19. Berkemah part 2

284 29 7
                                    

Sekarang waktunya untuk tidur. Kla sedari tadi terduduk menatap Techno yang tengah mengganti bajunya. Dia kurang senang melihat sang kekasih memakai baju berlapis-lapis. "Phi, apa kau nggak kepanasan memakai baju sebanyak itu?" tanyanya.

"Kan di sini dingin, Kla. Jadi harus pake baju hangat."

"Ada aku yang bisa menghangatkanmu, Phi," ujar Kla menggoda No dengan senyuman nakalnya.

Tapi Techno nggak menghiraukan ucapan Kla. Dia malah mencari-cari sesuatu dan bertanya kenapa matrasnya hanya satu.

"Maaf, Phi. Sepertinya ketinggalan." Kengkla berpura-pura menyesal. Padahal, ini memang adalah rencananya. Termasuk yang berada di bawah bantalnya.

"Phi nggak mau tidur di sampingku?"

"Kalau begitu, aku akan tidur di luar saja jika phi keberatan tidur satu matras denganku."

Kengkla mulai berdiri dan hendak keluar dengan wajah sedihnya tapi, ditahan oleh Techno. "Bukan begitu, Kla. Aku hanya takut kau kesempitan jika berbagi matras denganku."

"Nggak, kok, Phi. Nggak pa-pa .... Malah, bukannya kita nggak akan kedinginan jika kita berdekatan?"

Techno pun mengangguk, direbahkan tubuhnya ke atas matras tipis yang anehnya bisa seempuk kasur pegas milik dia. Berapa puluh ribu Bath yang dia keluarkan untuk peralatan berkemah seperti ini? Pasti sangat mahal.

Techno merasa aneh, jantungnya bedegup kencang karena dia merasa jika orang yang ada di sampingnya tengah menatap dia. Meski dia nggak melihat sepenuhnya tapi, ujung matanya melihat itu.

"Jika aku tidurnya di atas Phi, pasti nggak sempit, deh!" Kla berceloteh nggak jelas.

No langsung menoleh ke arah Kla binggung dengan ucapan bocah itu. Kengkla tengah menatap ke atas, terdiam dengan senyuman yang nggak lepas.

Nggak memedulikan celotehan sang kekasih, Techno kembali berbalik memunggungi Kla. Dia sekuat tenaga memejamkan matanya berusaha untuk tertidur. Sampai akhirnya rasa ngantuk itu perlahan datang dan dia mulai masuk ke alam mimpi.

Tapi, itu nggak lama.

Tiba-tiba Techno merasakan sesuatu menyentuh tubuhnya. Dan bertambah masif menggerayanginya.

"Aku ngantuk, Kla," gumam Techno setelah sadar jika itu tangan Kengkla yang sedang bermain di area dadanya. "Kla ...," dia kembali bergumam sambil menyingkirkan tangan Kla.

Tapi, bukannya menyingkir, Kla malah memeluk Techno begitu erat. Dengan tangan tangan yang seduktif merasuk ke balik baju No dan tanpa permisi membangunkan para pentil di dada No.

"Apa yang kau lakukan, Kla?" Techno berontak dari serangan menjerumuskan itu. Tapi, pelukan Kla semakin mengerat.

Kengkla mengendus leher belakang Techno. "Biarkan seperti ini sebentar, Phi."

Techno diam, seolah setuju dengan permintaan Kla. Dia pun mulai merasa nyaman ketika bulatan kecil di dadanya dielus halus. Meski nggak dipungkiri sesuatu di bawah sana perlahan mulai bangkit dan dia tersentak kala merasa sebuah jilatan di leher dan embusan napas hangan menerjang cupingnya. Sontak membuat tubuhnya menegang, bergetar merespon rangsangan yang diterimanya. Membuat kantung yang hinggap lenyap entah kemana.

Berkali-kali Techno memperingat Kla untuk nggak bernapas di area cupingnya, itu membuat dia kegelian. Yah, yang namanya Kengkla, bukannya menjauh, dia malah menerjang leher Techno. Lidahnya menari di atas kulit putih nan licin itu, sambil sesekali mengecup, menyedot, dan meninggalkan bekas kemerahan di atas kulit putih itu.

Techno geram, dia berusaha keluar dari kungkungan Kengkla karena dia nggak mau kejadian seperti waktu itu terulang lagi. Tapi, pada dasarnya kekuatan Techno jauh di bawah Kla. Bukannya dia terlepas dari pelukan, No malah ditindih yang membuat dirinya berada di bawah.

Mengejar Cinta Phi Techno (Remake Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang