16. Tanggung Jawab

388 37 0
                                    

Pagi yang cerah, cahaya mentari masuk melalui celah gorden yang nggak tertutup rapat semalam. Menyeruak menyilaukan, membuat Techno yang tengah tertidur pun harus bangun.

Techno melihat ke sekitar, kepalanya begitu berat dan ditambah badannya terasa sakit semua. Techno sadar jika dia semalam tidur di kamar adiknya dan ....

"Heui!" Techno begitu terkejut mendapati Kengkla sedang tidur di sampingnya sembari tangan kanan Kla tersampir di atas kemalu—, "heui!" ujar Techno tambah terkejut dan di tambah saat menatap Kengkla, bocah tersebut sudah bangun dan berbalik menatapnya.

Sontak saja Techno bangun dari berbaringnya dan dia sadari jika bagian belakangnya begitu nyeri dibanding bagian tubuh yang lainnya.

"Oi! Oi! Ooii ... pantatku ...," Techno meringis kesakitan saat pantatnya mencoba didudukkan.

Kemudian Kla menyapa Techno, "Pagi, Phi ...," katanya agak malu-malu.

Tapi, Techno nggak menjawab. Dirinya malah memerhatikan keadaan dia dan Kengkla yang topless.

"Aku tahu Phi akan kecewa." Kengkla menunduk. "Aku tahu, pasti Phi nggak mau bertemu denganku lagi setelah kejadian semalam," ujarnya dengan raut wajah sedih, sembari memilin-milin ujung selimut yang sedang dia pakai.

"Memang apa yang terjadi semalam?"

Tiba-tiba hatinya menghangat seperti disirami cahaya mentari di pagi hari. Hatinya bersorak gembira karena Techno nggak ingat sama sekali dengan kejadian semalam. Ini seperti jalan dari Tuhan untuk mempermudah Kla mendapatkan Techno.

Dengan posisi yang masih menunduk, dan ekspresi sedih yang semakin dibuat-buat, membikin Techno khawatir apa yang telah terjadi di antara mereka semalam?

"Semalam kau memerkosaku, Phi," jawab Kla lemah.

Bagaikan disambar petir di siang bolong, Techno berteriak nista dan berkali-kali bertanya memastikan keabsahan pernyataan Kengkla barusan. Tapi, No juga semakin yakin mendapati dirinya tak memakai apa pun di balik selimut.

"Phi No pasti akan meninggalkanku, 'kan? Kengka bertanya dengan mata yang hampir berkaca-kaca.

Tangan kanan Techno menyentuh pundak Kengkla. "Heeeui ... kenapa kau berpikiran begitu, Kla?"

Kengkla menyentuh tangan kanan No dan menggenggamnya. "Itu artinya ... Phi akan bertanggung jawab?" tanyanya dengan raut muka yang berseri.

"Dai krab. Phi akan bertanggung jawab." Techno yakin dengan keputusannya. Meskipun hal itu terjadi karena dia mabuk dan nggak bisa mengontrol napsunya, Techno benar-benar merasa bersalah karena telah berbuat hal yang nggak senonoh pada Kengkla.

"Tapi, tunggu dulu. Bukannya aku yang memerkosa Kla? Lalu, kenapa pantatku yang merasa sakit?" Pikir No sekilas. Tapi, Techno mencoba membuang pemikirannya barusan. Terlebih, sekarang dia sedang melihat anak berwajah polos yang sangat Techno sukai walau dalam artian sebagai adik itu tengah menatapnya sendu.

"Jadi, mulai hari ini kita pacaran, kan?" tanya Kla polos yang membuat Techno terdiam.

Perlahan, tangan kla yang satunya menyentuh dada Techno. Pandangannya nggak beralih barang sedetik pun memerhatikan ekspresi Techno. Jemarinya mulai bergerak aktif menyusuri setiap inci area dada sewarna putih itu dan semakin turun ke bawah, ke area yang terselimuti. Sampai akhirnya jemari Kla sampai pada satu batang daging yang telah menjulang bak menara.

Techno nggak bisa menolak rangsangan itu. Seperti ganja yang membuatnya candu dan terus meminta lebih. Terkadang Techno memejam, menengadah, merseapi setiap sentuhan dan urutan jari-jari Kla pada juniornya. Dia begitu dimabukkepayang, membuat mulunya terbuka sedikit. Mengeluarkan desah tanpa suara.

Mengejar Cinta Phi Techno (Remake Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang