5. Rasa Yang Sesungguhnya.

1.2K 130 54
                                    







Suara bel rumah terdengar bersahutan dan tak sabaran. Moonbyul membuka mata lelahnya yang masih sangat mengantuk itu dengan terpaksa. Padahal hari ini hari libur, dan masih sangat pagi. Wanita yang nyayris berkepala tiga itu tadinya ingin mengabaikan saja suara bel tersebut dan kembali tidur. Akan tetapi, suara yang memanggil setelah bel itu terdengar seperti orang yang sedang terkena bencana.

"Moonbyul aku tahu kau di dalam! Buka!"

Moonbyul ingin sekali memukul orang yang sudah tak sopan bertamu sepagi ini saat membuka pintu, kalau saja tidak ingat siapa orang itu. Rasa kantuk Moonbyul hilang seketika begitu melihat wajah Seokjin yang gelisah, serta permintaan tak terduga yang keluar dari mulutnya.

"Byul, kau punya wig? Tolong dandani aku!"

.

.

.

Setelah mendengar yang Seokjin jelaskan, Moonbyul tak bisa berhenti untuk tertawa. Benar, perempuan itu menertawakan kemalangan yang menimpa Seokjin. Benar-benar tipikal sahabat sejati.

"Aku dibayar tidak? Lumayan make up-ku itu high end semua."

"Ayolah, Byul! Kalau aku punya uang aku akan pergi ke salon, bukannya pergi ke rumahmu!"

Moonbyul terkikik geli sembari langsung mendudukkan temannya tersebut pada sofa. Ia mengambil peralatan rias serta rambut palsu di lemari koleksinya.

Sementara itu Seokjin menunggu dengan gamang. Ia sebetulnya tak yakin dengan apa yang tengah ia perbuat. Bangun pagi ke rumah orang lain itu sangat bukan dirinya. Terlebih ia seperti ini hanya demi membantu orang yang baru menjadi temannya kemarin.

Yah, Seokjin pikir ini adalah caranya berbalas budi karena lelaki blasteran kemarin telah menjadi malaikat penolongnya. Ia juga bukan orang yang tak tahu berterima kasih pada orang yang baru dikenal.

Tak lama, sahabat perempuannya itu sudah datang dengan berbagai macam kebutuhan dandan. Seokjin menelan ludah ketika melihat wig di tangan Moonbyul yang sedang dirapikan. Ia bersumpah dalam hati ini adalah terakhir kalinya Seokjin menjadi perempuan.




"Ow sial, kok kau sangat cantik sih, Jin?"

Seokjin menatap dirinya dalam cermin yang sudah disulap menjadi perempuan cantik. Ia tak mengerti, jadi ini yang orang maksud sebagai cantik? Yang Seokjin lihat hanyalah wajah konyol dirinya yang sangat tidak alami.

"Trims, byul. Kau paling bisa kuandalkan."

.

.

.

.

"I- iya, kekasihku Soojin memang yang paling cantik."

Taehyung bergerak canggung dan merangkul pinggul Seokjin segera. Ia memaksakan senyum lebar pada Eunsang ketika Seokjin tak berhenti bergelayut pada tubuhnya. Bisa Taehyung lihat perubahan mimik wajah Eunsang yang menjadi tak bersahabat. Ia terlihat marah.

"Jadi yang seperti ini? Kekasih barumu aneh, Taehyung," balas Eunsang sinis. Ia mengabsen penampilan Seokjin dari atas sampai bawah.

"Hah? Aku? Aneh? Bukannya kau yang aneh. Sudah lama diputuskan oleh pacarku masih saja mengejarnya dengan tidak tahu malu? Jalani realitanya, jangan terobsesi pada kekasih orang, brengsek!"

Taehyung terkejut sewaktu Seokjin ternyata menanggapi perkataan Eunsang. Ia rupanya sangat mendalami peran sebagai kekasih Taehyung sampai rasa kesal yang Seokjin ucapkan terasa sungguhan. Iya, mendalami peran, terkecuali bagian suaranya yang masih rendah seperti lelaki.

BAD DEBT. (taejin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang