6. Medusa!

520 58 6
                                        

"Liam, kamu di mana sekarang?" Suara nyaring sang mama memenuhi seisi mobil, ketika panggilan itu Liam loud speaker karena dirinya harus fokus mengemudi. "Jawab Liam, di mana kamu sekarang? Bisa-bisanya kamu kabur setelah membuat keributan?"

Keributan? Liam memutar bola mata malas. Ia tidak merasa membuat keributan, malah dirinya baru saja membuat pertunjukan spektakuler. Ya, walaupun pertunjukan dadakan itu di luar skenarionya. Seandainya saja wanita licik bernama Andita Salim itu tidak memprovokasi dirinya dengan menyulut percikan api lebih dulu, maka Liam tidak akan menyiramkan bensin lebih banyak. Tentu saja pertunjukan itu tidak akan pernah terjadi, pertunjukan yang sekarang sukses jadi headline berita di mana-mana.

"Liam!" Suara sang mama kian melengking, deru napasnya terdengar memburu menunjukkan betapa emosinya beliau saat ini. "Kamu dengar mama nggak sih?"

Liam menghela napas kasar, lalu menjawab, "Lagi di jalan, Ma. Bentar lagi Liam ke situ."

"Kamu sudah antar Carla pulang, 'kan?" Mamanya tengah memastikan bahwa Liam saat ini sendiri di mobil.

"Hm." Liam menjawab dengan gumaman, terlalu malas untuk bicara.

"Kalau begitu cepat ke sini, kamu harus bertanggung jawab atas kekacauan ini!" Liam berdecak mendengar mamanya menuntut pertanggung jawabannya. Padahal kekacauan itu bukan sepenuhnya salah dirinya. Tapi mamanya tidak mau tahu dan memintanya segera datang.

"Iya." Setelah memberikan jawaban singkat, Liam mematikan sambungan telepon tepat ketika mobilnya berhenti di lampu merah.

Liam melepas ikatan dasi yang serasa mencekik leher, membuka kaca jendela samping agar mendapat pasokan udara lebih banyak. Udara malam yang cukup dingin menyerbu masuk, membantu mendinginkan kepala Liam yang serasa mau meledak jika mengingat kejadian tadi di acara launching produk kosmetik mamanya.

Bisa-bisanya wanita aneh, bernama Andita Salim itu berteriak kepada para wartawan sehingga memicu serangkaian asumsi miring terhadap dirinya. Untungnya Liam berhasil membalikkan keadaan, ia yakin kalau sekarang wanita aneh itu sedang marah-marah karena berhasil ia permalukan di depan umum dan pasti beritanya akan muncul di akun-akun gosip nggak jelas! Sukurin! Liam benar-benar puas membayangkan dampak buruk yang menimpa Andita Salim saat ini karena balasannya tadi. Lagian siapa suruh wanita itu mencoba panjat sosial pada dirinya, Liam amat sangat membenci siapa pun yang melakukan itu padanya.

Liam menatap ke luar jendela, netranya tidak sengaja melihat gaun merah yang dipajang di sebuah butik seberang jalan. Melihat long dress itu mengingatkannya pada gaun yang tadi Carla pakai. Mengetahui Carla masih memakai gaun terbuka di saat udara malam begitu dingin, Liam pun tanpa pikir panjang langsung putar balik ketika lampu berganti hijau. Untungnya jalanan yang ia lalui tidak begitu ramai, sehingga tindakannya tidak menimbulkan keluhan oleh pengendara lain.

Liam tidak langsung kembali ke rumah sakit, melainkan mampir ke sebuah butik yang masi buka untuk membeli pakaian ganti buat Carla. Tidak hanya mampir ke butik, Liam juga menyempatkan diri mampir ke sebuah restoran cepat saji yang melayani drive thru. Liam yakin kalau Carla sekarang tengah kelaparan, mengingat sejak ia membawanya ke acara launching kosmetik milik mamanya, Carla sama sekali belum makan apa pun kecuali berkali-kali menengguk air putih.

Perlu Liam pertegas, bahwa bentuk kepedulian yang ia lakukan saat ini tidak ada maksud tertentu. Ini murni karena inisiatifnya sebagai atasan pada karyawannya, Liam tidak mau Carla sampai sakit dan izin masuk kantor. Pekerjaannya terlalu padat dan ia tidak bisa mentolerir jika Carla benar-benar izin nggak masuk kerja. Jadwalnya bisa berantakan nantinya, tidak mau hal itu terjadi makanya Liam melakukan semua ini.

Istri Kontrak CEO GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang