AJUSSI COMEBACK TEMAN-TEMAN 😃😃
FINALLY DI PUBLIS LAGI WKWK
SEMOGA UP NYA LANCAR AMPE TAMAT HEHEHE:)Happy reading guys
____________
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak air mata yang Jisoo keluarkan. Ia terus saja menangis kala Bibinya berkata jika dirinya harus menikah dengan seseorang. Ia sangat marah pada takdirnya, padahal dirinya masih berusia sangat muda, yaitu enam belas tahun. Ia masih ingin bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya. Ia masih ingin bebas seperti remaja pada umumnya. Walau dirinya tidak sekolah, bukan berarti ia bisa dijadikan jaminan seperti ini.
Jika seperti ini, ia lebih memilih ikut dengan kedua orangtuanya -mati bersama. Daripada seperti sekarang, Jisoo harus merelakan masa pendidikannya karna terpaksa berhenti karna paksaan sang Bibi. Ia harus berhenti sekolah saat baru memasuki sekolah menengah atas. Padahal sudah lama ia memimpikan jika ia bisa lulus sekolah seperti orang-orang dan melanjutkan pendidikannya di Seoul National University.
Tapi, semua harapannya itu pupus karna ucapan sang Bibi. Terlebih lagi dirinya dijadikan jaminan hutang Bibinya pada pria itu.
Jisoo mengambil lagi tissue lalu ia arahkan ke hidungnya. Ia mengelap cairan yang keluar dari sana lalu membuang itu lagi.
Tok!
Tok!
Tok!
Jisoo menatap pintunya yang di ketuk oleh seseorang. Ia tidak mempunyai niat untuk membukakan pintunya. Biar saja orang itu masuk dengan sendirinya. Lagi pula, pintunya tidak ia kunci.
"Jisoo, buka pintunya!!!" Ia tidak menjawab.
"Jisoo buka, cepat kau turun ke bawah karna calon suamimu sudah datang!!" ucap sang Bibi sambil menggedor-gedor pintu, tapi Jisoo tetap saja tidak mau menjawab dan membuka pintu.
Bacot banget nenek-nenek, batinnya.
"Jisoo, cepat keluar sebelum saya dobrak pintu mu!!" Karna sudah kesal, Bibi Kim pun membuka pintunya yang ternyata tidak di kunci.
Ia terkejut melihat penampakan kamar Jisoo. Ia berdecak kesal karna melihat kamar Jisoo yang sangat berantakan. Belum lagi banyak tissue bertebaran dimana-mana. Ia lantas melihat Jisoo yang sedang meringkukkan badannya dibalik selimut bermotif pikachu. Bibi Kim itu mendekati Jisoo dan langsung menarik selimutnya. Ia melihat jika keponakannya ini sedang menangis.
"Kenapa menangis?!" Ujarnya sambil menggenggam erat lengan Jisoo.
"S-sakit, Bibi.. hiks" rintihnya karna lengannya sangat sakit.
"Cengeng sekali!!. Cepat kau turun kebawah, calon suami mu sudah sampai" Jisoo mengangguk lemah. "Pake baju yang bagus. Punya kan?!" Jisoo kembali mengangguk. Setelah itu Bibi Kim akhirnya keluar dari sana.
Jisoo beranjak dari sana dengan sesegukan. Sungguh, ia masih belum siap jika bertemu dengan Calon suami nya. Ia takut, bagaimana jika calon suaminya itu adalah orang jahat. Bagaimana jika Suaminya seorang preman atau seorang mafia atau psikopat mungkin, atau bisa jadi jika orang itu mempunyai badan yang besar serta berperut buncit, seperti yang ia baca di cerita online nya.
Jisoo pun berjalan menuju lemari pakaiannya. Ia bingung ingin memakai pakaian yang mana karna menurutnya semua pakaiannya sangat sederhana, tidak ada yang spesial.
Kemudian, ia ingat jika mendiang ibunya pernah memberikannya dress sederhana namun terlihat feminim. Haruskah ia pakai itu? Sepertinya iya. Jisoo memutuskan bahwa ia akan memakai gaun pemberian mendiang ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpaca Ajussi || Jinsoo
FanfictionHan Jisoo. Remaja yang memiliki sifat periang dan juga masih kekanak-kanakan. Semua hari ia lewati dengan tawaan dan juga candaan, layaknya anak berusia sepuluh tahun. Tapi, suatu hari sifat itu mendadak hilang ketika ia tahu jika dirinya akan di ja...