Accept

518 67 3
                                    

***

Meskipun jaemin sudah mau bicara dengan hina, tapi bukan berarti jaemin mau berbicara dengan wajah yang tersenyum lagi pada hina. Jaemin berbicara dengan hina seperti dia berbicara dengan orang lain. Wajah datar dan terkesan dingin. Hina mencoba mengerti karena changmin memberi tahu hina jika sebenarnya jaemin memang seperti itu.

"Justin!", Hina bahkan sampai terlonjak saking terkejutnya dia dengan teriakan mark yang begitu melengking. Bukan hanya berteriak, mark juga membuka pintu hingga menimbulkan suara yang sangat keras.

Jaemin hanya berdecak sementara mark sontak membungkam mulutnya saat menyadari jika ada orang lain disana.

"Anyeonghaseyo", Sapa hina dengan sopan. Mark buru-buru membungkuk memberi hormat hingga yoon ho dan ji hyun muncul dari belakang mark.

"Dad?... mom?... aku pikir hanya hyung yang datang", Padahal changmin sudah bilang jika orang tua angkatnya akan datang tapi jaemin sedang tidak focus saat changmin memberi tahunya.

Hina kembali membungkuk memberi hormat pada orang tua angkat jaemin.

"Hmm... Aku akan keluar dulu sebentar", Pamit hina. Dia merasa tidak enak dan canggung jika harus berada diruangan itu.

"Kau bisa kembali setengah jam lagi", Hina hanya mengangguk pelan lalu keluar dari ruangan jaemin.

"Wow... dia lebih cantik dari yang aku bayangan kan Justin... kau benar-benar jatuh cinta rupanya", goda mark sambil menghampiri adiknya itu.

"hmm", sahut jaemin dengan malas.

"Gosh... lihat apa yang ayahmu itu lakukan... wajahmu benar-benar rusak", gerutu mark sambil menyentuh wajah adiknya dengan hati-hati.

"Kau baik-baik saja?", tanya yoon ho.

"Aku pikir akan begitu.. tapi kenyataannya tidak", Ji hyun ikut duduk disamping jaemin lalu memeluknya dengan lembut.

"Kau perlu bantuan dad?", Tawar yoon ho.

"Anio... Aku sudah berhasil membujuk istrinya untuk bercerai dan sebentar lagi investasi untuk perusahaannya akan di Tarik... dia pasti sedang bingung mencari bantuan sekarang", Jaemin pikir untuk sekarang itu cukup untuk memberi ayahnya pelajaran. Tapi jika itu tidak cukup, jaemin akan melakukan hal lain.

"Kau tidak berniat memberi tahunya?", Jaemin terdiam sebentar.

"Ibu tidak mau dia tahukan?... aku tidak akan memberi tahunya sampai dia tahu sendiri", Yoon ho hanya menghela nafas pasrah. Jaemin keras kepala, mungkin karena kedua orang tuanya memang keras kepala.

***

"Gong Hina", Hina terkejut bukan main saat ibu angkat jaemin, Seo Ji Hyun menghampirinya ke taman rumah sakit.

"Anyeonghaseyo", Sapa hina sambil membungkuk memberi hormat.

"Namaku Seo Ji Hyun, aku ibu angkat Justin... Senang bertemu denganmu", Ji hyun mengulurkan tangannya dan hina dengan cepat menyambutnya.

"Gong Hina Imnida",

"Kau lebih cantic dari pada di foto... Justin mengirimkan fotomu pada kami",

"Ah... Terima kasih", Jawab hina ragu-ragu.

"Ini pertama kalinya Justin jatuh cinta", Kata Ji hyun dengan tatapan mengarah ke langit. "Justin sejak kecil tidak pernah merasakan kebahagiaan, jadi maafkan Justin jika dia mungkin terlalu bersemangat dan bahkan terkesan memaksamu-"

"Itu-"

"Jika kau memang tidak menyukai Justin, aku harap kau akan mengatakan alasanmu sejujurnya... jangan berbohong padanya... itu jauh lebih menyakiti hatinya", Hina terdiam. Mungkin jaemin menceritakan apa yang terjadi diantara mereka pada ibunya. Hina akui dia salah, dia terlalu menuruti rasa takutnya.

A Life Story About JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang