24. Terbongkar Part 1

237 13 4
                                    

"Kla, sudahlah. Kita menyerah saja dan mengakui kesalahan kita. Aku takut jika Phi No marah." Nic sudah sampai di rumahnya, dia terlihat frustrasi. Sedari tadi dia terus saja bolak-balik berharap solusi bisa hinggap ke otaknya.

"Nggak akan, Nic!!! Phi No akan benar-benar membenciku jika dia tahu kecelakaan yang kita buat itu hanya sebuah rekayasa." Nada bicara Kengkla agak tinggi. Dia bersikeras untuk menyelamatkan hubungan cintanya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Nic terlihat mulai panik. "Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana caranya meminta maaf pada Phi No? Pasti Phi Type sudah memberitahu semuanya."

Kengkla menggelang. "Nggak, Nic," ujarnya. "Nggak, masih ada harap-"

Nahas, ucapan Kengkla terpotong oleh gebrakan pintu. Di sana terdapat sosok Techno yang sedang berdiri dengan raut wajah penuh dengan berbagai emosi. Marah, kecewa, semuanya begitu kentara. Nic melongo, mulutnya tertutup rapat melihat sang kakak ternyata sudah mengetahui semua borok mereka. Bahkan dari mulut mereka sendiri.

Techno menghampiri mereka berdua. Mendekat ke arah Kengkla yang tengah duduk di tepi ranjang dekat nakas. Jelas terlihat wajah emosionalnya, menahan tangis dan amarah yang membuat kedua mata dia memerah. Dan tiba-tiba saja, Techno meraih segelas air yang ada di nakas dan tanpa aba-aba menyiramkannya pada Kengkla. Lalu, melempar juga gelas yang dipegannya pada tubuh Kla.

"Heui, Phi. Jayen, jayen. Jayen-yen. Akan kujelaskan." Nic menenangkan kakaknya, berharap argumentasi yang dia keluarkan bisa membela sang sahabat. Karena bagaimana pun dia ikut andil dalam semua rencana yang Kengkla susun.

"Diam, kau Nic! Masih saja kau mau membelanya?" Techno menunjuk cowok yang barusan dia perlakukan buruk itu. "Aku nggak habis pikir kalau kau akan mengulang kesalahan yang sama. Apa sebegitu nggak pantasnya aku mendapat ketulusan dari kalian sehingga kekasih dan adikku sendiri dengan tega membohongiku!?" Hardikan Techno begitu membahana. Meski wajahnya menatap sang adik, tapi jari dan ucapannya lebih sangat ditunjukan pada orang yang sedari tadi menunduk, dipenuhi cucuran air mata dan mulut yang terkunci.

Ya, Kengkla. Bahkan detak jantungnya seakan berhenti sesaat ketika indra pendengarannya menangkap ucapan sang kekasih yang begitu terluka karena dirinya.

"Nic ...." Techno terisak, air matanya perlahan keluar dan nggak bisa dibendung lagi. "Apa kau puas mebodohi phi-mu ini? Aku kakakmu, Nic," katanya sembari mengguncang bahu sang adik.

"Apa yang kau dapatkan dari dia sampai-sampai kau memilih bekerjasama untuk membohongiku?"

"Apa ... apa kau pikir dengan kumemercayai setiap omongan kalian itu, kalian anggap sebagai sebuah lelucon? Apa kalian nggak pernah sekalipun kalian berpikir tentang bagaimana dengan perasaanku? Hah?"

Semua ucapan Techno terasa seperti goresan silet yang menyayat-nyayat hati Kengkla. Dia nggak bisa bergerak sama sekali, seolah kehilangan tenaga begitu saja. Bahkan untuk membuka mulutnya pun saja untuk membela diri, dia nggak mampu.

Ia begitu kecewa dengan dirinya sendiri. Kalau saja orang lain yang membuat kekasihnya menjadi begini, sudah pasti Kengkla akan menghajarnya.

Tapi, sekarang dia yang telah menyakiti kekasihnya sendiri. Phi No-nya. Sekarang pun nggak ada yang bisa dilakukannya selain mengutuk diri sendiri.

Tencho begitu marah, hingga-hingga ingin rasanya dia memukul cowok yang hanya terpaku di pinggir kasur milik adiknya itu. Meski begitu, dia juga sadar jika dirinya juga salah. Dia terlalu naif. Dia selalu berpikir jika seorang playboy seperti Kengkla itu bisa berubah dan dengan tulus mencintainya. Tetapi, Techno salah. Selama ini nasibnya nggak jauh berbeda dengan mantan-mantan Kengkla yang lainnya. Dengan berakhir menjadi bahan mainannya saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar Cinta Phi Techno (Remake Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang