22 | CYSWIS

465 89 27
                                    

//Berjuanglah. Sampai nasib itu menjadi lelah. Berjuanglah, sampai akhir."

.

.

.

___________________

****

Masih dihari yang sama, diwaktu yang sama, namun ditempat yang jauh berbeda. Didalam sebuah gedung tua yang rapuh dimakan waktu, yang tempatnya dikelilingi pagar alami hutan hujan yang lebat. Disanalah puluhan orang-orang yang hilang dalam kerusuhan demo disekap, tak terkecuali Jisoo, wanita itu sudah tak sadarkan diri semalaman karena mendapatkan benturan cukup kuat dikepalanya.

Semua kesadarannya hilang tepat saat dia menemukan Taehyung menatapnya jelas khawatir dikejauhan, ditengah-tengah kericuhan yang berlangsung kemarin.

Dan sekarang, dia berada ditempat yang sama sekali tidak diketahuinya. Masih dengan setengah kesadaran yang belum kembali, Jisoo bisa dengan jelas mendengar suara teriakan, dan rintihan yang tak berujung. Suasana yang terus mencekam, dan waktu yang seperti berhenti baginya.

Pemandangan yang buram didapat ketika pertama kali akhirnya dia memberanikan diri untuk mencoba membuka kedua matanya, beberapa orang diseret paksa bak benda tanpa nyawa, diteriaki dengan makian kasar, walau dia tidak memahaminya pastilah itu adalah kata-kata yang keji dan buruk.

Tinggal menunggu gilirannya, Jisoo sudah pasrah dengan keadaan, karena tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak, ketakutannya membuat tubuhnya mati rasa seperti lumpuh total. Lupakan untuk mengkhawatirkan orang lain, dirinya sendiri saja dia tidak tahu apakah bisa bertahan lebih lama lagi.

Semua keberaniannya hilang tak berbekas, Tuhan seperti tengah memperlihatkan padanya bagaimana beginilah kehidupan yang keras terjadi, beginilah neraka dunia yang sesungguhnya.

Jisoo sudah terbatuk sekian kali, debu dari runtuhan bangunan itu begitu rapuh, bisa saja sewaktu-waktu membuat semua orang disana terkubur karena roboh. Dan benar, dua orang yang Jisoo tidak bisa mengenalinya dengan baik, menyeretnya bangkit dan menuntunnya ke sebuah ruangan lain di gedung itu.

Jisoo dihempaskan sembarangan, bersama korban penculikan yang lain, lima belas atau mungkin tidak dua puluhan orang mengalami nasib yang sama seperti yang wanita itu rasakan sekarang. Tangisan pelan tidak berhenti terdengar di sekelilingnya, ada yang memanjatkan doa, ada juga yang meraung minta dilepaskan.

Semua bercampur menjadi satu, membuat Jisoo tidak bisa fokus bahkan tenang sedikitpun.

Berfikir, setidaknya dia harus tenang, perasaan takut dan cemas hanya akan membuat mu semakin terlihat buruk. Tapi, sebaik apapun wanita itu mencoba, dia tetap tidak bisa, dia benar-benar sudah terlalu takut, jika saja Taehyung ada di sampingnya sekarang, mungkin dia bisa sedikit lebih tenang.

Bertahan lah, ini tidak akan mudah, Jisoo bahkan tidak bisa melihat keadaan diluar gedung itu seperti apa, apakah sudah pagi, siang, atau bahkan sudah kembali malam. Dia sangat yakin teman-temannya tidak akan mudah menyerah menemukan keberadaannya sekarang, namun tetap saja dia benar-benar takut.

Sesekali terbesit bersama rasa takut, penyesalan-penyesalan nya atas semua tindakan yang pernah dia lakukan. Apakah menjadi baik akan membuat kita semakin buruk, atau apakah memang tidak ada jalan untuk kebaikan. Dia hanya mencoba melakukan sesuatu sebaik mungkin, tapi kenapa begitu sulit dan menyakitkan.

Penderitaannya ini, bahkan tidak terasa sakit lagi karena sudah terlalu sakit.

"Air...tolong berikan aku air"

Can You Saw What I See ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang