Adi' pov
"Gimana rumah baru lo? Enak-enak tetangganya?" Tanya Kevin ke gue.
"Ya enak lah tetangganya asik-asik, emang di komplek." Jawab gua berbangga diri.
Sekarang gua dan teman-teman lagi berkumpul di ruangan gua.
Sebenernya si kita jarang kumpul di kantor kayak gini, biasanya diluar kayak di cafe atau di restoran.
"Bagus deh, kalo enak. Gua jadi kepengen bikin rumah juga di lingkungan rumah lo ri.." Jawab Kevin.
"Iya deh yang mau married.." celetuk Evan.
"Lo kapan nih ri?" Tanya Dani iseng
"Ya gue sii nunggu Mario berenti mainin cewek-cewek.." Jawab gua.
"Eitss jaga omongan lo bro.. Gua gak pernah mainin cewek"
"Halah... Belom aja lo apes anak orang lu bikin tekdung." Jawab Kevin.
Ya gitu deh kira-kira obrolan kita kalau lagi ngumpul.
Kita berlima udah berteman dari kita kelas 1 SMP. Dan entah kenapa di SMA dan kuliah kita selalu satu tempat walau beda jurusan aja.
"Mampirlah kerumah barunya Ari" Celetuk Mario.
"Dengan senang hati, tapi gang rumah gua gak bisa masuk mobil banyak, kalo cuman pake dua mobil bisa lah taro di garasi gua... Soalnya ya lo tau kan gang ke rumah gua pasti kecil, jadi lo kalo mau bawa mobil sendiri paling parkir di luar gang dan itu di pinggir jalan.." Jelas gua.
"Ohh gitu, yaudahlah gua sama Dani ikut mobil lo,nah Evan lo ama kevin. Gimana?" Usul Mario.
"Bolehh." Jawab gua dan di setujui oleh teman-teman gua.
Gua dan teman-teman langsung menuju rumah gua.
Setelah dekat dengan gang rumah gua.
Gua memutuskan untuk ikut memarkirkan mobil gua di parkiran pinggir jalan karena gak enak sama Kevin yang memutuskan parkir di pinggir jalan dengan alasan lebih mudah keluarnya.
Lalu setelah memarkirkan mobil gua dan kevin. Kita berjalan memasuki gang, jujur gua lebih suka tinggal di lingkungan yang kayak gini.
Orang satu rumah kenal dengan rumah-rumah lainnya. Beda kalo gua tinggal di komplek, kadang bertahun-tahun tinggal tapi gak kenal orangnya yang mana.
"Orang disini keliatan happy ya kayaknya.." celetuk Dani.
"Iya ya, seru juga kayaknya tinggal disini banyak anak-anak jadi rame." Sahut Evan.
"Iyakan.. Gak salah si gua bangun rumah disini.." Jawab gua bangga.
"Ya tapi gangnya sempit.." Sahut Mario
"Ya namanya juga gang Yo, yang lebar jalan tol!" Sahut Kevin.
Dari jauh Gua melihat seorang perempuan berseragam sekolah didepan pintu gerbang rumahnya.
"Ki!!" Teriak gua.
Seakan lupa dengan teman-teman gua, gua berjalan lebih cepat untuk menghampiri Ki.
"Kii!" Panggil gua sekali lagi.
"Apa?" Tanya nya
"Baru pulang?" Tanya gua basa basi.
"Enggak baru mau jalan!" Jawab dia bete.
Ya wajar si lagian udah jam segini pasti dia capek.
Dengan cepat Ki membuka gerbang dan sekarang dia ada di halaman rumahnya.
"Eh kii sebentar..." Ucap gua.
"Apa lagi sih om?! Ki capek mau istirahat!" Sewot Ki.
"Saya boleh minta nomor kamu?"
"Apa? Buat apaan?!" Tanya Ki.
"Ya enggak papa, emang salah kalo saya minta nomor tetangga saya?" Tanya gua.
"Yaudah sini hape om.." jawab Ki
Guapun memberikan hape gua ke Ki.
"Nih tuh! Udah ya ki mau masuk... Bye!" Ujar Ki.
Meninggalkan gua di depan pintu gerbangnya yang setinggi perut gua.
"Dih lo modus banget sama anak SMA.." Ujar Mario di belakang gua.
"Apaan si.. orang cuman tetangga." Sahut gua.
"Ya tetangga si tetangga, siapa yang tau kedepannya.." Jawab Dani.
"Apaan si Dan..." Ucap gua.
"Nih ya gua bilangin, anak seumuran dia tuh masih gampang lah di rayu-rayu. Soalnya mereka masih labil dan banyak mau kadang" Jelas Mario
"Lo semua ngaco tau gak... Udah yuuk daripada kita ngalor ngidul disini mending langsung masuk rumah gua." Ajak gua ke teman-teman gua.
-----------------------
Setelah kepulangan temen-temen gua. Guapun membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuh gua di kasur kesayangan gua.
Karena hari udah malem gua beranjak untuk menutup gorden jendela kamar gua.
Tapi gua urungkan ketika gua melihat ternyata kamarnya Ki bisa terlihat dari jendela kamar gua.
Gua bisa liat disana dia lagi duduk di meja belajar dan ya tentu saja dia lagi belajar.
Gua terus memperhatikan Ki, karena iseng gua ambil senter milik gua dan menyorotkan cahayanya ke arah Ki.
Saat dia tau dari mana cahaya itu berasal Gua langsung menelpon Kiana.
"Hai.."
'Apa?! Iseng banget si Ki lagi belajar!ganggu aja" Sewot Ki.
"Hahaha maaf ya.."
'Iya'
Setelah itu telpon pun tertutup. Dan Ki pun menutup hordeng jendelanya.
Guapun tertawa karena tingkah Kiana. Karena gak mau ganggu guapun menutup hordeng dan kembali merebahakan badan gua di kasur.
"Kalo di liat-liat kiana tuh manis juga ya orangnya.." ucap gua sambil tersenyum melihat profile picture nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbor
RomanceSetelah hampir 18 tahun hidup dan tinggal dilingkungan tempat tinggalnya Kiana gak pernah menyangka akan mempunyai tetangga sekeren dan setampan Ari. Farel Arinaldi, seorang anak dari pengusaha kaya berumur 24 tahun yang nampaknya akan mewarisi ke...