Go

552 130 12
                                    

On collaboration with Wahahaha_20




"Jeongyeon-chan, hari ini oto-san akan pergi ke kota. Oto-san akan pulang besok pagi. Tapi oto-san tidak akan melupakan latihanmu. Duduklah Jeongyeon, oto-san akan memperlihatkanmu." Jeongyeon pun menurut.

Akira mengikat kaki dan tangan Jeongyeon seperti biasa. Lalu mengambil 2 buah batang besi.

*Crak!

"AGRRRRHHG!!! huft huft huft huft huft." Jeongyeon begitu kaget saat 2 batang besi itu ditusukan ke kedua pahanya.

"Ini dia Jeongyeon.. Permainan baru kita hihihihi. Setelah ditusukan ke dalam, kita jepit ini ke besinya." Akira menyepitkan kabel setrum aki mobil ke besi tersebut.

"Oto-san... ini adalah.." Jeongyeon tak bisa berkata kata.

*Tzzzzttt

"GIYAAAAAAA ARGHHHHHH!!!" Jeongyeon berteriak kencang saat listrik dialiri ke besi itu.

Siksaan kali itu betul betul berbeda dari sebelumnya. Ntah mengapa aliran listrik itu seperti hendak membuat tubuhnya meleleh.

"Jeongyeon.. matamu.." Akira melebarkan senyumannya sambil menatap Jeongyeon yang berteriak kesakitan.

"Matamu berubah menjadi merah!! hahaha ini adalah salah satu kemajuan." Girang Akira tanpa mempedulikan erangan Jeongyeon.

*Drrtt drrrttt

Ponsel Akira bergetar.

"Ah, sudah waktunya aku pergi. Aku tinggal yaa, sampai jumpa besok pagi." Akira pun pergi meninggalkan Jeongyeon tanpa rasa bersalah.

"Sialan! sialan! ayo lawan!! ayo lawan!!! lawan bedebah gila itu!!" Suara hati Jeongyeon meronta ronta.

Jeongyeon benar benar tidak kuat. Ia sangat ingin membunuh dirinya sendiri selama 7 tahun kebelakang, namun tak satupun usahanya berhasil. Ia terperangkap disitu, menjadi kelinci percobaan.

"..." Jeongyeon berhenti bersuara.

Kepalanya tertunduk. Ia tak lagi berteriak kesakitan. Perlahan ia dapat merasakan aliran listrik itu merasuki tulang dan sarafnya. Otot otot Jeongyeon mengeras. Ia membuka kedua matanya dan menatap kosong ke bawah.

"Aku ingin tidur... aku ingin tidur satu malam saja..." Lirihnya dalam setruman yang mengalir di tubuhnya.

"Aku ingin beristirahat sekali saja.. aku sudah tidak kuat.. aku ingin pergi dari sini.." Lirihnya.

*Klak!

Tiba tiba saja pintu jeruji besi pun terbuka.

"Onee-chan!!" Mina segera berlari dan mematikan aliran listriknya.

Ia begitu kaget melihat Jeongyeon yang tertunduk.

"Nee-chan.. rambutmu memutih.." Ucap Mina sambil menghampiri Jeongyeon dan melepaskan ikatannya.

"Mina-chan... kau datang..." Suara Jeongyeon benar terdengar begitu berbeda di telinga Mina.

"Onee-chan..." Mina menatap nanar Jeongyeon.

*Srek!

Dengan begitu cepat Jeongyeon mencabut besi di pahanya. Mina yang terkejut pun membungkam sambil menutup mulut dengan tangannya.

"Onee-chan..." Lirih Mina.

Jeongyeon berdiri sambil masih menunduk. Rambutnya yang memutih menutupi wajahnya hingga gadis itu kelihatan begitu menyeramkan.

"Anti auxiluret." Ucap Jeongyeon pelan.

"Ne?" Tanya Mina.

"Carikan obat dengan nama anti auxiluret dan bawakan perban yang banyak." pinta Jeongyeon dengan suaranya yang terkesan menyeramkan.

TopologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang