Liam berdiri di depan lobi, berulang kali melirik pada jam tangannya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu, tapi orang yang dinanti tidak kunjung muncul. Hal itu membuat kekesalannya kian bertumpuk di dalam dada sampai ke ubun-ubun.
Liam berdecak, tak bisa mentolerir lebih lama lagi. Batas kesabarannya sudah habis untuk menunggu Carla, yang entah bagaimana ceritanya bisa bersama dengan mamanya saat ini. Kalau bukan karena mamanya juga, Liam tak akan sudi menunggu begini, mungkin juga ia akan langsung memecat Carla saat di telepon tadi.
"Itu mobil Nyonya Willona, Pak." Suara Putra dari samping menginterupsi Liam, menarik pandangannya menuju arah yang dimaksud Putra.
Liam mendengkus pelan ketika mobil milik mamanya berhenti tepat di depannya. Lalu kaca jendela belakang turun ke bawah, menampilkan sosok mamanya yang menyunggingkan senyuman lebar.
"Maaf ya Liam, mama pinjem Carla bentar buat nemenin sarapan," ucap Willona, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.
Sebentar? Rasanya Liam ingin berteriak saat ini juga. Carla terlambat tiga jam lebih, dan gara-gara keterlambatannya juga ia harus mengundur proses peresmian perumahan di Tangerang yang seharusnya sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu.
Bersamaan dengan itu, Carla keluar dari mobil dan berlari kecil menghampiri Liam. "Maaf Pak, maaf saya terlambat. Pak Liam pasti udah nungguin lama ya?"
Liam menoleh, bersiap menyemprot Carla dengan rangkaian kata-kata mutiara yang sudah ia susun sejak tadi untuk mengomelinya. Tapi yang terjadi, Liam malah terpana ketika melihat penampilan Carla yang berubah drastis dari biasanya.
Carla yang biasanya memakai celana panjang dan kemeja casual, kali ini begitu cantik dengan dress pendek bewarna pink. Wajahnya yang biasa tanpa make-up, sekarang terlihat glowing karena make up flawless yang membuatnya makin terlihat lebih cantik dari hari-hari sebelumnya. Jangan lupakan rambut panjang bergelombang yang dibiarkan tergerai, Carla bagaikan jelmaan princess disney. Sungguh cantik!
"Gimana, cantik, 'kan, Carla?" Suara sang mama berhasil menyadarkan Liam dari lamunan singkatnya. Ia dengan cepat mengalihkan pandangan dari Carla, membuang muka ke arah lain. Tapi sepertinya sang mama terlanjur melihat gelagat Liam yang sempat terpesona oleh kecantikan Carla. Ya, memang tidak bisa dipungkiri kalau Carla sangat cantik dengan penampilan feminim seperti sekarang.
"Mama sengaja ajak Carla ke butik buat nyobain model dress terbaru, dan ternyata emang cocok banget dipakai Carla. Kayaknya Carla cocok buat jadi brand ambassador di butik mama. Gimana menurut kamu?"
Liam mendengkus pelan, tak berniat menjawab pertanyaan yang diajukan mamanya dan malah menumpahkan kekesalan yang sedari tadi ia pendam. "Mama lain kali kalau mau ajak Carla, bisa bilang ke Liam dulu, 'kan? Mama, kan, tahu kalau Carla itu sekretaris Liam, dan gara-gara Mama ajak pergi dia tanpa bilang dulu, semua jadwal Liam jadi kacau. Meeting tadi pagi juga hampir saja berantakan, untung ada Putra yang bisa handle. Belum lagi Liam jadi terlambat datang ke peresmian di Tangerang, cuma buat nungguin Carla."
"Iya, iya, maaf. Lain kali mama bakal bilang kalau ajak Carla keluar," kata mamanya. "Tapi Carla cantik, 'kan?"
Liam menghela napas panjang, enggan menggubris pertanyaan mamanya yang ia anggap tidak penting. Walau ia tak memungkiri kalau Carla terlihat sangat cantik, tapi sepertinya Liam gengsi buat mengakuinya. "Mama pulang gih. Liam mau langsung jalan ke Tangerang, udah telat banget soalnya."
"Tapi kamu belum jawab pertanyaan mama, Liam," sahut mamanya, tak menyerah atas pertanyaannya.
Liam berdecak. "Penting banget ya, Ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kontrak CEO Galak
RomansaCinta? Bagi William Atmaja, cinta hanyalah omong kosong belaka. Ia tak percaya cinta, menolak untuk jatuh cinta dan tidak tertarik dengan lawan jenisnya. Ketimbang musti repot-repot berkencan, Liam lebih senang menghabiskan waktunya untuk bekerja. S...