Now playing : I'd Do it Again (Violette Wautier)
Happy reading🔥🔥
••••
Kemarin lusa adalah kejadian yang Mora harapkan untuk tidak terulang lagi, berinteraksi dengan manusia bernama Arga.
Sayangnya Mora tidak tau kalau Arga adalah adik dari Bena. Gimana ya tanggapan Mora jika ia tau ternyata Arga dan Bena adalah saudara kandung?
Terkejut kah? Atau biasa aja?
Entahlah. Gadis itu kini tengah menyantap lumpia basah yang di pesannya tadi bersama siapa lagi kalau bukan Elsa. Keduanya asyik menyantap makanan masing-masing. Dengan posisi duduk meja bundar, Mora berhadapan dengan Elsa, bukan bersebelahan.
"Mora, lo punya sodara berapa?" tanya Elsa sambil mengunyah bakso yang baru saja disuapnya.
"Telen dulu tu bakso baru gue jawab."
Akhirnya Elsa mengunyah bakso tersebut sampai habis di mulut, dan menyedot sedikit minumannya.
"Lo punya sodara berapa?"
"Banyak."
"Iya berapa, Mora?"
"Ya namanya sodara ga bisa diitung lah, dodol. Banyak banget. Belum om, tante, sepupu, nenek gue, uyut gue, bao gue, ga akan selesai kalo disebutin sekarang."
Elsa melongo, bukan itu maksudnya. Elsa salah bertanya ya?
"Lo yang dodol apa gue, sih? Maksud gue sodara kandung, Nyaii. Bukan keluarga besar loo, plis deh."
"Dih, santai. Lo yang salah nanyanya."
Okey, kali ini Elsa ngalah yaaa. Iyain apa kata Mora, Mora benar dan Elsa salah.
"Dua, gue tiga bersaudara."
Mora menyuapkan sesendok lumpia ke dalam mulutnya, namun belum sempat sampai ke mulut Mora, tiba-tiba tangannya terasa terdorong agak sedikit kencang hingga sendok yang berisi lumpia tersebut jatuh ke atas roknya.
Ekspresi Mora datar, melihat siapa yang baru saja lewat. Gerombolan anak cowok di kelasnya yang menempati jajaran belakang, minus Bena.
Mora tidak berekasi apa-apa, ia hanya diam. Males cari ribut hari ini, walau sebenarnya ini sangat menjengkelkan baginya dan bagi orang-orang yang melihat kejadian barusan.
Gerombolan tersebut duduk di tempat yang tak jauh dari tempatnya. Dari tempatnya duduk, Mora masih bisa melihat Arga yang duduk dengan arah menghadapnya di meja sebrang sana. Saat bersitatap dengan cowok itu, Mora menatap malas ke arah Arga dan mengalihkan pandangannya.
"Mora, lo kenapa sih, dari tadi gue ngomong ga didengerin?"
Dari gerombolan itu lewat dan entah sengaja atau tidak tangan Mora tersenggol, Elsa sudah nyerocos panjang lebar. Karena Mora hanya fokus ke arah gerombolan cowok-cowok tersebut.
"Apa, Sa?"
"Mau gue anter ganti rok gak? Itu rok lo kotor. Atau mau dicuci aja?"
Disini Mora loh yang kena, kenapa Elsa yang heboh ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKABENA
Teen FictionArgani Adiwilaga, Bena Bahuwirya, Alkamora. Mereka hanya tiga remaja yang tak sengaja bertemu, dan bersapa. Kisah klasik yang sering didengar, mereka mengalaminya. "Semua yang ada tak harus kita punya, selalu tinggal dan tetap di sisi lebih indah...