"Jadi dia calon istri kamu?"
"Hubungan kami memang lebih dari sekedar atasan dan karyawan, kami diam-diam berkencan di luar kantor. Tapi untuk menikah, kayaknya masih terlalu dini."
"Banyak alasan, kalau kamu cuma mau main-main, jangan sia-siakan waktu orang lain. Lebih baik kamu akhiri hubungan kalian, kakek kasihan sama wanita ini, harusnya dia mencari pasangan yang akan membawanya ke pelaminan, bukan hanya dijadikan kedok semata!"
"Kakek tenang saja, waktu yang Carla habiskan bersamaku tak akan jadi sia-sia. Lagipula bukannya aku tak mau serius sama Carla, aku hanya tak mau terburu-buru menikah. Hubungan kami juga baru dimulai secara resmi, jadi tolong beri kami waktu."
"Satu bulan! Kalau satu bulan kamu masih tidak mau menikahinya, lebih baik kamu lepaskan dia. Biarkan dia bebas menentukan jodohnya sendiri. Jangan kamu tahan tanpa punya harapan akan masa depan! Baik kakek ataupun papa kamu, tidak ada yang mempermainkan wanita. Jadi jangan rusak tradisi keluarga kalau kamu hanya ingin main-main, mengerti?"
"Liam mengerti kakek, satu bulan lagi Liam akan berikan keputusannya dan Liam yakin tak akan mengecewakan kalian. Benar 'kan, Carla?"
Carla mencengkram erat tepian wastafel, geram kala mengingat percakapan beberapa saat lalu antara Liam bersama kakeknya yang juga disaksikan oleh keluarga besar Atmaja. Carla tak habis pikir kenapa bosnya bisa seenteng itu menanggapi soal pernikahan yang diusulkan oleh kakeknya.
"Menikah? Sama bos rese kayak dia?" Carla berdecih, membayangkannya saja membuat sekujur tubuhnya merinding. "Ogah banget! Lagian aku juga nggak kepikiran mau nikah sekarang, aku harusnya fokus buat kesembuhan mama bukan malah terjebak dalam sandiwara sialan ini!" Kepala Carla pening memikirkan situasinya yang rumit gara-gara ulah bosnya. "Aku harus bicara lagi sama pak Liam, ya, aku harus bilang kalau aku nggak bisa lanjutin sandiwara ini!"
Carla pun bergegas keluar dari toilet, menuju berlangsungnya tempat acara launching Willona Cosmetic. Namun, setibanya di tempat itu, Carla dibuat heran dan bertanya-tanya ketika melihat kerumunan yang menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung. Tapi kemudian Carla mengabaikannya karena menurutnya tidak penting, ia memilih kembali ke tempat semula untuk menemui Liam.
"Benarkah yang ada di foto itu Anda, Mbak Andita Salim?"
"Apakah Anda punya hubungan spesial dengan William Atmaja?"
"Apakah ini settingan atau semacam trik marketing, mengingat Anda merupakan model ambasador dari Willona kosmetik?"
Sementara di tempat lain, Liam mengeraskan rahangnya ketika menyaksikan kelakuan wanita gila yang sudah berhasil menarik atensi semua tamu undangan. Mata tajamnya beradu dengan sorot mata Andita yang tersenyum miring kepadanya seolah sedang mengejeknya. Tentu saja Liam makin geram, tak bisa mentolerir perbuatan wanita itu yang merusak semua rencananya dengan pengakuan gilanya barusan kepada para wartawan.
"Kenapa kalian tidak tanyakan langsung pada William Atmaja? Apakah kami settingan, atau kami memang memiliki hubungan yang cukup spesial?" Namun, sepertinya wanita bernama Andita Salim itu tak mengenal rasa takut, meski ditatap tajam oleh Liam, ia malah kembali bersuara dengan ucapannya yang mampu memancing gosip-gosip miring kian merajalela.
Shit!
Liam melotot ketika para awak media berbalik menoleh ke arahnya. Beruntung suara dari belakang segera menyelamatkan dirinya dan juga jadi solusi untuk terbebas dari situasi mengerikan ini!
"Pak Liam." Carla yang baru tiba terlihat bingung melihat beberapa reporter berbalik menyorot ke arahnya. Dan tanpa diduga, Liam tiba-tiba menarik pinggangnya. Carla melotot, tersentak kaget ketika sesuatu yang kenyal menyambar bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kontrak CEO Galak
RomanceCinta? Bagi William Atmaja, cinta hanyalah omong kosong belaka. Ia tak percaya cinta, menolak untuk jatuh cinta dan tidak tertarik dengan lawan jenisnya. Ketimbang musti repot-repot berkencan, Liam lebih senang menghabiskan waktunya untuk bekerja. S...