Sudah 2 bulan sejak hari pertemuanku dengan Gaby di sudut FX itu. Sudah 2 bulan pula aku dan Julie telah melancarkan rencana kami yg menurutnya sudah ia susun dengan matang. Rencana untuk merebut Gaby kembali agar ia kembali menjadi kekasihku. Sebenarnya sampai hari inipun aku masih tidak tau bagaimana detail rencana itu maupun apa saja yang akan kami lakukan. Sejauh ini Julie hanya menyuruh untuk melanjutkan hari-hari seperti biasa dan jangan pernah melewati 1 penampilan Gaby pun di theater.
"Bersikap biasa dan jangan pernah puas dengan kak Feni... nanti aku kasih tau detail selanjutnya" itulah kata-kata darinya yang ia minta padaku untuk terus mengingatnya.
Begitulah, aku harus menahan diriku dari Feni yang memiliki nafsu tinggi dan sangat ahli dalam urusan "main" itu. Meski Julie memintaku untuk menahan, namun bukan tandanya aku harus menyiksa diri agar tidak terpuaskan karena aku bukan robot. Setidaknya aku harus bisa membuat Feni kalah tak berdaya sebelum ia mengalahkanku, sisanya biar aku buang saja di toilet perintahnya.
"Kak Yusa hari ini ada kegiatan apa?" Tanya Feni saat ia sibuk mengoleskan selai pada roti tawarnya menggunakan pisau roti.
"Nonton theater aja nanti." Kataku sambil memainkan HPku.
"Oh gitu, berangkat bareng dong?" Feni membuatkan dua buah roti tawar dengan selai coklat untuk kami berdua.
"Kyaknya gak deh, kamu duluan aja..." balasku padanya.
"Kenapa sih kak? Akhir-akhir ini kak Yusa aneh." Feni duduk di sampingku dengan kedua kakinya naik ke sofa membuat celana dalamnya mengintip sedikit dari kaus oversizednya.
"Aneh gimana? Gak kok..." aku menoleh kearahnya santai.
"Ih tuhkan kak Yusa jawabnya aja gitu." Ia memanyunkan bibirnya cemberut.
Aku tak menoleh sedikitpun padanya seperti yang di perintahkan Julie, buat seolah-olah aku berubah dan tak lagi memperdulikan Feni. Agar ia tak lagi menggangguku dan mungkin ia akan pergi.
"Cuekin kak Feni, bikin dia gak betah. Kak Yusa harus bisa jangan gak enakan terus!" Begitulah kata-kata Julie yang ia sampaikan sambil melahap kentang goreng hingga mulutnya penuh.
Feni masih duduk di sebelahku tanpa merubah posisinya, namun terlihat jelas di wajahnya bahwa moodnya pagi ini memburuk. Ia memilin ujung kausnya sambil memakan roti tawarnya dengan malas. Tak tega, namun harus ku lakukan.
"Fen, btw kamu udah di apartementku hampir 4 bulan kamarmu sendiri gimana?" Tanyaku padanya.
"Masih ku perpanjang kok kak, buat kalo Umi dateng ke Jakarta dari cianjur." Katanya kembali menoleh kearahku dengan semangat.
"Oh gitu, kenapa gak kamu tempatin? Kamu gak takut ketauan Umi?" Tanyaku kembali.
"Gak kak, aku udah bilang sama Umi kok kalo..." Feni menghentikan kata-katanya, wajahnya memerah.
"Kalo apa Fen?" Tanyaku bingung.
"Rahasia!" Balasnya membuang muka.
"Yee kok gitu. Kita gak bisa tinggal bareng terus loh, gak baik." Tambahku.
"Iiih aku udah bilang Umi kok kalo aku tinggal sama pacarku! Walaupun Umi keberatan tapi aku bilang kalau kita pasti nikah jadi Umi gak perlu khawatir aku di macem-macemin." Kata-kata Feni membuatku terpaku.
Benar yang Julie bilang, bukan hanya karena soal Gaby. Namun membiarkan Feni tinggal lebih lama memang akan semakin memperkeruh masalah, suatu saat kami berdua akan mendapat masalah dari ini semua dan mungkin tak akan bisa kembali lagi. Sebenarnya Julie telah memaksaku untuk mengusir Feni namun aku memintanya untuk bersabar dan dengan cara halus agar Feni pindah dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekarang Sedang Jatuh Cinta Season 2
Roman d'amourkelanjutan dari cerita Sekarang Sedang Jatuh Cinta Konflik antara Yusa yang mengejar cintanya, dihalangi oleh banyak pilihan yang datang dan menghantui dirinya. apakah akhirnya Yusa akan bersama dengan gadis impiannya?