"Ki, mau makan dulu gak?" Tanya ibu ke Kiana yang siap berangkat sekolah.
"Gak usah bu, Ki minum susu aja." Jawab si anak sambil menenggak susu hangat yang sudah di seduh ibu.
"Gak laper emang kamu?" Tanya ibu sambil memakaikan baju seragam putih merah ke adik laki-laki nya.
"Laper si, di bungkus aja deh bu,aku gak mau naber pas upacara." Jawab kiana
Ya itulah kebiasaan Kiana selalu men skip sarapan paginya karena Khawatir tiba-tiba mules, apalagi di hari senin seperti ini.
"Yaudah nanti ibu satuin sama bekel kamu." Ucap ibu. Kiana hanya menganggukan kepalanya.
Setelah selesai memakaian seragama adiknua Ibu pun bergegas untuk membuat bekal untuk Kiana.
"Kak.." Panggil Ayi, adik kiana.
"Apa?" Jawab kiana jutek, karena menurutnya gak ada faedahnya menggubris panggilan dan ucapan Ayi.
"Kakak tau gak orang yang nempatin rumah depan ganteng banget tau kak.." Ucap Ayi.
"Heh, anak kecil tau tauan cowok ganteng." Jawab Kiana sambil melotot ke Ayi.
"Ih ganteng kak, kayaknya pacaran deh nanti sama kakak.. Kan dia ada brewokan. Terus kakak kalo ngerjain sesuatu setengah-setengah." Jelas Ayi.
"Heh! Gak ada hubungannya kamu apaan si Yi, masih pagi ya. Kakak males ribut." Balas Kiana.
"Ihh kak Kii... Ayi serius tuh nanti dia jadi pacar kakak" Ucap Ayi sambil ketawa-tawa.
Kiana masih dia ogah menggubris ucapan Ayi.
"Eh tapi kayaknya gak cocok deh, kakak kan jelek dia ganteng." Sambung Ayi.
Tuh kan.
"Ayi! Kamu bisa diem gak? berisik banget!" Teriak Kiana emosi ke Ayi.
Kiana langsung menghabis kan susunya dan beranjak pergi ke dapur untuk pamit ke ibu lalu berangkat kesekolah.
Saat sedang menutup gerbang rumahnya tiba-tiba lelaki tampan tetangga baru Kiana menyapanya dengan manis.
"Pagi Ki.." Sapa Ari
"Iya om pagi.." jawab Kiana canggung
"Mau berangkat sekolah Ki?" Tanya Om Ari ramah.
"Iyalah om emang ada penampilan kayak gini mau kepasar!" Sarkas Kiana Ari dan dibalas dengan kekehannya.
'gilaa kok bisa orang seganteng ini jadi tetangga guaaaa' Tanya Kiana dalam hati.
"Om lanjutin aja ketawanya, Ki mau sekolah" Ucap Kiana dan meninggalkan Arii yang masih tertawa.
"Eh Ki.." panggil om Adi
"Apalagi?!" Tanya Kiana mulai sewot.
"Jangan sewot-sewot donk... Kamu kan jadi tambah cantik."
"Om udah siang Ki nanti gak dapet angkot!" Jawab Kiana semakin sewot.
"Maaf maaf, yaudah bareng saya aja. Searah kok Kantor saya sama sekolah kamu." Tawar Ari.
'Hmm tawaran yang menarik, uang ongkosnya bisa buat ditabung.. ' pikir Kiana.
Tanpa pikir panjang Kiana langusung mengiyakan tawaran dari Ari.
Kiana Pov
'Kok kayak ada yang jalan ya..'Ucap gua dalam hati.
Perjalanan gua dan om Ari udah setengah jalan. Tapi gua merasa ada yang kurang dan gerak gerik gua ternyata di perhatiin sama Om Ari.
"Kenapa Ki?"
"Kayak ada yang kurang om.." Ucap gue.
"Maksudnya?" Tanya nya sambil fokus menyetir.
"Iya... Topi udah,gesper udah,almet juga udah, uang jajan udah. Tapi tas kok enteng banget ya." Keluh gua sendiri.
"Coba inget-inget dulu.." Ucap Om Ari
Guapun mengingat-ingat kembali
'Apa iya gua lupa bawa laptop? Tapi kan hari ini gak ada presentasi.'
"Anjirrr!"
"Kenapa Ki?"
"Bekel Ki ketinggalan omm..." Melas gua.
Om Ari pun tertawa melihat kecerobohan gua.
"Ah ini mah sama aja boong! Dianter om hemat ongkos buat angkot pagi. Tapi tetep aja tekor!" Sewot gua.
Dan tangan Om Ari terangkat lalu membelai rambut gua.
Deg
"Ih apa si pegang-pegang!" Ketus gua.
"Abisnya kamu lucu, pengen saya peluk Tapi lagi nyetir." Celetuk Om Adi.
"Apaan sih! main pelak peluk, emang Ki cewek apaa!" Kesal gua.
"Hahaha saya bercanda kali.." Jawabnya.
Gak lama mobil pun berhenti di minimarket.
"Kita mau ngapain om?" Tanya gua.
"Ayo turun dulu." Ajak om Ari
Guapun turun dan mengkuti Om Ari yang ternyata menuju rak roti-roti dan makanan instan lain.
"Tuh pilih rotinya yang kamu mau." Ucap om Ari.
Karena uang gua pas-pasan gua akhirnya mengambil satu roti yang berharga 6500.
"Kok yang itu" tegur om Adi
"Uang Ki cukup beli yang ini doank om." Jawab gua dan langsung nyeluntur menuju ke kasir tapi keburu di tahan sama Om Adi.
"Sini mana rotinya.." minta nya.
Guapun menyodorkan roti yang gua ambil tadi. Dia taruh roti itu dan sebagai ganti dia ambil 2 bungkus roti sobek yang harganya 15000.
"Ih om apaan si! Uang Ki cuman 20ribu!" Sewot gua dan menaruh kembali roti sobek tersebut.
"Gak beli yang ini aja!" Ucapnya gak mau kalah.
"Om Arii!"
"Kiana"
"Om uang ki gak cukup!"
"Kamu mau berdebat aja sama saya? Gak mau sekolah jam berapa nih?" Tanyanya
"Tapi uang Ki--"
"Saya yang beliin" Ucapnya memotong omongan gua.
"Serius??" Tanya gua memastikan
"Iya"
"Tapi masa roti dua duanya.." Ucap gua.
"Terus kamu mau apa?" Tanya om Ari
"Roti sama onigiri 3.. boleh yaa!!" Ujar gua semangat.
"Ambil 10 kalo 3 takut kurang"
"Awww Makasih Om Adi.."
Guapun langsung mengambil 3 onigiri plus satu roti sobek lalu membawanya ke kasir.
Lalu Om Adi membayar belanjaan gua dan kita melanjutkan perjalan kita.
-----------------
"Kamu pulang jam berapa Ki?" Tanya om Ari setelah sampai di depan gerbang sekolah gua.
"Hah?"
"Kamu pulang jam berapa?" Tanya om Ari lagi.
"Ih Ki denger om, emang kenapa nanyain gitu?" Tanya gua balik.
"Mau jemput kamu" Ucap om Ari
Guapun menatap om Ari yang ada disebelah gua. "Becanda aja si om, Aku bisa pulang sendiri.." Jawab gua.
"Loh emang nya kenapa? Saya kan Khawatir sama--"
"Tetangga" Potong gua dan om Ari menatap gua.
"Om kita belum ada seminggu kenal loh, om aja belum ada satu hari jadi tetangga Ki. Terima kasih untuk perhatian,traktiran dan tumpangannya sekarang udah jam segini aku mau upacara. Hati-hati di jalan om tetangga." Ucap gua panjang dan langusung turun dari mobil om Ari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbor
Любовные романыSetelah hampir 18 tahun hidup dan tinggal dilingkungan tempat tinggalnya Kiana gak pernah menyangka akan mempunyai tetangga sekeren dan setampan Ari. Farel Arinaldi, seorang anak dari pengusaha kaya berumur 24 tahun yang nampaknya akan mewarisi ke...