CALL ME RAYN!

2.5K 380 269
                                    

Okey, sebentar lagi kalian udah bisa baca I WAS HAPPY secara lengkap ya! Ditunggu!

Maxrayn Pramuditya menyilangkan tangan di depan dada sambil menghela nafas. Pria itu memicingkan matanya menatap wanita yang kini sedang asik makan siang di hadapannya. Jika bukan karena adanya hal penting, dia tidak mungkin mau pergi ke luar kantor bersama wanita ini.

Hatinya terus-terusan tak tenang jika mengingat percakapannya dengan Kinan tadi pagi. Tapi sekarang, dia tidak akan pernah bisa mengelak dari kenyataan. Max tidak boleh kabur atau dirinya akan dianggap pengecut lagi seperti dulu. Kini Alexxa hadir kembali dan Max harus menata hati wanita itu yang dulu sudah runtuh karena perbuatannya sendiri. Dia harus bertanggung jawab.

Karena pada kenyataannya, apa yang hancur dalam kehidupan Alexxa, itu semua sebab perbuatan Max dulu. Luka yang membekas pada wanita itu, semuanya karena Max. Dia datang kembali untuk meminta tanggung jawab Max sebagai seorang pria sejati. Bukan pria pengecut.

"Kamu kok gak mesen makanan, Max? Masih diet sampai sekarang?" Alexxa terkekeh disela pertanyaannya tersebut. Dia kembali mengingat sejarahnya dulu ketika Max merajuk padanya dan tidak mau makan karena alasan diet.

Ya, dia masih mengingat hal itu. Bahkan hal-hal kecil yang dilakukannya bersama Max di masa lalu, selalu membekas di pikirannya. Termasuk kejadian di malam itu, malam dimana semuanya tiba-tiba hancur dan langsung mengubah segalanya. Termasuk takdir Max dan Alexxa.

Bahkan tanpa sadar, Max menatap lekat diri Alexxa sembari memutar ulang rekaman kejadian di malam itu melalui pikirannya. Hatinya menangis marah saat ini. Bisikan iblis dan malaikat terus datang dari telinga kiri dan telinga kanannya.

Sang Iblis meminta Max untuk melenyapkan Alexxa sekarang juga. Dengan begitu, masalah akan hilang dan dia bisa hidup bahagia bersama Felis.

Tapi tidak dengan Sang Malaikat yang meminta Max untuk tetap berdiri pada keputusannya. Yaitu bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan pada malam itu. Dia juga harus menepati janji yang dilontarkannya pada saat itu kepada Alexxa.

Walaupun Alexxa mendarat di landasan kehidupan Max pada waktu yang sudah terlambat, Tuhan masih mempertemukan mereka berdua meskipun kini sudah ada penghuni baru dan permanen di hati Max. Semuanya masih bisa diperbaiki, pikirnya.

Tangan Alexxa melambai di hadapan wajah pria yang duduk melamun itu. "Max! Kamu melamun? Hello!" Dia menghentikan aktivitasnya ketika yang dipanggil sudah sadar dan tengah menggelengkan kepala.
"I-Iya? Ada apa? Kamu udah selesai makan?" jawab Max dengan gugup lalu mengusap wajahnya ketika lamunannya dibuyarkan oleh Alexxa--orang yang tengah dipikirkannya sedari tadi tanpa henti.

Alexxa berdecak sambil menggeleng. "Kamu itu lagi mikirin apa sih? Aku nanya, kamu gak mau makan? Entar kalau maag kamu kambuh gimana? Mau aku pesenin makanan?" Wanita itu sedikit cemas karena Max selalu melamun hari ini bahkan ketika sedang rapat di kantor tadi.

Max menggeleng pelan. "Aku gak selera makan. Lebih baik kamu cepetan selesain acara makan siang kamu, terus kita ketemu sama Rayn. Ini udah hampir jam pulang sekolah," balasnya sembari melirik jam tangan pemberian Felis beberapa waktu lalu yang kini sudah terpajang di tangannya.

Anggukan kepala yang cepat langsung dilakukan oleh Alexxa saat mendengar perkataan Max barusan. Bahkan rasanya dia ingin melompat-lompat seperti anak kecil sekarang juga ketika pria itu tiba-tiba menyebut nama Rayn. Secara tidak langsung, Max sudah menunjukkan kepeduliannya.

I Was HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang