Dua hari setelahnya, Jisoo memutuskan untuk pergi ke makam kedua orang tuanya. Ia sudah meminta ijin pada Seokjin dan diperbolehkan. Tadinya Seokjin menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi Jisoo menolak cepat. Ia masih kesal dengan ucapan Seokjin tempo hari.
Kini dirinya sudah siap untuk berangkat sendiri, tanpa Hera dan Seokjin. Ia sudah berada di dalam taksi. Jisoo sengaja berangkat jam dua siang jika jam 12 atau saat jam makan siang pasti Seokjin akan pulang dan memaksanya untuk diantarkan olehnya.
"Ajussi, tolong nanti berhenti sebentar di toko bunga ya" ucapnya pada supir taksi. Tak lama mobil itu berhenti di tempat yang Jisoo minta. "Tunggu sebentar ya, Ajussi"
Jisoo segera pergi ke dalam toko bunga. Ia memesan dua buket bunga spesial untuk kedua orang tuanya nanti. Untung saja tadi Seokjin Ajussi memberikan beberapa lembaran uang bernominal tinggi. Setelah selesai dengan pesanannya, Jisoo kembali lagi ke taksi.
Lokasi dari toko bunga dan pemakaman sudah tidak jauh lagi. Buktinya sekarang ia sudah sampai di tempat tujuan. Setelah ia membayar ongkos taksi, Jisoo segera berjalan ke dalam.
Permisi
Kaki Jisoo segera berhenti saat sudah melihat papan nama ayah dan ibunya. Ia tersenyum manis kearah makan.
"Jisoo datang Eomma, Appa" ujarnya sembari meletakkan masing-masing buket bunga yang tadi ia beli.
"Maafin Jisoo ya karna udah lama gak kesini. Oh ya, Jisoo juga mau kasih tau kalo Jisoo udah menikah. Maaf ya Eomma, Appa, Jisoo baru bisa kasih tau sekarang. Tapi Jisoo sedih karna alasan Jisoo menikah itu untuk dijadikan jaminan hutang Bibi. Jisoo juga gak boleh sekolah sama bibi..."
"..sampai sekarang Bibi masih belum bayar hutangnya. Apa Jisoo kerja aja ya biar bisa lunasin hutang bibi.."
"Oh ya, nama suami Jisoo itu Kim Seokjin tapi sekarang Jisoo lagi marahan sama dia jadi Jisoo dateng sendiri heheh.., Eomma gak marah kan pastinya. Eomma, Appa, tau gak, umur Seokjin Ajussi itu sudah tuuaaaaa banget, pokoknya jauh sama umur Jisoo. Tapi Eomma, muka Ajussi itu masih ganteng tau, dia juga tinggi kayak di film Barbie yang sering Jisoo tonton. Tapi Jisoo males sama dia, masa Jisoo dimarahin mulu ama Ajussi, Eomma. Berarti Ajussi itu galak ' kan ya."
Ucapan Jisoo terhenti sebentar dan selanjutnya ia mengatur nafasnya sebelum melanjutkan curhatannya. Suasananya mendadak berubah menjadi sedih. Dan tak terasa air mata Jisoo mulai menetes.
"Aku kangen sama kalian.. aku kesepian disini, Eomma, Appa"
Jisoo sengaja mengganti sebutannya jika ia sedang serius.
"Eomma, aku gak suka disini.. hiks.. disini gak enak, disini jahat semua, bibi sama Ajussi juga jahat, Eomma. Aku mau ikut sama Eomma aja heuuuuu..." Suara tangisan Jisoo terdengar juga.
Tubuhnya melemah karna tidak kuat menahan rindu. Ia berjongkok sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Rasanya, Jisoo tidak ingin beranjak pergi dari sini karna tidak ingin jauh dari makam kedua orangtuanya.
_________________
"Dari aja kamu?!"
Jisoo mendongakkan kepalanya, menatap wajah sang Suami yang terlihat marah.
"Dari luar sebentar" jawabnya dengan seadanya. Saat ini memang Jisoo tidak ingin bertengkar dengan Seokjin. Tubuhnya lelah dan minta di istirahatkan.
"Sebentar katamu?! Ini sudah jam sebelas malam, Kim Jisoo! Apa kau ingin di culik, huh?!" Ujarnya keras sembari memegang kencang kedua lengan Jisoo. Tapi gadis itu malah tidak ada perlawanan sedikitpun. "Apa kamu mau jadi wanita malam huh?!"
Wanita malam? Pelacur? Haha
"Kamu kenapa sih bikin saya marah terus?! Selalu aja buat masalah! Dasar bocah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpaca Ajussi || Jinsoo
FanfictionHan Jisoo. Remaja yang memiliki sifat periang dan juga masih kekanak-kanakan. Semua hari ia lewati dengan tawaan dan juga candaan, layaknya anak berusia sepuluh tahun. Tapi, suatu hari sifat itu mendadak hilang ketika ia tahu jika dirinya akan di ja...