4) "Come on, that's boring."

18 3 0
                                    

Aroline & Ezra

"Gue boleh nebeng engga? gue yang nyetir deh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue boleh nebeng engga? gue yang nyetir deh." Ucap Ezra secara tergesa-gesa. Di belakangnya dapat terlihat empat laki-laki yang merupakan sahabatnya Ezra. Muka mereka dan Ezra penuh dengan keringat dan ada beberapa yang memiliki luka lebam seperti sehabis dipukul namun tidak terlalu kelihatan.

"Hah? O-oke." Balas Aroline yang gugup kebinggungan. Ia pun pindah dan duduk di kursi penumpang. Saat itu juga Ezra langsung masuk dan duduk di kursi pengemudi, sedangkan empat temannya mau tidak mau harus berbagi tempat di kursi belakang.

Aroline yang masih kaget dengan apa yang terjadi selama satu menit lalu, ia pun diam dan hanya menatap kedepan. Lampu berganti warna hijau, Ezra pun dengan cepat mengemudi mobil sedan milik Aroline. Perempuan itu pun merasa ia membawa bahaya itu sendiri kepadanya, cara Ezra mengemudi serasa sudah mau mengantar dia ke ujung umurnya.

"Bisa pelan-pelan aja engga?" Ucap Aroline yang tiba-tiba keringat dingin dengan cepatnya laju mobil miliknya.

"Kalo pelan yang ada ketangkep polisi, Aroline." Balas Ezra dengan suara ditekan dan berdecak.

"Iya tapi yang ada gue mati muda." Aroline benar-benar tidak mau mati sekarang, ia belum sempat bertemu dengan pasangan hidupnya, belum sempat membanggakan orang tuanya dan belum sempat jujur kepada Erik bahwa ia yang memakan es krim coklat miliknya yang membuat Erik nangis pada saat masih kecil itu. Iya, memang Aroline menyedihkan seperti itu.

"Lo enggak akan mati muda, cantik." Ucap temannya Ezra yaitu Kevin secara genit. Aroline menaikkan pandangannya ke arah spion mobil. Disana ia melihat ada Gabriel di paling kanan, Kevin berada disamping kirinya, lalu ada Aksa dan yang terakhir ialah Tristan dipaling kiri. Aksa dan Gabriel terpaksa untuk duduk sedikit maju kedepan karena kursi belakang mobil itu tidak cukup untuk mereka berempat yang memiliki badan lumayan besar dan sedikit kekar, Bahkan bukunya terpaksa berada di bawah karena tidak ada tempat lagi.

"Berarti bener ya?" Tanya Aroline mengembalikan pandangannya kedepan lalu ke Ezra.

"Bener apa?" Jawab Ezra yang melirik ke arah Aroline lalu pandangannya kembali ke arah jalan di depan.

"Kalau lo dan teman-teman lo itu suka balap liar." Ucap Aroline. Saat ini rasa ingin taunya sedang aktif. Ia ingin menanyakan banyak hal tentang rumor yang beredar sekitar Ezra.

"Rumor yang itu bener." Balas Ezra. Sebenarnya Ezra dan teman-temannya suka balap liar sudah menjadi rahasia umum. Di sirkuit ia sering melihat anak sekolah Regas, jadi menurut ia itu bukan merupakan rumor yang harus ditutupi.

"Pantesan cara bawa mobil lo kaya gini. Bar-bar banget." Ucap Aroline sambil mengambil hp nya yang jatuh saat ia pindah tempat duduk.

"Bar-bar? lagian kalau bawa pelan, what's the fun in that?" Ezra membalas dengan menaikkan ujung bibirnya, menyeringai.

"I don't know. Menyenangkan bahwa tidak akan mati saat mengendarai mobil?" Ucap Aroline yang sedikit ragu namun tidak mau kalah argumen dengan Ezra.

"Come on, that's boring." Balas Ezra sambil ketawa kecil, seperti meledek.

"Boring? Maksud lo melakukan hal untuk tidak mati adalah sesuatu yang membosankan?" Nada Aroline sedikit naik. Binggung mengapa laki-laki disampingnya dapat berbicara seperti itu.

"Berada di comfort zone bukanlah gayanya Ezra." Ucap Aksa yang sedari tadi diam.

"Aneh, berada di keadaan yang tidak akan membahayakan malah dibilang boring. Itu bukan masalah berada di comfort zone atau tidak." Balas Aroline.

"Iya memang kita-kita sukanya yang memacu adrenalin dan pastinya yang membawa bahaya ke arah kita." Ucap Gabriel sedikit ketus.

"Right. Kalian aneh." Balas Aroline singkat. Perutnya yang masih kosong telah memohon untuk diasupi makanan.

"Boleh mampir dulu engga ke tempat makan? gue belom makan dari siang." Ucap perempuan menunduk dan suaranya agak merintih karena perutnya sakit.

"Iya boleh. Lagian kita juga belom makan." Balas Ezra sambil memperhatikan perempuan yang menunduk kesakitan itu.

"Mau makan dimana?" Tanya Ezra kepada Aroline.

"Ada tempat fast food dekat sini. Kita makan itu aja." Balas Aroline yang masih menunduk.

"Nih, gue tadi bawa obat karena gue juga punya maag." Ucap Tristan sembari memberikan obat itu ke Aroline.

Aroline pun mengambil obat itu dan langsung meminumnya didorong dengan air putih. "Makasih banyak, Tristan." Ucap Aroline tersenyum ke arahnya.

Tidak lama, mereka pun sampai di restoran fast food itu. Setelah memesan makanan, mereka duduk di pojok belakang restoran. Tidak tau mengapa tapi saat mereka berjalan orang sekitar menglihati mereka seolah mereka adalah artis.

"Perempuan jam segini kok belom pulang? emangnya engga dicariin orang tua?" Tanya Kevin memecahkan keheningan.

"Tadi udah jalan pulang. Engga dicariin sepertinya, hari sabtu udah biasa gue pulang sedikit malam." Balas Aroline. Makanan mereka pun akhirnya datang. Tidak sampai setengah jam, makanan sudah habis dimakan.

"Kalian tadi kesana engga pake kendaraan?" Tanya Aroline binggung, karena jika mereka membawa kendaraan tidak mungkin mereka menebeng dengan dirinya.

"Pake motor tapi dititipin di rumah Pak Joni. Soalnya kalau bawa motor kita kesitu yang ada motor kita babak belur." Jawab Gabriel yang masih memakan chicken nuggets.

"Lalu bagaimana motor kalian? dibiarkan saja?" Aroline kembali bertanya.

"Besok pagi baru kita ambil. Udah yuk balik, bentar lagi jam 2." Ucap Ezra yang sudah berdiri.

Mereka kembali berada di mobil. Tidak tau mengapa tapi temannya Ezra dapat mudah berbaur kepada Aroline, ya temannya bukan Ezranya. 30 menit perjalanan ke rumah Aksa dipenuhi cerita dan tawa. Saat sudah sampai Aksa, Gabriel, Kevin dan Tristan mengucapkan terimakasih sambil memberikan hormat kepada Aroline dikarenakan Aroline tadi bercerita bahwa saat kecil ia ingin menjadi seorang Ratu.

"Dadah, Ratu Aroline." Ucap Kevin sambil mengambil tangan Aroline dan menciumnya. Aroline pun tertawa. Ezra akhirnya juga keluar dari mobil.

Saat Aroline baru mau pindah duduk ke kursi pengemudi, tiba-tiba Ezra membuka pintu dan kembali duduk di kursi pengemudi.

"Loh kenapa? ketinggalan sesuatu?" Tanya Aroline yang binggung kenapa Ezra kembali duduk di mobilnya.

"Engga. Gue harus nganter lo pulang." Jawab Ezra dengan ketus.

"Eh? Engga usah. Gue bisa balik sendiri." Ucap Aroline tidak ingin merepotkan Ezra. Lagi pula mukanya Ezra sepertinya tidak ingin berduaan dengan Aroline dimobil ini.

"Engga enak. Lo udah baik bolehin kita nebeng. Lagian juga udah jam 2 masa perempuan pulang sendirian." Ezra pun mulai menjalankan mobil itu.

" Ezra pun mulai menjalankan mobil itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

comment and vote pls!! <3

Prove It to HimWhere stories live. Discover now