On collaboration with Wahahaha_20
10 tahun kemudian.
"Jeongyeon-ah, tolong americano untuk meja 2." ucap rekannya.
"Ne." Jeongyeon pun membuat kopi pesanan itu lalu mengantarnya.
"Selamat pagi nona Lee, silakan kopi anda." Ucap Jeongyeon sambil menaruh gelas kopi diatas meja.
"Thank you honey." wanita yang sedang menelpon itu pun berbisik sambil mengedipkan sebelah matanya pada Jeongyeon.
Setelah itu Jeongyeon kembali dan membuat pesanan untuk pelanggan pelanggan yang lainnya. Hari itu Jeongyeon bekerja seperti biasa. Ia bekerja sebagai barista dan juga pelayan di sebuah cafe. Biasanya ia bekerja dari pagi hingga malam hari. Ia selalu memiliki daya tarik sendiri bagi beberapa pelanggan. Jeongyeon selalu berhasil menghipnotis banyak pelanggan karena kecantikannya.
Hari ini Jeongyeon pulang jam 9 malam. Setelah membantu yang lainnya untuk menutup toko, Jeongyeon pun melangkahkan kakinya untuk kembali ke rumahnya. Kawasan tempat tinggalnya berdekatan dengan red distrik korea. Yang mana tempat itu menjadi tempat yang dipenuhi club club malam, pusat prostitusi, narkoba, dan lainnya. Jeongyeon memilih tinggal di dekat kawasan itu karena harga sewanya cukup murah. Namun memang ia harus melewati kawasan yang di penuhi orang mabuk, bahkan di gang gang sekitar situ banyak terdengar desahan pasangan yang sedang bermadu kasih. Hal itu sudah biasa bagi Jeongyeon karena bahkan tentangga sebelahnya pun seorang pengedar narkoba. Mungkin hanya Jeongyeon di tempat itu yang tinggal disitu tanpa melakukan hal hal pemuas duniawi seperti itu.
Tidak jarang juga Jeongyeon digodai oleh pria pria saat ia lewat. Namun baginya mengusir pria tidaklah sesusah mengusir atau menolak wanita. Karena ia bisa saja melayangkan tinju dengan mudah ke pria pria hidung belang yang menggodanya. Tapi akan sangat sulit untuk menolak ajakan wanita wanita sexy untuk memasuki club. Ia harus berusaha ekstra untuk berjalan melewati kawasan itu tanpa di ganggu. Seperti saat ini, Jeongyeon menggunakan masker dengan hoodie yang menutupi kepalanya.
*Bruk.
Tiba tiba saja seseorang menubruknya.
"Ah sorry." Ucap pria itu sambil lanjut menarik narik tangan wanita dibelakangnya.
"Yak lepaskan aku! aku tidak mau!" Teriak wanita itu.
"Sudahlah, ikut saja. Aku mengajak yang lainnya juga untuk memuaskanmu. Simpan saja kekuatanmu untuk bermain bersama kami hingga pagi." Ucap pria itu.
"Yak!! aku bilang aku tidak mau!!! lepaskan!!!" teriak wanita itu lagi.
*Plak!
"Berhenti melawan, jalang gila!" maki pria itu.
"Lepaskan aku!!" Teriak wanita itu lagi.
Pria itu hendak memukul wanita itu lagi namun Jeongyeon menahan tangannya.
"Kau tau kan memukul wanita itu tidak baik." Ucap Jeongyeon sambil menahan tangan pria itu.
"Mwoya?" Pria itu marah lalu melayangkan tangan sebelahnya untuk meninju Jeongyeon.
*Grep!
"Mwo??" Jeongyeon menahan tonjokan pria itu.
"Haish kurang ajar!" Amuk pria itu.
Jeongyeon menjauh dari pria itu dan menghalangi wanita tadi.
"Pergilah, jangan ganggu nona ini, kalau dia tak mau jangan paksa dia." Ucap Jeongyeon.
"Cih kurang ajar!" Pria itu kembali menyerang Jeongyeon namun lagi lagi berhasil ia tahan.
"Apa apaan kau ini huh?!" Pria itu mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topology
FanfictionFull chapter. Kisah anak panti asuhan yang dijadikan subjek percobaan seorang profesor gila. DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari ide, hayalan, pemikiran dan imajinasi pe...