•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Readers ku yang setia. Yang setia loh ya...
Hari ini aku bakal update seperti biasa
Tungguin update an ku terus ya...
Jangan lupa voment nya, tenang aja nanti aku bakal ingetin lagi di akhir.Oke!! Happy reading
***
"Kak Rafli, maaf Fira gak bisa makan ini. Fira permisi mau ke toilet dulu" balas Fira meninggalkan mereka dengan cepat.
"Fira... Fir!!!" Panggil Tika yang tak terdengar oleh Fira karena dia sudah menjauh.
"Gara-gara kakak sih..." Ucap Tika mulai meninggi.
"Iya iya. Sorry lah" balas Rafli menyesal.
"Udah ah, aku mau balik aja" ucap Tika kesal pada Rafli.
"Gara-gara kamu sih, mereka berdua gak jadi makan kan? Niatnya apaan coba. Setelah ngegombal kok malah kasih tantangan. Gak jelas banget tau" ucap ketus Gilang pada Rafli.
"Niat aku pengen tahu perasaan kamu Lang" balas Rafli.
"Tapi gak gitu juga kali. Mau tau perasaan aku kok caranya begitu. Aneh banget. Mereka bahkan gak jadi makan. Apa-apaan coba (Tau gak bedanya kamu sama coklat?) (Yang gak bisa jawab harus nambah 1 sendok sambal di baksonya). Kamu pikir gak sih?? Pasti Fira mikir kamu tuh suka nindas adek kelas" ucap Gilang lagi dengan menirukan gaya Rafli ketika berbicara tadi.
"Ya iya. Sorry lah. Aku kan udah minta maaf" balas Rafli menyesal.
"Maaf nya bukan ke aku, ke Fira sana!! Beliin makanan juga. Kasihan. Jangan lupa Tika juga beliin. Kamu minta maaf aja gak diterima sama dia" ucap Gilang lagi mencoba menasehati.
"Oke!! Bantuin aku ya.." pinta Rafli pada sahabatnya itu. Gilang pun menganggukkan kepalanya.
×××
Di toilet
"Kenapa sesak banget sih dada aku" ucap Fira ingin sekali menangis.
Tau gak kalian kenapa dia pengen nangis?
Ya, dia ngerasa sesak saat melihat Tika tau semua tentang Gilang. Bukan karena sambal itu. Tapi dia mencoba memendamnya sendiri.Sehingga tak kuat dan meninggalkan semuanya. Tanpa bisa memakan bakso, makanan yang sangat disukainya. Dia mencoba bersikap biasa saja.
Katakan dia terlalu terbawa perasaan pada Gilang. Ya, mungkin saja begitu.
Tiba-tiba dari arah luar toilet. Fira mendengar suara Tika yang sedikit berteriak memanggil-manggil namanya.
"Fir!!! Fira!!! Kamu denger aku kan?? Kamu gak papa kan??? Keluar Fir!!! Fir!!!" Panggil Tika sedikit berteriak agar Fira mendengarnya.
"Iya, bentar!!" Sahut Fira dengan sedikit berteriak juga agar Tika mendengarnya.
Dia kemudian menghela nafasnya. Mengaturnya agar tetap baik-baik saja. Fira berpikir untuk tak mengganggu hubungan Tika dan Gilang apabila keduanya memiliki hubungan. Dia tak mau menjadi perusak hubungan orang lain meski hatinya sendiri merasa tersakiti.
Dia sangat menyayangi teman dekatnya alias sahabatnya itu. Meski mereka belum lama bertemu. Awal mereka bertemu yakni awal pelajaran kelas X. Lebih tepatnya hampir setengah tahun yang lalu.
Jadi, dia memilih untuk memendam perasaannya kembali. Dan dia berpikir bahwa Gilang juga tak sebanding dengan dirinya. Gilang pasti tak menyukainya. Perhatian itu hanya bentuk permintaan maafnya saja ketika awal bertemu sampai kejadian sepeda motor itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang Si Ketua OSIS
Teen FictionLangsung baca aja, Oke!!! ### "Aku pamit duluan ya, Tik, Kak Rafli" ucap Fira ingin berdiri. Tapi cekalan tangan seorang Gilang mengharuskan dirinya untuk duduk kembali. "Kamu gak pamit sama aku??" Tanya Gilang dengan suara dinginnya. "Aku pikir kak...