"Wooaahh.."
Jisoo menganga ketika sudah sampai dihalaman rumah Seokjin. Dilihat dari luarnya saja sudah semewah ini, apalagi saat berada di dalamnya, sudah berasa seperti orang yang paling kaya.
Seokjin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka jika gadis di sampingnya ini memberikan respon sebegitu kagetnya. Menurutnya, Mansion miliknya ini masih kurang mewah dari pada punya kedua orang tuanya.
Seokjin pun menuntun Jisoo untuk masuk ke dalam Mansion miliknya. Jisoo pun tak menolak itu. Dengan jalan yang cukup riang, ia masuk ke sebuah bangunan yang disebut Mansion ini.
Ceklek
Jisoo berdecak kagum kala ia sudah memasuki rumah Seokjin. Ia melihat jika semua barang-barang Ajussi nya itu, semua tertata dengan rapi dan di letakkan di tempat yang sangat indah.
Tanpa sadar, Jisoo melangkahkan kaki nya untuk masuk lebih dalam ke Mansion Seokjin. Matanya tak henti-hentinya menatap sekeliling sudut ruangan itu. Ia masih tidak percaya jika ia akan tinggal di Mansion ini.
"Hei, mau kemana kau?!" Ujar Seokjin sedikit keras karna melihat Jisoo yang terus saja melangkah.
Jisoo memberhentikan langkahnya dan ia langsung tersadar dari lamunannya. "Eo' eh, aku mau kemana ya?" Jisoo malah kembali bertanya dan bukannya menjawab itu.
Dasar aneh -batin Seokjin.
Seokjin berjalan mendekati Jisoo. Ia langsung menggandeng dan membawa Jisoo ke kamar yang akan menjadi milik Jisoo. Jisoo pun sedikit terkejut karna Seokjin membawanya secara tiba-tiba.
Setelah sampai di depan pintu, Seokjin melepaskan genggamannya dan menyuruh Jisoo untuk membuka pintunya sendiri.
Jisoo kembali ternganga kala ia melihat isi kamarnya. Inilah kamar yang ia idam-idamkan selama ini. Kamar yang berwarna pink dan Lilac, lalu disana terdapat banyak sekali boneka Pikachu bahkan Ajussinya itu menatanya di sebuah lemari kaca. Jisoo berjalan masuk ke dalam sana. Ia sangat tidak menyangka jika Seokjin akan menata kamarnya sedemikian rupa.
Jisoo kembali berjalan menuju lemari pakaiannya. Ia sedikit terheran kenapa lemarinya lumayan besar. Seingatnya pakaiannya tidak terlalu banyak, jadi tidak perlu diletakkan di lemari sebesar ini.
Jisoo pun membuka lemarinya. Ia melebarkan matanya kala melihat jejeran pakaian yang tergantung rapi di sana. Semua pakaian ini bukan punya miliknya tapi ada beberapa pakaian miliknya juga.
Tangan Jisoo beralih pada jejeran laci kecil yang ada di dalam lemari tersebut. Ia terkejut saat membuka itu. Ternyata isinya adalah pakaian dalamnya. Semua bra dan panties baru ada di sana. Lalu tangannya dengan sengaja mengambil salah satu bra yang berwarna hitam. Ia mengecek ukuran bra tersebut. Matanya kembali melebar kala ia sudah mengetahui ukurannya.
Ciut amat
Jisoo lalu mengalihkan pandangannya ke Seokjin. Sedangkan Seokjin hanya menatapnya biasa. Jisoo kembali lagi menatap bra nya. Bagaimana bisa Ajussi nya membeli bra yang ukuran agak kecil, milik Jisoo tidak sekecil itu. Bahkan ukuran yang biasa Jisoo pakai yaitu nomor tiga delapan, tapi Ajussinya malah membeli ukuran tiga puluh empat. Sangat beda jauh, bukan?! Yang ada malah dada Jisoo sesak saat pakai itu.
"Ajussi.." panggil Jisoo dengan nada kecil. Ia agak malu jika bertanya masalah ini. "Kenapa Ajussi menyiapkan ini yang ukuran kecil?" Tanya Jisoo sambil menunjukkan bra yang ia pegang tadi.
Seokjin mengerutkan keningnya. "Kenapa? Apa tidak muat jika kau pakai itu?"
Jisoo menggeleng kecil. "Ini sangat kekecilan jika aku pakai nanti, Ajussi" Seokjin tersenyum kecil kala ia mendengar ucapan Jisoo barusan.
Memangnya sebesar apa punyamu, baby -batin Seokjin.
"Ya sudah letakkan saja lagi di tempatnya, nanti saya akan suruh seseorang untuk membelikannya yang sesuai dengan ukuran mu" Jisoo hanya mengangguk dan ia meletakkan itu lagi di tempatnya tadi.
