Sepanjang Jalan Raya.

559 7 0
                                    

Memulai semua dari awal, menata ulang apa yang telah bangun. Itulah yang sedang ku lakukan sekarang. Semua kejadian beberapa waktu lalu telah menjadi pelajaran buatku, aku yang sempat patah arah telah menemukan matahari ku. Matahari yang bersinar terang membukakan jalanku untuk terus melaju, keluar dari lembah yang gelap tempatku terjatuh.

"Yusa, jangan lupa di periksa terus panas apinya!" Teriak Head Chef padaku.

"Siap Chef!" Balasku cepat sambil melakukan apa yang di perintahkan.

Dengan cekatan aku mengatur besar api pada stove, sambil tanganku yang lain membawa sebuah pan yang masih panas. Menuangkan isi pan itu keatas piring, memberikan beberapa condiment terakhir dan mengopernya kepada Head Chef untuk di periksa. Head Chef lalu memberikan sentuhan terakhir sebelum memerintahkan seorang pelayan mengantarkan makanan itu.

"Excellent Yusa. I know that you have a good skill" Puji Head Chef padaku.

"Grazie Chef!" Balasku sambil mengaduk Sauce yang sedang kupanasi.

"Tolong sehabis ini kamu lanjutkan semuanya seperti yang tadi." Perintahnya lagi.

"Siap chef!" Aku menuruti perintahnya dengan segera.

________________________________________

Aku merapikan pakaian Chef yang kukenakan, melipatnya dan menyimpannya di locker. Setelah mengecek semua bawaanku, terutama pisau kesayanganku yang ku simpan di koper coklat yang selalu ku tenteng ketika magang. Aku mengambil tasku dan bergegas untuk pulang, aku melewati beberapa karyawan lain yang masih bersantai dan tak langsung pulang. Setelah basa-basi sedikit, aku meminta izin untuk pulang duluan. Aku berjalan ke arah luar restaurant, namun aku melihat Head Chef ku masih berada di samping mobilnya.

"Chef, saya pulang duluan ya" kata ku, aku membungkukan badanku sedikit padanya.

"Ah Yusa, hati-hati ya" katanya lagi padaku.

"Terima kasih chef, kau juga" balasku lagi padanya.

Aku meninggalkannya di depan halaman restaurant, aku berniat berjalan kaki pulang menuju apartmentku yang tak jauh dari sini. Mungkin hanya memakan waktu 5-10 menit saja. Namun Head Chef kembali memanggilku saat aku belum terlalu jauh meninggalkannya.

"Yusa. Kamu sudah tau minggu depan Olympia mau kedatangan pemiliknya? Ia akan mengadakan sebuah acara disini, sekaligus ia akan mengumumkan kekasih barunya" kata Head Chef padaku.

"Lalu?" Tanyaku penasaran.

"Karena ia meminta yang terbaik, aku ingin kamu untuk menjadi salah satu dari Chef yang bertugas hari itu. Kau sanggup? Aku tidak ingin membebani anak magang." Katanya sambil menepuk pundakku.

Aku mematung di depannya. Aku tak percaya apa yang ku dengar barusan, aku tak tau apakah ini sebuah mimpi atau bukan. Belum lama aku menjadi seorang pecundang di restaurantku sebelumnya namun sekarang aku di sejajarkan dengan chef restaurant bintang 4 meskipun hanya seorang anak magang. Ini tidak mungkin.

"Jangan bercanda Chef..." kataku tak percaya.

"Aku serius, apa kau tak sanggup?" Tanyanya kembali padaku.

"Sanggup! Aku sangat sanggup!" Balasku dengan penuh percaya diri.

"Bagus, baiklah kau boleh pulang." Head Chef kembali menepuk pundakku sebelum mengizinkanku pergi.

Aku berjalan dengan sangat senang, langkahku yang tidak lagi santai seperti orang yang kesetanan. Aku ingin cepat-cepat sampai ke kamarku dan tidur agar cepat sampai di hari sesial itu. Aku terus melajukan kakiku sepanjang jalan raya sambil memandang langit malam yang indah, dengan bulan purnama yang bersinar terang menerangi langit. Bersaing dengan terangnya lampu-lampu gedung pencakar langit kawasan Sudirman ini.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang