On collaboration with Wahahaha_20
*Ting nong.
*Klek
"Masuklah." Sana membuka pintu apartmentnya dan mempersilakan Jeongyeon untuk masuk.
"Terima kasih." Jeongyeon pun memasuki unit Sana.
"Dari mana kau dapat nomorku?" Tanya Sana.
"Aku meminta pada Dahyun." Jawab Jeongyeon.
"Dia memberikannya begitu saja?" Tanya Sana.
"Aku memaksanya. Apakah kalian berkencan?" Tanya Jeongyeon sambil mengambil minum di kulkas Sana.
"Kita tidur bersama sekali." Jawab Sana.
"Apakah kau biasa menganggap rumah orang lain rumahmu sendiri?" Tanya Sana.
"Yeah." Angguk Jeongyeon santai.
"Baiklah, apa yang kau inginkan?" Tanya Sana.
"Aku menyelamatkan hidupmu, kau ingatkan?" Tanya Jeongyeon.
"Yeah, lalu?" Tanya Sana.
"Aku mau bertanya seberapa kaya dirimu?" Tanya Jeongyeon.
"Cukup untuk memamerkannya padamu." Jawab Sana.
"Kalau begitu aku butuh bantuanmu." Pinta Jeongyeon.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Sana.
.
.
.Dilain tempat, Mina sedang duduk di atas sebuah kasur. Ia berada di sebuah kamar di rumah milik Chaeyoung. Rumah itu berada di pinggir pantai dan ia bisa melihat matahari terbenam dari kaca jendela kamarnya.
"Kau tidak sedang berencana kaburkan?" Suara Chaeyoung terdengar dari ambang pintu.
"Aku lebih ingin membunuhmu saja." Jawab Mina santai.
"Makan malam sudah siap, ayo keluar." Ajak Chaeyoung.
"Aku tidak lapar." Tolak Mina.
"Kau harus makan." Paksa Chaeyoung.
"Bukankah akan lebih mudah jika aku mati?" Tanya Mina.
"Apapun yang terjadi, aku tidak bisa membiarkanmu kenapa napa." Ucap Chaeyoung.
"Dasar budak ayahku." Cibir Mina sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Aku harus membunuhnya, kau tidak bisa menghentikan aku." Ucap Jeongyeon.
"Pergilah, aku juga akan bunuh diri saat kau pergi membunuh Jeongyeon." Ancam Mina dengan tenang.
"Kau tidak bisa mengancamku." Ucap Chaeyoung.
"Oh ya? aku sungguh takut padamu." Ledek Mina dengan suara datarnya.
"Huft merepotkan." Keluh Chaeyoung sambil pergi keluar dari kamar Mina.
Chaeyoung pun mendudukan dirinya di meja makan dan hendak memulai makan malamnya.
*Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu dari luar.
"Siapa?" Tanya Chaeyoung dari dalam.
"Umm maaf, sepertinya mobilku tidak sengaja menyerempet mobilmu." Ucap seseorang dari luar.
Chaeyoung pun membuka pintu rumahnya.
*Buak!
"Akh!!" Chayeoung pun terpental jauh saat Jeongyeon menonjoknya.
"Knock knock." Jeongyeon menghampiri Chaeyoung, hendak kembali menonjoknya namun ia dengan cepat berubah menjadi monter mutan dan menonjok Jeongyeon hingga terpental jauh.
"Cih, sombong sekali!" Jeongyeon bergegas bangun dan kembali menyerang Chaeyoung.
Kekuatan keduanya benar benar berbanding jauh. Jeongyeon terus menerus terpental kebelakang karena pukulan Chaeyoung. Ia benar benar jauh lebih kuat dibandingkan dengan Jeongyeon.
*Buak!!
Jeongyeon kembali tepental dengan wajahnya yang sudah berlumuran darah.
"Khakk!" Wanita itupun batuk dengan mengeluarkan darah.
"Menyerahlah saja Jeongyeon, kau ini jauh lebih lemah dariku." Ucap Chaeyoung sambil menghampiri Jeongyeon dengan wujud manusianya.
Jeongyeon tersungkur di tanah sambil berusaha kembali bangun.
*Buak!
Chaeyoung menendang perut Jeongyeon hingga tubuhnya terpental dan terhantuk ke tembok rumahnya.
"Ada kata kata terakhir?" Tanya Chaeyoung.
"Ha.. hahahahah.. hahahhahahahahah." Jeongyeon tertawa begitu kencang disertai darah yang terus keluar dari mulutnya.
"Kau bahkan sudah tidak memanggilku dengan sebutan unnie." Ucap Jeongyeon.
"Aku tidak memiliki alasan untuk menghormatimu. Terimalah kenyataan, kau tidak akan pernah bisa bersama Mina. Beristirahatlah dengan tenang." Chaeyoung hendak memukul Jeongyeon namun tangannya terhenti.
"Setidaknya Mina tidak akan hidup bersamamu." Ucap Jeongyeon.
"Huh?" Bingung Chaeyoung.
"Kau pikir aku kesini karena berpikir bahwa aku bisa mengalahkanmu? hahaha, it's called hustle sweet heart." Jeongyeon terkekeh lemah.
"Huh? Mina!" Chaeyoung langsung berlari memasuki rumahnya untuk mencari Mina.
"MINA!!!" Teriak Chaeyoung saat tidak menemukan Mina dimanapun.
"Kurang ajar Yoo Jeongye-"
*DUAR!!!!! DUAR!!!
Tiba tiba rumah Chaeyoung pun meledak dan menghancurkan semuanya hingga berkeping keping.
"Dasar bodoh." Lirih Jeongyeon dari kejauhan sambil memegang reaktor bom di tangannya.
"A-akhhh..." Lirih Chaeyoung yang tangan dan kakinya telah terpisah dari tubuhnya.
Dengan langkah gontai Jeongyeon berjalan dan menghampiri Chaeyoung dan membuka mulutnya. Jeongyeon memasukan sebotol penuh obat yang ia bawa kedalam mulut Chaeyoung.
"Kau memang jauh lebih kuat, tapi sayang pak tua itu tidak membuatmu mati rasa. Ia terlalu memanjakanmu dengan serum baru itu." Ucap Jeongyeon.
"Anti auxiluret tidak akan bekerja padaku! aku diciptakan bukan untuk berkhianat!" Ucap Chaeyoung sambil menahan sakitnya.
"Siapa bilang ini anti auxiluret? ini adalah auxiluret bodoh. Mulai sekarang tuannya adalah aku." Ucap Jeongyeon yang membuat Chaeyoung terkejut.
Jeongyeon menatap kalung yang Chaeyoung pakai.
"Aku ingin membunuhmu, namun melihatmu masih menggunakan kalung itu membuatku ingat dirimu yang begitu kecil selalu bermanja manja padaku dulu. Mulai sekarang nikmatilah hidupmu. Kau tidak perlu lagi mengejarku hanya untuk membunuhku. Kau tidak perlu lagi menjaga Mina, kau hanya perlu bersantai dan nikmatilah hidupmu." Ucap Jeongyeon.
"Huftt..." Chaeyoung pun menyerah dan menghela nafasnya.
"Aku kalah darimu Jeongyeon." Ucapnya.
"Panggil aku unnie, dasar anak nakal." Ucap Jeongyeon.
*Tin! tin!!
"Jeongyeon!!!" Teriak Mina dari dalam mobil Jeep yang dikendarai Sana.
Saat mobil itu berhenti, Mina langsung berlari kencang ke arah Jeongyeon
KAMU SEDANG MEMBACA
Topology
FanfictionFull chapter. Kisah anak panti asuhan yang dijadikan subjek percobaan seorang profesor gila. DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari ide, hayalan, pemikiran dan imajinasi pe...