birthday boy!

689 87 2
                                    

Deretan mahasiswa yang sedang duduk di bangjo, julukan deretan bangku berwarna hijau yang ada di bawah pohon rindang antara gedung dekanat dan gedung kelas, dengan antusias melihat kedatangan para adik tingkat. Beberapa ada yang bersahut menggoda ada pula yang sudah tertawa heboh seperti keempat lelaki iseng yang rela nongkrong dulu habis selesai kelas hanya untuk melihat penampilan baru para adik tingkatnya.

"Chan!," Haechan sampai memberi jeda karena capek ketawa sejak melihat pria jangkung itu di parkiran. Posisi deretan bangjo yang berada di halaman depan kampus membuat mereka yang sedang duduk disana bisa melihat jelas ke area parkiran. "Sini dulu." Lanjutnya sambil melambaikan tangan.

"Ya, bang?" Sambil cengar-cengir bingung, pria itu menunggu maksud Haechan yang masih tertawa di depannya.

"Lu kenapa pake peci, si?!" Ujar Haechan, "aduh, gak kuat dah gua, capek"

Sambil terkekeh kecil, Sungchan menjawab canggung, "ini, bang, jum'atan."

"Ya, tapi sekarang masih jam sepuluh, anjir!" Balas Hyunjin gemas.

"Hehe, sebenernya topi gua masih pada di laundry, bang. Adanya tinggal peci." Aku Sungchan yang membuat empat pria di depannya makin tertawa.

"Gak pake peci emang kenapa, sih, Chan?" Tanya Jaemin iseng padahal sudah tahu sendiri jawabannya.

"Botak, kak. Apalagi." Yang lainnya makin asik tertawa meledek.

"Tuh, liat. Temen lu banyak yang gapake apa-apa, pada biasa aja."

Di dalam hati si jangkung yang masih berdiri, merasa tak sabar mau cepat-cepat pergi karena terus diledek kakak tingkatnya.

"Gua ada pitak tiga, bang. Malu." Aku Sungchan pasrah. Rebek bet ni kating pada, batin si jangkung.

Mendengar pengakuan Sungchan tadi, para kakak tingkat jahil disana makin kegirangan, menyuruhnya membuka peci segera untuk melihat pitak yang dibilang Sungchan tadi. Tawa keempatnya makin menjadi saat melihat pitaknya yang sudah seperti logo semen tiga roda.

"Sabarin aja ya, Chan," Ujar Sunwoo disela tawanya, "ntar juga tumbuh lagi."

"Ya lama tapikan, bang." Balasnya sambil kembali memakai peci.

"Daripada lu gaikut praktikum? Mau ngulang tahun depan?"

"Eh, jangan, bang!" Sungchan panik, "Botak plontos juga gua jabanin dah asal kagak ngulang." Gak mau banget Sungchan harus ngulang praktikum PP, yang capeknya udah kayak kerja rodi, sendiri tanpa angkatannya.

Selepas Sungchan pergi menuju kelasnya, keempat pria disana pun ikut beranjak dari bangjo. Sudah puas melihat kawanan permen lolipop berjalan.

"Je, jangan lupa, ya."

Hyunjin yang entah sudah keberapa kali mendengar kalimat itu dari Jaemin pun jengah, "Sekali lagi ngomong, gue pacarin lu, Jaem."

Tentu saja satu pukulan tepat mengenai belakang kepala Hyunjin dengan mulus.

"Gue balik kosan dulu tapi, ya, nunggu cewek gue selesai kelas."

"Awas lu sampe ketiduran."

Sementara ketiga temannya memilih untuk pulang ke kosan masing-masing, lain halnya dengan Jaemin. Pria itu baru mendapat pesan dari Jeno yang memberitahu bahwa ia masih berada di ruang dosen.

Sebenarnya bisa saja, sih, Jaemin langsung pulang dengan nebeng Hyunjin. Tapi maklumin aja ya pasangan baru, maunya nempel mulu udah kayak masalah di hidup kamu. Upsie, Jaemin yang ngomong.

sohib.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang