8. Jin's Service Pribadi.

1.3K 110 24
                                    

















Malam itu mata Seokjin sudah sangat bengkak. Ia tak bisa berhenti memikirkan keselamatan ayahnya di ruang operasi. Sudah tiga jam berjalan dan belum ada tanda-tanda operasi itu akan selesai.

Ayah Seokjin memang sudah lama disiapkan untuk transplantasi ginjal. Pendonornya sudah ada, dan sudah pernah melakukan serangkaian tes juga beberapa hari ke belakang. Hanya saja karena Seokjin belum siap secara finansial, operasi itu tak kunjung dilakukan.

Perjalanan dari Seoul menuju rumah sakit tempat ayah Seokjin dirawat berlangsung dramatis. Taehyung tak bisa fokus menyetir sebab Seokjin tak kunjung berhenti menangis, meracaukan soal ayahnya. Meracau soal tak mau ditinggal ayahnya sendirian. Taehyung berhasil menyetir dengan cepat setelah beberapa kali menggunakan rute memotong jalan.

Sesampainya di rumah sakit, operasi segera dilakukan. Taehyung mengurus semua administrasi saat Seokjin hanya berpikir tentang ayahnya yang segera dibawa ke ruang operasi. Ia hanya berpikir ayahnya harus selamat. Lalu sekarang ini Nenek Seokjin dan juga Taehyung setia menemani Seokjin dan menenangkan pria itu. Taehyung bahkan sudah membeli air putih dan roti, akan tetapi Seokjin tak mau menyentuhnya sama sekali.

"Seokjin kau pasti lapar, ini makanlah dulu."

Taehyung memegang kedua bahu Seokjin yang wajahnya tertunduk. Ia lihat air mata pria itu masih mengalir, seperti tak akan habis. Melihat itu semua menyakiti hati Taehyung. Ia mengusap air mata Seokjin berkali-kali. Meski tak bersuara tangis, tapi air mata Seokjin masih berjatuhan.

"Nak Taehyung, kau juga pasti lelah. Istirahatlah dulu. Aku yang akan menemani Seokjin."

Taehyung menoleh pada wanita lanjut usia yang rambutnya sudah beruban itu. Matanya sudah terlihat sangat sayu. Guratan-guratan di kening pertanda kulitnya sudah melewati waktu yang panjang. Ia memiliki mata yang mengingatkan Taehyung pada Seokjin.

Taehyung menolak untuk beristirahat. Ia lebih memilih menemani Seokjin yang kini sedang melamun. Taehyung membelai rambut Seokjin yang acak-acakkan, meniupi pelipisnya yang berpeluh. Seokjin memejamkan matanya. Perlakuan yang Taehyung berikan kepadanya membuat Seokjin sedikit tenang. Sekali lagi air mata yang berlinang itu diseka oleh bujari Taehyung. Seokjin membuka matanya. Ia merasa lebih baik sekarang. Ia tak tahu harus melakukan apa untuk membalas kebaikan Taehyung, mengingat rasa terima kasih saja tidak akan cukup.

"Nah, seperti itu. Berhenti menangis, kau harus tenang dulu, ya?" ucap Taehyung dengan amat lembut. Seokjin mengangguk lalu memalingkan wajahnya. Taehyung menyodorkan botol air mineral yang sudah dibuka.

"Terima kasih, nak Taehyung. Nenek bersyukur ternyata Seokjin punya teman seperhatian dirimu." Nenek Seokjin tersenyum.

"Nenek istirahatlah, aku sudah baik-baik saja. Aku yang akan menunggu ayah," ucap Seokjin dengan suara seraknya.

"Saya akan menemani Seokjin, nek," tambah Taehyung.

Nenek Seokjin mengangguk. "Kalau begitu nenek akan pulang dulu sebentar, nenek akan kembali membawa baju ganti untuk kalian."








***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAD DEBT. (taejin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang