21 | CYSWIS

417 96 38
                                    

// Kebanyakan orang ingin menjadi matahari yang menerangi harimu, tapi aku lebih suka menjadi bulan yang menyinarimu di saat-saat tergelapmu"

.

.

.

________________________

****

Sudah lewat tengah malam, gelap dan sunyinya suasana juga sudah menemani langkah-langkah tak pasti milik Taehyung, laki-laki itu telah kehilangan semuanya, rasanya seperti dunia telah runtuh dan langit jatuh padanya. Kondisi dimana membuatnya tidak bisa mengambil tindakan apapun, takut semua menjadi lebih buruk, takut dia membuat kesalahan lagi.

Berjalan pelan disepanjang pedestrian sepi tepi kota, dengan rumah toko yang berderet panjang sepanjang jalanan itu nampak usang dimakan waktu, karena rasa lelah telah kembali, tubuh Taehyung akhirnya memilih bersender lemah disalah satunya. Setidaknya dia harus menemukan satu kendaraan yang bisa membawanya pergi dari tempat itu, namun tidak ada satupun kendaraan yang melintas di jalanan, karena memang sudah sangat malam, dan mungkin juga ditempat itu, hanya ada satu dua toko yang masih buka.

Menghelah nafas tertahan, Taehyung kembali memeriksa luka akibat benturan dibelakang kepalanya, yang tentu saja masih sangat terasa sakit, luka yang mungkin bisa membuat kesadarannya hilang sewaktu-waktu. Dia tidak bisa pergi kemanapun dengan kondisi itu, Taehyung tahu itu, tapi dia tetap memaksakan diri.

Karena waktu dan keadaan memaksanya untuk tetap kuat.

Diperjalanan yang amat menyakitkan itu satu-satunya harapan adalah dia bisa menemukan seseorang dari kasta Dalit, dan menanyakan tempat dimana kelompok perusuh aksi demo berada, karena Taehyung yakin bahwa semua orang Dalit mungkin tahu siapa dan mengapa alasan orang-orang itu memilih melakukannya.

Tiang lampu jalan juga tidak bekerja dengan baik, berkelap-kelip seperti nyawa yang terkecik, semuanya hampir menghitam sepanjang mata memandang. Dengan sisa-sisa harapan terakhir, Taehyung mempertajam penglihatannya, dan menemukan seseorang tengah dipukuli, ditendang-tendang sampai mati.

Namun anehnya seorang itu tidak melawan, pasrah saja ketika tubuhnya diinjak-injak tanpa belas kasih.

"Manusia rendahan! Beraninya mencuri di toko saya, kau ingin mati hah? Mau mati?!"

Yang memukul terus saja bersumpah serapah, seorang pria bertubuh tegap dan begitu menakutkan. Seorang yang dipukul juga merupakan laki-laki, laki-laki dewasa mungkin seumuran dengan Taehyung.

"Cepat kembalikan! Atau aku benar-benar akan membunuhmu!"

Laki-laki pencuri itu tetap diam, meringkuk di jalanan dengan penuh kesakitan. Dia memeluk sesuatu ditangannya, yang tidak terlihat dimata Taehyung. Karena terus merasa penasaran dan dibalut bersama perasaan khawatir, Taehyung akhirnya perlahan mendekat, mencoba menghentikan aksi gila pria menakutkan itu.

"Apa yang terjadi, tolong hentikan tuan!" Taehyung mencekal satu tangan pria itu, untuk menahan ketika dia bersiap melepaskan pukulan menyakitkan lainnya.

"Siapa anda? Ada urusan apa dengan saya?!" balas teriak marah pria itu.

"Orang asing?"

Herannya kemudian setelah melihat wajah Taehyung yang sangat berbeda.

"Apa yang terjadi sehingga anda terus memukulinya?" Taehyung balik bertanya, menghiraukan pertanyaan dari pria itu.

"Orang rendahan dalit ini sudah mencuri obat-obatan di toko saya, sudah sepantasnya dia mati"

Can You Saw What I See ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang