Mencari perlengkapan untuk rumah baru tidak mungkin bila tidak mengunjungi IK*A, begitulah awalnya pikiran kami berdua. Menggunakan sepeda motor matic kesayanganku yg sudah cukup butut, dengan helm hitam jelek yg penuh lecet di kepalaku. Di belakangku duduk seorang wanita yg memegang pinggangku, ia menggunakan helm baru yg tidak terlalu mahal. Sesampainya di pusat furniture itu, kami mulai mencari kebutuhan-kebutuhan untuk tempat baru kami yg kecil.
"Temen kamu jadi ambil barang-barangnya hari ini?" Tanya Gaby padaku.
"Jadi kok." Balasku padanya.
"Berarti kita bakal dapet duitnya sekitar sekian juta kan? Trus kasur juga masih bisa kita pakai. Paling kita cuma cari lemari, meja tv, dan rak rak kecil ya biar muat." Katanya sambil mengeluarkan list di handphonenya.
"Jemuran sama mesin cuci 1 tabung..." tambahku lagi.
Kami berdua berkeliling mencari yg kami perlukan, cukup lama kami melihat lihat barang yg harganya cocok dan pas di kantong kami.
"Haduuh mahal..." keluhku di sebelah Gaby.
"Salah nih aku tinggal sama suami miskin..." ledek Gaby padaku.
"Suami suami, nikah aja belom..." balasku padanya.
"Astaga belum nikah udah tinggal bareng! Bener-bener ya!" Ledeknya lagi sambil tertawa kecil.
Kami akhirnya menentukan mesin cuci yg akan kami beli, lalu membeli barang-barang kecil lucu yg bisa menghias kamar. Kami kembali berkeliling dan membeli sebuah lemari kaca putih dengan pintu geser, cukup besar namun muat di kamar kami.
"Kenapa sayang?" Tanya Gaby padaku.
"Emmm gapapa, ke ATM dulu yuk..." ajakku pada Gaby, aku ingin mengecek rekeningku dan meminta transferan uang dari ibuku, aku tak menyangka uangku tak cukup untuk membeli barang-barang ini.
"Pake ini aja." Gaby menyerahkan kartu kreditnya padaku.
"Eh jangan!" Balasku padanya.
"Loh, uangku kan uangmu juga, uangmu ya terserah kamu mau kamu anggap uangku juga gak hahaha" Gaby menggeser tubuhku dari depan kasir dan menyelesaikan pembayarannya.
Setelah memberikan alamat untuk pengantaran, kami berdua keluar membawa barang-barang kecil yg bisa kami bisa bawa. Kami mengenakan helm dan kembali menuju rumah baru yg sudah kami tempati hampir 2 minggu itu.
Tak butuh waktu lama, kami telah sampai kembali ke rumah. Rumah kami adalah sebuah apartement kecil dengan 1 kamar tidur, kamar mandi, ruang tengah dan dapur kecil di pojokkan. Kami mulai menata tiap ruangan, menghias dan merapikannya. Cat di tempat ini sudah kering semua, minggu lalu Senpai dan Felix membantu kami mengecat rumah. Perlahan lahan kami berdua telah membuat apartement ini menjadi rumah tinggal yg nyaman buat kami berdua. Memang bisa dibilang waktu pindahan kami memakan waktu yg lama karena jadwal latihan dan perform Gaby yg padat serta pekerjaanku di restoran yg sampai malam. Hanya di waktu senggang saja kami bisa merapikan rumah ini.
"Huaah akhirnya selesai!" Gaby berteriak girang sambil duduk di sofa.
"Iya akhirnya rumah kita selesai ya, tinggal mesin cuci sama lemari aja ya." Balasku lagi.
"Iya hehe..." balasnya sambil memeluk dan bersandar di dadaku.
Kami berdua beristirahat sebentar, ia meninggalkanku mengambil laptop dan melanjutkan skripsinya yg sudah hampir selesai. Aku menemaninya sambil menonton televisi. Ia duduk di karpet dengan laptop di atas meja yg sekarang penuh dengan buku-bukunya. Aku meninggalkannya yg sedang sibuk. Mulai berkutat di dapurku, membuka kulkas dan mencari-cari sesuatu.
"Kamu bikin apa?" Tanyanya padaku, sepertinya ia mencium bau masakanku.
"Aku buat ini..." kataku sambil meletakkan sepiring penuh mozarella stick dan semangkuk saus pizza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekarang Sedang Jatuh Cinta Season 2
Romancekelanjutan dari cerita Sekarang Sedang Jatuh Cinta Konflik antara Yusa yang mengejar cintanya, dihalangi oleh banyak pilihan yang datang dan menghantui dirinya. apakah akhirnya Yusa akan bersama dengan gadis impiannya?