Part 50

33.8K 3K 394
                                    

Nasya hanya dapat tertunduk malu, dan Nasya sangat yakin jika sekarang ini pipinya pasti sudah memerah setelah mendengar ungkapan cinta dari suaminya.

Sedangkan Fadlan yang melihat istrinya tertunduk malu hanya dapat mengembangkan senyumnya. Fadlan sangat bahagia saat melihat wajah Nasya yang memerah karena dirinya.

"ekhemm.... Udah dong mesra-mesaraan nya enggak kasihan apa sama kaum jomblo disini".

Mendengar godaan dari salah satu inti lucifer itu, membuat Nasya semakin menundukan kepalanya.

" kamu enggak usah dengerin mereka, angkat kepala kamu. Nanti mahkota bidadari aku jatuh". Bisik Fadlan yang hanya dapat di dengar oleh Nasya.

Nasya juga langsung mendongakkan kepalanya yang membuat fadlan mengembangkan senyumnya setelah melihat istrinya yang menuruti perkataan nya.

Setelah semua rangkaian acara pernikahan mereka selesai.
Fadlan dan Nasya pun pulang ke mansion pribadi milik fadlan.

Mereka pulang hanya berdua karena Reza katanya masih mau tinggal sama kakek dan neneknya sementara waktu.

Skip Mansion

Setelah sampai di mansion mereka. Fadlan langsung menggandeng lembut tangan Nasya dan menuntunnya untuk jalan bersama.

Sepanjang kakinya menaiki anak tangga, Fadlan bisa merasakan jantungnya memompa lebih cepat sama halnya dengan Nasya yang merasakan hal yang sama di rasakan oleh fadlan.

Setelah berdiri di depan pintu kamar mereka, Fadlan berusaha untuk menormalkan detak jantungnya seraya menarik nafas dan menghembusnya.

" kamu mandi duluan saja dek". Ucap Fadlan pada Nasya.

Nasya pun menuruti perkataan fadlan kemudian berjalan mengambil pakaian yang akan ia gunakan ke kamar mandi.

Sembari menunggu Nasya selesai mandi, Fadlan menunggu Nasya dengan duduk di sofa yang ada di kamarnya, lambat laun jantung Fadlan pun sudah kembali normal seperti biasanya.

Dan setelah menunggu kurang lebih 20 menit dan hampir saja Fadlan tertidur di sofa.

Fadlan bisa mendengar bunyi knop pintu yang di buka,ia bisa melihat Nasya yang keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama warna pink berlengan panjang dengan kepalanya yang masih ditutupi jilbab berwarna senada yang menunjukkan sisi imut Nasya yang jarang dilihat oleh Fadlan.

Karena masih terus memperhatikan Nasya, Fadlan tidak menyadari jika Nasya sudah berada di depannya.

"mas?". Nasya memanggil Fadlan bertujuan untuk menyuruhnya mandi, namun karena tidak mendapatkan respon dari fadlan. Nasya memilih untuk lebih mendekat kepada Fadlan.

"m.a.s".

Nasya sedikit menekan suaranya agar Fadlan tersadar dari lamunannya.

Fadlan yang mendengar Nasya memanggil nya langsung tersadar.

" Hah? Kenapa dek?

" Nasya sudah selesai mandi mas. Sekarang giliran mas lagi, biar bajunya nanti Nasya siapkan.

Nasya pun langsung menyiapkan pakaian tidur untuk Fadlan.

Tak butuh lama menunggu fadlan menyelesaikan ritual mandinya. Dan sekarang laki-laki itu sudah keluar dari kamar mandi.

Nasya yang melihat fadlan keluar dari kamar mandi langsung membalikkan badannya karena malu.

Bagaimana tidak, fadlan keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk. Tentu saja hal ini membuat Nasya malu.

" Mas, lain kali kalo pake baju di kamar mandi aja, Nasya enggak biasa "

Akhirnya Nasya mengeluarkan protesnya kepada Fadlan,berharap agar laki-laki itu tidak mengulangi hal ini lagi.

Namun dugaan Nasya salah, Fadlan bahkan hanya tersenyum mendengarkan protesan istrinya itu.

" yah itu artinya sekarang kamu harus dibiasakan dong, aku ini sekarang sudah jadi suami kamu. Jadi sah-sah saja kamu liat aku kaya gini. Aku milik kamu dan kamu milik aku, jadi dibiaskan yah sayang."

Nasya hanya diam saja sembari menunggu fadlan selesai berpakaian.

Nasya masih memilih diam, dan tak lama kemudian Nasya bisa merasakan kasur yang di dudukinya mulai bergerak. Nasya sangat yakin jika fadlan sedang berbaring disana.

Nasya sekarang merasa canggung sekali bahkan ia masih membelakangi Fadlan.

" dosa loh dek kalo munggungin suami". Ucap Fadlan.

Nasya langsung membalikan badannya setelah mendengar fadlan berbicara.
Nasya sangat tau akan hal tersebut, namun Sekarang ia belum terbiasa berdua dengan fadlan.

Fadlan yang melihat Nasya menunduk tertawa kecil melihat kelakuan istrinya ini.

Awalanya fadlan memang gugup, tapi sekarang ia mulai menikmati kegugupan nya itu. Toh ini wajar karena ia belum pernah berinteraksi dengan Nasya sedekat ini.

" Ya Allah istriku ini lucu banget sih, gemes aku tuh. Masa sama suami sendiri masih malu sih". Fadlan mencubit lembut kedua pipi Nasya.

Nasya hanya mengembungkan kedua pipinya.

" jangan di gituain pipinya"

"kenapa?".

" jadi tambah lucu, udah ya sayang".

Nasya yang mendengar panggilan sayang dari fadlan langsung saja menambah merah pipinya.

Nasya memilih rebahan di samping Fadlan.

Fadlan yang melihat Nasya langsung rebahan membuatnya mengeluarkan protesannya.

" kok masih pake jilbab?di buka aja yah sayang, kan mau tidur".

Mendengar protesan dari Fadlan membuat Nasya yang awalnya ingin memejamkan matanya kembali tertunda.

" malu" cicit Nasya yang di dengar oleh Fadlan.

" kenapa malu? Kan sama suami sendiri jadi enggak papa lah. Buka dulu aja kasihan nanti kamu tidurnya gerah".

Karena tidak ada pergerakan dari Nasya. Fadlan akhirnya mengulurkan tangannya untuk melepaskan jilbab Nasya.

" Nah gini kan enak, jadi kamu tidurnya lebih tenang. Sekarang ayo tidur ".

Belum selesai keterkejutan Nasya atas perlakuan Fadlan. Sekarang ia kembali di buat sangat terkejut, gugup, dan sulit bernafas karena kelakuan Fadlan.

Bagaimana tidak Fadlan langsung merengkuh tubuh kecil Nasya ke dalam pelukaannya.

"mas.. "

"ssstt... Sekarang kita tidur kaya gini aja yah. Aku enggak bisa diam aja padahal ada kamu di dekat aku. Enggak salah dong kalo aku meluk kamu. Aku sekarang suami kamu Nasya. Sekarang kita udah halal ngelakuin ini sama kamu, bahkan bakalan jadi pahala untuk kita. Sekarang kamu tidur yah pasti kamu capek. Dan izinin aku tidur sambil meluk kamu. Selamat tidur istriku, Assalamulaikum ".

" wa'alaikumsalam".

Nasya dan fadlan akhirnya menjelajahi alam mimpi mereka.

Sedangkan disisi lain di tempat yang berbeda saat ini Aaron sedang berada di club malam untuk melampiaskan kemarahannya terlebih setelah ia mendapatkan kabar bahwa Nasya telah menikah.

Aaron tidak bisa berpikir jernih lagi sehingga jalan satu-satu adalah melampiaskannya di club malam ini ditemani minuman-minuman haram serta perempuan yang menggunakan pakaian kurang bahan.

" hai sayang". Panggil salah satu perempuan yang sedari tadi memandang Aaron intens.

"Nasya". Entahlah Aaron hanya melihat wajah Nasya saat melihat perempuan ini.

Mungkin ini salah satu efek dari alkohol yang sangat banyak ia komsumsi.

Aaron lantas menarik perempuan tersebut dan mencium bibirnya sembari terus terbayang wajah Nasya.

Terimakasih atas kesediannya membaca cerita ini.

Jangan lupa untuk vote dan komen 🤗

_Hastina
19/4/21.

Transmigrasi Aisyah ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang