Zephyr memimpin lagi perjalanan menuju gudang senjata seperti yang ditanyaan Tara.
Setelah perdebatan panjang dengan tetua desa sekaligus kakeknya, Zephyr diizinkan membawa empat pahlawan ke gudang senjata mereka. Meski sang kakek belum percaya sepenuhnya, tetapi dia menaruh harapan besar akan adanya empat pahlawan ini.Ramalan kuno mengatakan bahwa datangnya empat pahlawan ke dunia mereka dikarenakan alam dan makhluk di Hysteria sendiri sudah rusak--dan dengan sedikit paksaan--sang kakek juga menceritakan kondisi terkini di Hysteria.
Awal mula prahara itu terjadi ketika para penduduk yang terbagi ke dalam beberapa makhluk dan memiliki kawasannya masing-masing, mulai tergiur dan berambisi menguasai wilayah lemah di sekitarnya.
Mulanya hanya kudeta kecil, perampokan, pencurian, hingga akhirnya muncul kobaran perang besar yang akan meletus pertama kalinya, jika seorang wanita bernama Fang tidak mencegah pertumpahan darah itu.
Fang sendiri diceritakan adalah makhluk yang berdiam diri di Menara Nightmare. Menara yang kini terkutuk dan dikelilingi hutan lebat dan gelap. Fang bersama keempat saudarinya berhasil mencegah pertempuan setelah selama beraba-abad hanya menyaksikan kehidupan Hysteria dari dalam menara.
“Kekuatan Fang sangat besar. Sangat hebat dan tak tertandingi. Aku bahkan berani bersumpah tidak pernah melihat kekuatan sedahsyat itu. Namun, tak lama dari kejadian itu, berbulan-bulan kemudian, terdengar kabar burung kalau dua saudari Fang tewas terbunuh. Seorang lagi tidak diketahui keberadaannya.”
“Menurut kabar burung lagi, dua saudarinya tewas karena emosi Fang yang saat itu tidak terkendali. Aku tidak tau kenapa, tapi dua saudarinya yang berusaha memadamkan amarahnya malah terkena imbas dengan kehilangan nyawa. Makanya, Menara Nightmare yang ditinggalinya itu terkutuk dan dikutuk bagi siapa saja yang ingin ke sana. Kalian juga. Jangan sekali-kali ke sana. Ingat itu!”
“Jangan terlalu dipikirkan perkataan Kakekku tadi. Dia memang suka berlebihan,” kata Zephyr ketika mereka masih saja membahas ucapan kakeknya.
“Tapi gue masih kepo kenapa kita dipanggil ke sini? Masa cuma gara-gara peperangan masa lalu? Lagian ‘kan udah beres?” Aurora mulai berpikir kritis. Logikanya sangat ingin jawaban yang memuaskan.
“Memang pasti bukan hanya itu. Meski dari cerita Kakek Tua itu sama sekali tidak menyeramkan, dampak dari adanya perang antar makhluk di Hysteria saat itu pasti sangat besar, heh?”
“Ya. Dari pengalamanku juga, kalau peristiwa itu sudah membuat orang terkuat seperti Fang turun tangan, mestinya kerusakannya memang tidak dapat ditanggung oleh dua tangan saja.”
“Sekarang pun udah kejadian, sih.” Dirga ikut nimbrung. “Kalau kalian pada inget, penduduk sini tuh apatis plus gak pedulian banget, kayak waktu pertama kita dateng ke sini. Trus di Solaris yang menurut gue Ibukota di sini, mereka punya Governor yang kejam banget.”
“Hm. Sepertinya kalian memang datang tepat pada waktunya,” tambah Zephyr. Dia berhenti. Membuka pintu dan tampak sesuatu yang sangat ingin Tara lihat.
“Nah Nona Tara, kita sudah sampai di gudang senjata serta pembuatan senjata terbesar di Hysteria. Silakan lihat-lihat dulu.”
Tara tidak bisa menyembunyikan wajah takjubnya melihat ribuan senjata di pamerkan di sini, jika saja Luke tidak jahil melempar kartu tarot ke mulutnya.
Lihatlah! Ini seperti pabrik lama yang ada di Las Vegas. Benar-benar masih menggunakan tekhnik pembuatan manual dengan bara dan arang.
Semua pekerja sedang sibuk. Kebanyakan hasil produksinya berbentuk pedang, pisau, tombak, dan beberapa panah. Namun, di ujung kanan … Tara dapat menemukan tumpukan benda kecil sebesar ibu jari.
YOU ARE READING
Hysteria : Escape From Another World
FantasyTerjadi benturan aliran ruang & waktu yang mengguncang dunia. Empat tokoh dari novel yang berbeda terjebak ke dalam satu dunia bernama Hysteria. Mampukah Dirga, Luke, Almatara, dan Aurora menyelesaikan tugas mereka di dalam Hysteria dan kembali ke c...