"Sekarang ayo kita makan siang"
________________
Kini mereka sedang asik menyantap makan siang. Hampir semua jenis makanan tertata rapi di meja makan. Bahkan piring Jisoo hampir tidak muat menampung makanan lagi karna saking banyaknya jenis makanan yang ia ambil.
Sedangkan piring Seokjin justru kebalikannya. Pria itu hanya mengambil dua menu saja. Sangat beda jauh bukan?
Dan, saat Seokjin ingin mengambil ayam bagiannya, tangan Seokjin malah dipukul oleh Seseorang. Siapa lagi kalo bukan Jisoo, si pecinta ayam goreng.
Puk!!
"Ya!! Apa yang kau lakukan?!" Marah Seokjin karna tangannya merasa sakit.
"Ajussi mau ngapain?" Tanya Jisoo si pelaku.
"Mengambil ayam goreng lah!"
Tapi Jisoo malah menggeleng. "gak boleh. Ini cuma punya Jisoo!!" Kata Jisoo dengan intens.
Seokjin mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa anak ini menyebutkan jika itu adalah miliknya, padahal di piring anak itu sudah ada dua potong ayam goreng juga.
"Ya!! Apa kau tidak melihat piring mu, itu bahkan sudah melewati batas kewajaran. Jika kau ambil ini, mau taro dimana?!" Ujar Seokjin dengan kesal, pasalnya ia juga menyukai ayam goreng itu.
"Taro di perut ku lah, Ajussi. Sekarang lebih baik Ajussi singkirkan tangannya dan mengambil lauk lain saja. Bukankah masih banyak lauk yang enak, benar 'kan?"
Seokjin mendengus kesal, sekarang terpaksa ia tidak bisa menikmati ayam goreng kesukaannya. Sekarang ia lebih memilih menambah sayur-sayuran saja ke piringnya. Lagi pun ia juga harus menjaga bentuk dan berat badannya.
___________________
Kini, Jisoo tengah berada di sebuah Mall yang lumayan besar. Ia tidak sendiri, melainkan dengan asisten pribadinya. Yups, Seokjin menyuruh seseorang untuk menjadi asisten pribadi Jisoo. Jika dirinya sedang tidak bisa menemani Jisoo, maka asistennya lah yang akan menggantikan dirinya. Tapi, jika dirinya tidak ada kerjaan ataupun sedang bosan, maka dia sendirilah yang akan menemani Jisoo kemana pun. Seokjin tidak mau calon istrinya terluka sedikitpun.
"Hera Eonni.." panggil Jisoo pada asisten pribadinya. Yang dipanggil pun menolehkan wajahnya.
"Ada apa?" Jawab Hera dengan halus.
"Bolehkah aku ke toko itu, sepertinya barang disana bagus-bagus" Hera menoleh ke toko yang ditunjuk Jisoo.
"Eo' boleh kok. Ayo.." Hera berjalan sambil menggandeng tangan Jisoo. Ia takut jika Nona nya itu hilang disini.
Mereka berdua akhirnya berjalan menuju toko yang tadi di tunjuk oleh Jisoo. Tujuan mereka saat ini hanyalah mencari pakaian dalam untuk Jisoo, lebih tepatnya bra.
Jisoo dan Hera sama-sama sibuk mencari ukuran dan warna bra yang Jisoo inginkan.
"Eonni, aku harus beli berapa banyak?"
Hera tampak berpikir sebentar. "Lima belas atau sepuluh juga gak papa kok"
Jisoo membelalakkan matanya, "sebanyak itu?" Hera mengangguk. "Tapi Jisoo gak punya uang buat bayar sebanyak itu, palingan uang Jisoo cukup buat bayar satu atau dua aja"
Hera terkekeh pelan mendengar itu. Ia kira Nona nya ini sudah tau jika ia diberikan black card untuk semua kebutuhannya, dan itu tentu saja dari Ajussinya.
"Nona tenang aja, semua kebutuhan Nona Jisoo sudah di tanggung oleh Tuan" jelas Hera.
"Tuan? Ajussi maksud Eonni?" Hera mengangguk. Dan Jisoo hanya bisa mencoba memahami ini. Jika semua kebutuhannya akan ditanggung oleh Ajussi, itu berarti dirinya bisa membeli apa saja yang ia inginkan, benar begitu?. "Kalo Jisoo mau beli baju, apa itu nanti Ajussi yang bayar?" Hera kembali mengangguk dan itu membuat Jisoo berteriak senang didalam hatinya.
"Jadi, Nona mau beli baju juga?"
Jisoo menggeleng, "enggak, aku mau beli susu yang banyak"
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpaca Ajussi || Jinsoo
FanfictionHan Jisoo. Remaja yang memiliki sifat periang dan juga masih kekanak-kanakan. Semua hari ia lewati dengan tawaan dan juga candaan, layaknya anak berusia sepuluh tahun. Tapi, suatu hari sifat itu mendadak hilang ketika ia tahu jika dirinya akan di ja...