Hari-hari berikutnya Nasya jalani dengan bahagia bersama kedua orang tua dan Reza anaknya serta kakak-kakaknya yang selalu ada dan mensuport Nasya.
Masalah perceraian Aaron dan Nasya kini telah usai. Mereka resmi bercerai dan dihari itu juga Aaron melaksanakan pernikahan dengan Clara .
Aaron menggelar pernikahan yang sangat mewah bahkan pernikahannya di beritakan di semua stasiun TV.Dan rumornya Ayah kandung Aaron tidak datang karena kecewa dengan keputusan anaknya itu telah meninggalkan Nasya.
Nasya saat ini menemani Reza yang sedang bermain .
"Bunbun, Eza tuh sebenarnya punya Abi loh". Ucap Reza sembari bermain .
" Oh ya? Terus Abi Reza sekarang dimana?". Tanya Nasya yang sedang merapikan mainan Reza yang berhamburan.
" Eza lupa Abi ada dimana. Eza mau ketemu sama Abi bunbun". Reza memeluk Nasya dan menangis karena mengingat abinya .
" Udah sayang, jangan nangis . Nanti kita cari abinya Reza sama-sama yah". Nasya berusaha menenangkan Reza yang sedang menangis dengan mengelus rambut nya.
Sebenarnya ada rasa takut di hati Nasya jika harus berpisah dengan Reza. Namun disisi lain dia juga tidak ingin egois . Jika nanti Reza memang ingin kembali dengan abinya itu adalah pilihan nya.
"Gimana kalo kita ke teman aja. Reza mau enggak?". Ucap Nasya yang berusaha menghibur anaknya ini.
" Reza mau Bun. Ayok". Antusias Reza sembari menarik tangan Nasya." Tunggu sebentar yah sayang bunda mau ambil kos kaki dulu sama izin sama kakek sama nenek ".
"Iya Bunbun".Setelah menggunakan kaos kaki nya kini Nasya telah siap dengan gamis berwarna hitam dan hijab syar'i yang senada.
Jika ada yang mengatakan mengapa Nasya menggunakan pakaian warna-warna itu saja. Maka jawabannya karena ia sangat nyaman dengan warna itu .Nasya kembali menghampiri Reza yang sedang duduk di ruang tamu dengan memegang Al-Qur'an kecil di tangannya.
"Ayo sayang kita pergi ke taman".
" Iya Bun ayo, oh iya Eza udah hafal surah - surah pendek loh bun". Ucap Reza antusias yang sekarang berada di gendongan Nasya.
Nasya memang sudah mengajarkan Reza untuk mengenal Al-Quran sejak kecil. Nasya juga sangat kagum dengannya karena di usianya yang baru 3 tahun Reza sudah mampu menghafal Al-Qur'an.
"Masya Allah anak bunda memang hebat yah. Reza sudah hafal surah apa aja?". Tanya Nasya .
Kini Nasya dan Reza sudah berada di dalam mobil dengan Nasya yang duduk di kursi kemudi.
" Eza baru hafal juz 30 aja bunda".
" Enggak papa sayang, bunda bangga banget punya anak kaya Reza.
Niat kan di dalam hati Reza kalo Reza menghafal Al-Qur'an untuk mendapatkan pahala dan surga di sisi Allah yah nak"." Iya bunbun, Eza juga mau masukin bunbun ke dalam surganya Allah. Eza juga mau pasangin mahkota di kepala bunda. Eza bahagia banget karena Allah kirim bunbun untuk jadi malaikat Eza" ucapan Reza membuat hati Nasya menghangat ia begitu bahagia karena masih dapat merasakan menjadi seorang ibu. Air mata Nasya turun dari pelupuk matanya .
" Bunbun kok nangis, Eza nakal yah". Nasya langsung menggelengkan kepalanya dan memberhentikan mobilnya karena mereka sudah sampai di taman.
" Bunda nangis karena bunda bangga sama Reza. Reza jangan tinggalin bunda yah nak". Nasya beralih memangku Reza dan langsung memeluknya.
" Iya bunbun Eza enggak bakal ninggalin bunbun". Reza menghapus jejak Air mata yang ada di wajah Nasya.
" Yaudah sekarang ayo kita turun". Nasya dan Reza pun berjalan ke taman.
Sesampainya di sana Reza langsung berlari untuk bermain-main sama anak-anak yang ada disana.Sedangkan Nasya hanya duduk di kursi panjang sembari melihat Reza yang bermain.
Saat Nasya sedang memperhatikan Reza tiba-tiba ada suara yang sangat ia kenali menyapu Indra pendengaran nya.
"Nasya". Nasya menoleh ke samping sana dan melihat Aaron yang sedang menggandeng mesra lengan Clara.
Nasya hanya menatap mereka datar . Sungguh Nasya sangat malas jika harus bertemu manusia seperti mereka ini.
"Hmm?".
" Kamu apa kabar?". Tanya Clara sembari tersenyum meremehkan.
"Sangat-sangat baik". Nasya memberikan senyuman terpaksa nya ke arah Clara.
"Aku dengar kamu keguguran yah?, Kami turut berdukacita ". Lagi-lagi Clara berkata seperti itu namun di wajahnya terlihat senyum bahagia atas penderitaannya.
Sedangkan Aaron hanya diam menyimak pembicaraan mereka berdua.
" Kenapa kamu tidak datang ke acara pernikahanku dengan Aaron?".
"Apakah sangat penting kehadiran ku di pernikahan kalian? Sepertinya tidak kan, lagi pula saya tidak akan Sudi jika harus menghirup udara Yang sama dalam satu ruangan dengan kalian... Untung saja disini banyak pepohonan jadi pernafasan saya tidak terganggu karena harus membagi oksigen untuk kalian berdua". Ucapan Nasya barusan membuat Clara sangat geram .
" Mungkin Lo masih belum move on dari gue Nasya, makanya Lo enggak datang karena pasti akan merasakan kesedihan kan saat melihat gue sama Clara resmi menikah". Ucap Aaron yang menatap Nasya remeh..
Nasya hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan tidak bermutu keluar dari pasangan ular jantan dan betina ini.
" Buat apa saya sedih tuan Aaron yang terhormat. Kamu bukan siapa-siapa saya jadi jadi tidak ada alasan untuk saya menghabiskan Air mata ku yang berharga ini hanya untuk menangisi mu.
Dan lebih baik kalian pergi dari hadapan ku sekarang ini, karena aku merasa sangat sesak jika harus berbagi oksigen lebih lama lagi sama kalian".Jleb
Ucapan Nasya membuat Hati Aaron sedikit meringis dan juga marah secara bersamaan.
" Ayo sayang lebih baik kita pergi dari sini". Aaron pun menarik tangan Clara .
Setelah Aaron dan Clara pergi dari hadapan Nasya.
Ia pun langsung mengelus dadanya sembari beristighfar." Ya Allah kenapa juga hamba harus ketemu sama pasangan ular itu". Gumam Nasya sembari menggelengkan kepalanya.
" Bunbun kenalin ini Abi nya eza". Nasya membalikan badannya dan menatap Eza kemudian beralih ke samping Reza yang kini berdiri seorang laki-laki.
" Loh kamu kan...."
Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini.
Jangan lupa untuk vote dan komen 🤗.
Aku bakal up besok lagi yah ,jadi jangan sampai ketinggalan.
_Hastina
18/4/21.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aisyah ( END)
Teen FictionAisyah zahra Anasya seorang wanita cantik yang selalu tabah dan sabar dalam menghadapi lika-liku dalam kehidupan nya, pengkhianatan sering kali ia rasakan dalam hidupnya hingga ia benar-benar lelah dan memilih untuk beristirahat. ia tak tau takdir...