sisi gelapnya. Sup tomat dengan beberapa potong roti dibiarkan tak tersentuh di atas meja. Tentu gadis itu lapar, tapi ia sama sekali tak memiliki nafsu makan. Suara burung hantu bermunculan, salah satu burung hantu hinggap di jendela kamar, Nivedia menatap mata bundar burung hantu itu, mata bundar yang mengingatkannya pada bagian hidup yang di bencinya.

<<>>

"Alfie! Aku akan berangkat sekarang!"
Nivedia berteriak mengabarkan bahwa ia akan pergi berburu. Dua hari yang lalu Alfie sudah mengizinkannya untuk berburu berang berang sendirian, meski, Nana menentang keputusan Alfie membiarkan gadis itu berburu sendirian.
"dia ini tetaplah seorang anak perempuan Alfie, bagaimana mungkin kau membiarkannya berburu sendirian?" 
Itu adalah kata Nana saat memprotes Alfie, Tapi seperti biasa Alfie yang di protes tetap diam.
"tapi usiaku kan sudah 17 tahun Nana, aku sudah besar." 
Nana, menghela nafas panjang mendengar perkataan Nivedia, dia tahu jika anak itu sudah memiliki keinginan akan sulit sekali untuk mengenyahkan keinginan itu dari otaknya.

"Nana! Dimana kau! Aku akan pergi sekarang!" 
Dia ganti memanggil Nana untuk berpamitan dan mungkin mendapat beberapa bekal tambahan. Tapi dia tak mendengar balasan dari Nana, padahal biasanya Nana akan selalu membalas teriakkannya.

"Nana! Diman-" 
Teriakkannya terhenti, dari arah depan rumahnya dia mendengar suara aneh.

"DOR!"

Suara tembakan! Apa yang sedang terjadi? Perasaannya buruk tentang ini, dia langsung berlari menuju sumber suara itu dengan senapan miliknya tergengam erat di tangan.

"N-Na-Nana"
"A-Alfie"
"a-apa yang apa…"

Gadis itu berdiri dengan kaki gemetar, dia melihat dua orang tergeletak bersimbah darah di depan pintu, terlihat juga seorang pria dengan mata bundar mengerikan sedang mencabut belati yang berlumur cairan merah. Pria itu menyadari menyadari kehadiran Nivedia, dia bangkit melangkahi dua orang di depannya. Nivedia mengangkat senapannya, seluruh tubuhnya gemetar tak karuan. Pria itu tersenyum—senyum yang mengerikan dan menjijikan—dan berkata,
"kau tak akan berani melalukannya putri." 

"DOR!"
"DOR!"
"DOR!"

Nivedia menarik senapannya. Dua peluru menembus dada orang itu, sementara salah satu peluru membuat pecah kaca rumahnya. Pria itu tumbang, darah mengalir deras darinya. Gadis itu bernafas terengah engah, kakinya juga tak berhenti gemetar, dia benar benar ketakutan. Dia berjalan pelan menghampiri kedua orang yang di sayanginya, dia jatuh terduduk diatas genangan darah mereka, tubuhnya bergetar hebat, air mata keluar dari pelupuk matanya.

"per…gi...Nive…dia…pergi."
Gadis itu mengangkat kepalannya, ia mendengar suara Nana, suara terbata bata dan lirih yang seharusnya tak keluar dari mulutnya. Tangan mungil Nana berusaha menggapai Nivedia, setidaknya ia dapat membelai anak itu untuk terakhir kalinya.
"tidak, Aku tak akan meninggalkan kalian."  kata gadis itu sambil mendekatkan wajahnya ke tangan mungil Nana, dari sela matanya ia melihat bekas tembakan di tubuh nana.
"kau…harus pergi…tinggal…kan…kami…“
Tangan mungil itu mengelus wajah yang basah akan air mata, Nivedia menggeleng pelan, ia tak akan pergi meninggalkan mereka. 
"pergi…Niv…"
"me…reka…semua…a…kan…membu…nuhmu juga…"
"pergi…Niv…“
Tangan Nana terkulai jatuh ke lantai, Dari kejauhan terdengar banyak langkah orang berdatangan. Nivedia menggengam tangan itu erat erat, ia tak ingin melepaskannya. Langkah kaki orang orang itu semakin dekat, suara percakapan mereka terdengar samar samar, dia harus membuat keputusan.

Gadis itu beranjak menghapus air matanya, dia mengecup pipi Nana, matanya lama menatap Alfie. Kini tak akan ada lagi Nana yang cerewet dan Alfie yang selalu diam.

"maafkan aku ya, aku selalu membantah perkataan kalian, terutama perkataanmu Nana, kali ini aku berjanji tidak akan melanggar perkataanmu."

"terima kasih juga kalian, atas semuanya. Aku akan pergi Nana, aku juga berjanji tak akan melupakan kalian, sungguh."

<<>>

Auzzhn - 27.04.21

Nivedia : Lost Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang