Saat ini Nasya sedang bermanja-manja dengan suaminya itu. Sepanjang hari Nasya selalu ingin bermanja dengan fadlan.
Seperti saat ini Nasya duduk di pangkuan Fadlan, sedangkan fadlan fokus pada laptopnya karena harus memeriksa laporan pembangunan pesantren yang baru.
" mass". Rengek Nasya.
" apa sayang". Fadlan menutup laptop nya dan menatap mata istrinya.
"Nasya laper".
"kalo laper yah makan dong sayang".
" iya sihh, tapi Naya pengen makan seblak".
"No.. No.. Adek enggak boleh makan seblak, kan baru kemarin adek udah makannya jadi sekarang enggak boleh yh". Peringat Fadlan namun masih menggunakan nada yang lembut.
Mandengar jawaban fadlan. Nasya langsung memberengut kesal. Saat ini Nasya sangat ingin memakan seblak. Ah membayangkannya saja membuat Nasya ngiler.
Melihat istrinya yang memberengut kesal sambil mengerucutkan bibir nya membuat fadlan gemas sendiri dengan tingkah istrinya.
" sayang coba liat mas ".
Nasya membalikkan badannya menghadap Fadlan. Sekarang ini posisi mereka sudah hadap-hadapan.
" Mas bukannya enggak mau nurutin permintaan adek. Cuma kan adek baru kemarin makan seblaknya. Mas takut kalo adek kebanyakan makan seblak nanti perut adek sakit. Mas enggak mau ngeliat istri mas sakit. Mas bakal turutin apa aja permintaan adek asalkan permintaannya enggak berbahaya buat adek. Adek Sekarang ngerti kan sayang". Ucap Fadlan lembut dan mengusap rambut Nasya.
Fadlan terkadang memanggil Nasya dengan sebutan adek atau dengan menyebut nama Nasya sendiri.
Nasya yang mendengar ucapan Fadlan merasa terharu. Ia sangat bersyukur karena memiliki suami seperti fadlan.
Nasya pun menangis yang membuat Fadlan kalang kabut." eh kok adek malah nangis? Mas kasar ya sama adek? Atau adek marah sama mas? Maafin mas yah sayang, ini mas lakuin karena mas enggak mau adek kenapa-napa. Udah ya sayang jangan nangis lagi". Fadlan menghujani wajah Nasya dengan kecupan-kecupan dan terakhir dengan memeluknya, berharap istrinya tenang.
" maafin adek mas.... Hikss... Yang kadang-kadang enggak nurutin ucapan Mas.
" Iya sayang, udah yah sekarang jangan nangis lagi "
" iya, tapi karena Nasya enggak boleh makan seblak sebagai gantinya Kita jalan-jalan di taman tempat pertama kali kita ketemu yah mas?".
" hmmm... Kalo gitu adek sekarang siap-siap dulu".
Nasya pun hanya menanggukan pertanda mengiyakan perkataan Fadlan.Skip taman
Setelah sampai di taman, Nasya kini sedang menunggu Fadlan yang tadi izin untuk membeli gulali karena Nasya yang menginginkannya.
Saat Nasya sedang asik-asik menunggu Fadlan di taman tiba-tiba saja ada yang menarik Nasya dan memeluk tubuhnya.
Siapa lagi jika bukan Aaron.
Aaron memang sering ke taman karena di sana ia berharap bisa bertemu dengan Nasya, seperti pertemuan terakhir mereka.Aaron yang melihat Nasya langsung saja menariknya ke dalam pelukannya. Bahkan Nasya belum berbicara sepatah kata pun. Terlebih dengan kelakuan Aaron ini yang membuat Nasya terkejut.
"le... Pas...". Nasya berusaha melapasakan pelukaan Aaron dari tubuh nya.
"Hikss... Hiks... " Nasya menangis karena Aaron yang memeluk tubuhnya dengan erat. Bahkan tidak membiarkan ada ruang di antara mereka.
"kamu kenapa nangis sayang?". Tanya Aaron setelah melepaskan pelukaannya.
Nasya langsung saja mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dari Aaron terlebih saat ini Fadlan belum kembali.
Aaron langsung menarik tangan Nasya dan enggan melepaskan nya.
Sedangkan dari kejauhan Fadlan yang melihat istrinya menangis langsung saja berjalan ke arah mereka berdua. Dada Fadlan naik turun pertanda jika ia saat sedang marah.
Bagaimana tida? Fadlan selalu berusaha agar tidak membuat istri cantiknya itu menangis eh malah orang lain yang tidak ia kenal membuat istrinya menangis tentu nya Fadlan tidak akan membiarkan itu terjadi.
" siapa kamu yang berani-berani nya buat istri saya nangis". Jangan harap jika Fadlan akan bertanya baik-baik. Nyatanya sekarang ia bertanya dengan nada tajam.
Nasya yang ketakutan karena perlakuan Aaron tadi, langsung saja bersembunyi di belakang punggung suaminya sembari memeluk Fadlan dari belakang.
Aaron yang melihat Nasya memeluk laki-laki lain yang ia tebak sebagai suami Nasya. Membuat Aaron marah.
" Nasya hanya milik saya, dan akan selamanya menjadi milik saya. LO kan laki-laki brengsek yang udah ngerebut istri gue".
Fadlan yang mendengar Aaron marah-marah membuat ia paham dan tau jika laki-laki ini adalah mantan suami Nasya.
Nasya telah menceritakan semua kisah hidupnya di masa lalu pada Fadlan tanpa terkecuali.
" istri kamu? Maaf yah tuan. Sekarang Nasya sudah jadi istri sah saya dan anda sekarang tidak punya hak atas dirinya".
" enggak, Nasya tetap istri saya. Nasya maaf dulu saya salah. Sekarang kamu pulang yah kita buat lembaran baru lagi".
Aaron berusaha menarik tangan Nasya.
Fadlan yang melihat hal itu langsung saja menyentak tangan Aaron dengan Kasar.
" kamu tidak punya hak untuk membawa istri saya, apa saya butuh mengingatkan anda jika anda sendiri yang telah membuang Nasya? Dan sekarang Nasya sudah menjadi istri saya dan saya berhak atas dia bukan KAMU!!?".
Fadlan langsung membawa Nasya kepelukannya dan berjalan meninggalkan Aaron yang sedang teriak tidak jelas.
" NASYA AYO PULANG SAYANG. MAAFIN MAS".
Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini.
Jangan lupa untuk vote dan komen 🤗.
_Hastina
20/4/21.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aisyah ( END)
Teen FictionAisyah zahra Anasya seorang wanita cantik yang selalu tabah dan sabar dalam menghadapi lika-liku dalam kehidupan nya, pengkhianatan sering kali ia rasakan dalam hidupnya hingga ia benar-benar lelah dan memilih untuk beristirahat. ia tak tau takdir...